• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Personal

Menghadapi Quarter Life Crisis, Apakah Tanda Kurang Iman?

Alih-alih termotivasi, melihat pencapaian orang lain di media sosial, justru kerapkali menimbulkan perasaan tak berharga, iri dengki, dan menjauhkan diri dari rasa syukur

Belva Rosidea Belva Rosidea
05/09/2023
in Personal
0
Quarter Life Crisis

Quarter Life Crisis

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Hampir semua dari kita ketika semasa kecil ingin cepat –cepat tumbuh dewasa sebab membayangkan kehidupan sebagai orang dewasa sungguh menyenangkan. Bisa melakukan apa-apa dan bebas kemana-mana. Ketika dewasa, nyatanya tak demikian, justru ingin kembali ke masa kanak-kanak ketika tanggung jawab hidup seolah hanya sekadar makan sayur dan harus tidur siang.

Realita kehidupan manusia dewasa memang tak mudah. Hari-hari yang kita jalani tak luput dari berbagai tanggung jawab yang memaksa untuk bisa terselesaikan. Belum lagi di era globalisasi seperti saat ini, di mana teknologi informasi dan komunikasi begitu mudah kita akses kapan saja dan dimana saja. Termasuk dalam hal melihat pencapaian orang lain di media sosial.

Hidup menjadi terasa tak berarti apa-apa sebab sibuk membandingkan diri dengan pencapaian-pencapaian orang lain yang kita merasa jauh lebih hebat. Lalu kita terjebak dalam perasaan insecurity tak berkesudahan. Dalam psikologi, fenomena demikian kerap menyerang para dewasa muda yang kita sebut dengan istilah quarter life crisis. Lalu wajarkah sebagai individu yang beragama merasa demikian?

Ketidakpastian Pencarian Jati Diri

Quarter life crisis merupakan suatu periode ketidakpastian dalam pencarian jati diri yang dialami individu pada usia pertengahan 20 hingga awal 30 tahun. Di mana pada masa ini individu dihantui perasaan takut dan khawatir terhadap masa depannya, termasuk dalam hal karier, relasi, dan kehidupan sosial.

Ada banyak faktor yang turut melatarbelakangi lahirnya fenomena quarter life crisis dalam diri seseorang. Seperti yang sudah saya bahas sebelumnya. Media sosial menjadi salah satu penyebab paling sering seseorang menjadi sibuk membandingkan diri dengan pencapaian orang lain.

Alih-alih termotivasi, melihat pencapaian orang lain di media sosial, justru kerapkali menimbulkan perasaan tak berharga, iri dengki, dan menjauhkan diri dari rasa syukur. Melihat hidup orang lain yang seolah berjalan begitu mulus dan mudah dalam meraih cita-cita dan apapun yang mereka inginkan. Sedangkan diri ini seolah-olah hanya jalan di tempat tanpa pencapaian yang bermakna.

Baca Juga:

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Selain itu, ketidakselarasan antara keinginan individu dengan tuntutan lingkungan juga menjadi penyebab quarter life crisis yang kerapkali luput kita sadari. Hidup dalam lingkungan yang tidak selaras dengan keinginan maupun nilai-nilai yang kita yakini tentu melelahkan. Misalnya: budaya menikah untuk anak perempuan sebelum umur 25 tahun.

Maka, ketika seorang perempuan yang hidup di lingkungan tersebut mendekati umur 25 tahun atau bahkan sudah melampauinya namun belum ada keinginan untuk menikah atau memang belum menemukan yang tepat, tentu meresa tertekan. Bisa saja lama kelamaan akan mempertanyakan apa yang salah dalam diri dengan beragam pertanyaan seperti, “mengapa jodohku belum datang?”, atau bahkan pertanyaan rendah diri seperti “apakah aku memang tak layak dicintai?”.

Fokus Pada Tujuan

Quarter life crisis memang wajar menghampiri, namun sebagai seorang muslim tentu tidak baik jika berlarut larut di dalamnya tanpa berupaya menjadi lebih baik. Selain itu, fokus pada tujuan diri sendiri dan berhenti membandingkan hidup dengan kehidupan orang lain harus terus kita upayakan.

Tujuan dan target hidup tiap orang jelas tak sama, demikian pula waktu dan jalan untuk menjemputnya. Terus menerus membandingkan diri dengan pencapaian orang lain hanya membuang-buang waktu dan bisa saja membuat diri sendiri lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya kita cari.

Mengembalikan segala kegundahan hidup sesuai petunjuk al-quran akan memberi ketenangan dan harapan dalam menghadapi keadaan demikian.  Ada banyak ayat dalam al-quran yang mengarah pada jawaban untuk mengurangi quarter life crisis. Di antaranya adalah QS. Az-Zumar ayat 53, yang artinya:

“Katakanlah, “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Dalam tafsir Al-Qur’anul Majid, Hasby As-Siddieqy mencantumkan riwayat dari At-Thabari yang mengemukakan beliau mendengar Ibnu Abbas berkata: “Ayat yang paling banyak membuka harapan adalah ayat 53 dalam surat Az-Zumar…”. Ayat tersebut memberi perintah untuk senantiasa yakin dan tidak berputus asa dalam memperjuangkan segala mimpi-mimpi baik.

Ikhtiar Doa, dan Tawakkal

Tentunya, segala sesuatu yang kita harapkan akan terwujud jika diiringi dengan ikhtiar, doa, dan tawakkal. Sebagaimana perintah ikhtiar dalam QS. Ar-Ra’d ayat 11, yang artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Anjuran untuk berdoa dalam QS. Al-Baqarah ayat 45, yang artinya: “Mintalah bantuan (kepada Allah) melalui ketabahan dan doa”. Lalu, yang tak kalah penting adalah tawakkal sebagaimana perintahNya dalam QS. Ali Imran ayat 159, yang artinya:

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal pada-Nya”.

Tawakkal akan menjadikan kita tetap berprasangka baik kepada Allah. Apapun hasilnya karena sebagai manusia penting untuk tetap mengingat bahwa, tugas kita hanyalah berusaha sedangkan hasil adalah mutlak urusanNya. Maka dengan demikian, kita akan selalu yakin bahwa apapun yang terjadi dalam hidup ini adalah yang terbaik dariNya. []

Tags: Jati DirikehidupanmanusiaQuarter Life Crisistakdir
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Inspirational Porn

Stop Inspirational Porn kepada Disabilitas!

19 Mei 2025
Kehamilan Tak Diinginkan

Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

18 Mei 2025
Noble Silence

Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

17 Mei 2025
Suami Pengangguran

Suami Pengangguran, Istri dan 11 Anak Jadi Korban

16 Mei 2025
Keadilan Semu

Membuka Tabir Keadilan Semu: Seruan Islam untuk Menegakkan Keadilan

15 Mei 2025
Memahami Disabilitas

Memahami Disabilitas: Lebih Dari Sekadar Tubuh

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version