Mubadalah.id – Menurut KBBI, bahagia merupakan suatu keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan). Definisi lain menyebut bahagia sebagai suatu keberuntungan. Selain menjadi tujuan hidup, bahagia juga sebagai kunci dalam menjalani kehidupan. Menjadi ibu yang bahagia adalah dambaan setiap perempuan sekaligus keberuntungan bagi setiap anak.
Dewasa ini, banyak sekali ilmu parenting yang bermunculan dalam jagad dunia maya. Bagus kok, namun jika porsinya berlebihan maka tidak menutup kemungkinan dapat membuat ibu muda, bahkan calon ibu berlaku intervensi kepada buah hatinya. Alih-alih mendidik justru memaksa anak agar sesuai keinginan orang tuanya.
Realitas sosial dalam menanggapi ilmu parenting
Bahkan tidak sedikit ibu muda yang mengabaikan ilmu parenting karena merasa susah menjalankannya dalam realitas kehidupan nyata. Kunci keberhasilan parenting hanya satu, berbagi peran dengan pasangan, dan jadilah ibu yang bahagia.
Ibu yang bahagia adalah ia yang menerima dan menghargai setiap proses tumbuh kembang anaknya. Tidak perlu membanding-bandingkan dengan anak lainnya. Sudah barang tentu akan berbeda. Alih-alih memacu semangat anak justru menjadi toxic parenting yang dapat menurunkan rasa percaya diri dan self concept anak.
Berhentilah untuk menuntut anak. Lakukanlah yang terbaik untuk anak tanpa meminta balasan apapun. Kadang, orang tua memaksa anaknya untuk menjadi hebat. Namun, apakah kita sudah menjadi orang tua yang hebat?
Support system sangat penting bagi seorang ibu
Lingkungan yang positif dan membangun serta kehadiran suami secara lahir maupun batin adalah stimulus terbaik agar seorang istri (sebagai ibu dan calon ibu) mampu menjadi ibu yang bahagia. Lingkungan yang kurang mendukung bagi ibu baru pasti akan kesulitan beradaptasi.
Secara pengalaman memang belum banyak, namun secara perasaan jutru lebih sensitif. Maka tidak heran jika diminta untuk ini dan itu ibu baru akan melakukannya dengan setengah hati.
Menjadi ibu tidaklah mudah, ia akan melalui fase baby blues hingga menghadapi anak yang mulai tantrum (ledakan kemarahan) di setiap level pertumbuhannya. Dalam melalui fase tersebut, seorang ibu perlu dukungan orang-orang di sekitarnya.
Selain unsur eksternal, Seorang ibu juga harus bertanggung jawab atas internal dirinya. Maksudnya, untuk menjadi ibu yang bahagia ia tidak bisa bergantung sepenuhnya kepada orang lain. Siapapun, khususnya seorang ibu harus bahagia dengan prinsip dan self concept positif yang terbangun dalam dirinya.
Tips untuk menjadi ibu yang bahagia
Selain support system, ibu yang bahagia adalah ia yang bersedia berlatih mengelola stress. Saat emosi sang ibu baik dan stabil maka dalam mengasuh anak akan lebih optimal. Anak adalah peniru ulung, jika ibunya mendidik dengan penuh rasa bahagia, ia juga akan tumbuh dengan bahagia. Beberapa penelitian menyebutkan, anak yang tumbuh dengan bahagia dapat memiliki emosi yang positif.
Selanjutnya, menjaga pola hidup sehat. Tubuh yang sehat akan nyaman melakukan apapun, termasuk tugas pengasuhan akan lebih optimal.
Jika seorang ibu sakit maka seisi rumah akan merasa kurang baik-baik saja, betul adanya bahwa ibu adalah jantungnya rumah tangga. Meski lantas tak menjadikannya sebagai beban ganda, dan eksploitasi berlebihan. Untuk menjaga tubuh agar tetap fit, rutinlah berolah raga, menjaga pola makan teratur, dan istirahat yang cukup.
Terakhir, sempatkan untuk me time yaitu melakukan kegiatan yang disukai. Tidak perlu lama atau terlalu sering, yang penting cukup bagi seorang ibu agar merasa refresh. Bisa dengan menonton film, pergi ke salon, makan makanan favorit, atau hal-hal lainnya yang dapat mengisi energi kembali.
Menjadi ibu yang bahagia sangat berpengaruh besar bagi tumbuh kembang anak. Anak akan merasa bahagia jika setiap perkembangan dalam kondisi yang membahagiakan bersama orang yang tersayang. Energi positif ibu yang bahagia dapat mengalir ke anak sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berperilaku baik dan dapat mengontrol emosi hingga dewasa nanti. []