• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Mengetuk Pintu Langit Melalui Do’a dari Para Ulama

Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, namun yang paling penting hari ini kita terus melantunkan harapan kepada Allah Swt, mencoba mengetuk pintu langit melalui do’a dari para ulama.

Muallifah Muallifah
11/07/2021
in Pernak-pernik
0
Ulama

Ulama

120
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Segalanya kian berubah, mulai dari kebiasaan sebuah pertemuan yang biasa menginap di hotel, makan bersama, pelatihan bertemu dengan orang-orang secara langsung serta komunikasi dan ngobrol bersama.

Kini semuanya berubah, satu tahun berlangsung dengan kehidupan yang serba terbatas, kita sudah terbiasa dengan pertemuan virtual, terbiasa pindah dari zoom ke zoom yang lain, bahkan mengikuti beberapa zoom sekaligus untuk mendapatkan ilmu, atau sekedar menghadiri sebuah rapat bahkan ada pula yang menjadi peserta sekaligus pelaksana dalam sebuah rapat.

Pertemuan, rapat diskusi offline yang dihadiri oleh banyak orang dalam sebuah gedung, kini sudah jarang kita jumpai, lambat laun  kita nyaman dengan aktifitas online yang tidak kunjung selesai. Sayangnya, kenyamanan macam ini terus berlarut-larut menciptakan kesedihan tatkala grafik kematian akibat covid-19 semakin meningkat. Tahun ini, kita menghadapi cobaan yang luar biasa, angka kematin meningkat dibandingkan tahun lalu. Umur virus ini sudah mau 2 tahun, muncul dengan banyak varian dan begitu mematikan.

Kehilangan pekerjaan, orang terdekat, bahkan harapan hidup seperti menyatu. Yang tersisa hanyalah nafas untuk hidup dari hari ke hari. Tidak ada ambisi yang paling besar ditengah kehimpitan saat ini selain masih bernafas diesok hari, tidak demam, dan masih bisa melihat keluarga baik-baik saja, atau jika hanya sekedar “say hello” melalui smartphone. Hal kecil semacam itu menjadi anugerah terindah ditengah pandemi.

Negara Indonesia kini memiliki prestasi baru, yakni penambahan kasus covid-19 terbesar, bahkan menajdi 5 tertinggi di dunia. Berdasarkan data dari Worldometers.info pada Rabu, 7 Juli 2021 pukul 09.29 WIB, Indonesia menempati urutan ketiga dalam penambahan kasus harian Covid-19.  Tercatat, ada penambahan sebanyak 31.189 kasus di Indonesia pada Selasa, 2 Juli 2021.

Baca Juga:

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

Angka ini ada di bawah Brazil yaitu 62.504 kasus dan India sebanyak 43.957 kasus.  Dari sumber yang sama, di urutan keempat ada Inggris dengan penambahan kasus 28.773 dan Colombia, di posisi kelima, dengan penambahan 26.721 kasus.

Tidak ada yang bisa kita impikan dalam kondisi demikian, selain impian agar virus cepat berlalu dan bisa hidup tanpa virus yang mematikan ini. atau justru kita akan terus berdampingan hiudp dengan virus tanpa rasa takut. Namun, ketakutan ini sulit sekali hilang tatkala mendengar kabar wafatnya para ulama yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Ibarat sebuah pepatah, “sudah jatuh tertimpa tangga”, sakit rasanya ketika mendengar kabar kepergian para ulama yang kita jadikan panutan dalam hidup. Belum lagi dengan kepergian yang secara tiba-tiba dan seolah-oleh bergilir, kita belum siap kehilangan orang-orang yang dekat dengan Allah, menyampaikan ilmu Allah dan senantiasa memberikan ilmu kepada anak cucu kita.

Tidak ada aksi yang bisa dilakukan selain mematuhi protokol kesehatan sangat ketat dan terus berusaha untuk hidup dari hari ke hari. Menumbuhkan semangat semacam ini perlu kekuatan spiritual yang begitu kuat sebagai motivasi untuk diri sendiri. Sebab bagaimanapun, virus yang mematikan ini adalah makhluk Allah Swt.

Doa dan harapan yang dipanjatkan oleh para ulama, mulai dari kegiatan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) yang dikemas dengan istighosah, khataman dan doa, serta berbagai kegiatan keIslaman lainnya oleh para komunitas ormas. Meski dilaksanakan secara online, nyatanya kegiatan semacam ini tidak menghilangkan value yang bisa diambil oleh masyarakat untuk menambah imun agar terus berjuang hidup.

Kita tidak tahu kapan pandemi ini berakhir, namun yang paling penting hari ini kita terus melantunkan harapan kepada Allah Swt, mencoba mengetuk pintu langit melalui do’a dari para ulama. Para ulama yang kita percaya memiliki keilmuan agama yang mumpuni, kita berharap bahwa melalui doa-doa dan harap yang besar, virus mematikan ini segera dihilangkan dari kita semua.

Dengan segala usaha yang kita berikan dan berbagai lantunan shalawat yang dipanjatkan, mari kita bersatu membangun optimisme masyarakat bahwa virus ini akan berlalu seiring berjalannya waktu. Tentu sikap optimis ini harus diiringi dengan usaha menekan laju virus dengan mematuhi prokes dan aturan pemerintah terkait PPKM. Sebab ketika segala ikhtiar dan doa sudah dipanjatkan, selanjutnya mari kita tawakkal. Wallahu a’lam. []

 

 

Tags: DoaDoa Ulama PerempuanKongres Ulama Perempuan IndonesiaPandemi Covid-19PPKM Darurat Jawa Balishalawatulama perempuan
Muallifah

Muallifah

Penulis asal Sampang, sedang menyelesaikan studi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tinggal di Yogyakarta

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version