Mubadalah.id – Kitab Nabiyurrahmah karya Syekh Dr. KH. Faqihudin Abdul Kodir menjadi refleksi mendalam tentang misi kasih sayang yang diemban oleh Kanjeng Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan ke semua makhluk hidup.
Hal tersebut disampaikan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putri KHAS Kempek, Cirebon, Nyai Tho’atillah Ja’far, pada Khataman dan Ijazah Kubro Kitab Nabiyurrahmah yang digelar pada Minggu, 17 November 2024.
“Kitab Nabiyurrahmah tidak hanya mengupas hadis-hadis tentang kasih sayang, tetapi juga menggambarkan narasi Islam yang inklusif, penuh empati, dan menghormati keberagaman seluruh makhluk,” kata Nyai Tho’ah, sapaan akrabnya.
Masih dalam Kitab Nabiyurrahmah, Nyai Tho’ah menegaskan bahwa kasih sayang Nabi Muhammad tidak terbatas pada umat muslim semata. Melainkan mencakup seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya.
“Inilah inti dari konsep rahmatan lil alamin, sebuah misi yang menempatkan Islam sebagai agama yang membawa rahmat untuk semesta alam,” ucapnya.
Oleh sebab itu, menurut Nyai Tho’ah kitab ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana Islam menekankan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesamanya, manusia dengan alam, dan manusia dengan Sang Pencipta.
“Melalui pemahaman ini, Islam muncul sebagai agama yang tidak hanya menitikberatkan pada spiritualitas individu. Tetapi juga pada kepedulian terhadap keberlangsungan hidup bersama,” tegasnya.
Merefleksikan dan Mewujudkan Kasih Sayang
Ia juga mengaku bahwa Kitab Nabiyurrahmah tidak hanya menawarkan konsep. Tetapi juga mengajak pembaca untuk merefleksikan dan mewujudkan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari hubungan keluarga, interaksi sosial, hingga perlakuan terhadap alam, kitab ini menjadi pemandu praktis untuk menghidupkan nilai-nilai rahmat Allah.
“Kasih sayang adalah wujud nyata dari hubungan kita dengan Allah SWT. Semakin kita menunjukkan kepedulian kepada sesama dan lingkungan, semakin nyata pula rahmat-Nya yang kita tebarkan,” paparnya.
Selain itu, kata Nyai Tho’ah, kitab ini juga menjadi pengingat pentingnya membangun narasi Islam yang inklusif dan menghargai keberagaman. Kasih sayang yang Nabi Muhammad Saw ajarkan melintasi batas-batas suku, agama, dan bangsa.
“Dengan menghidupkan semangat ini, Islam hadir sebagai kekuatan moral yang menyatukan, bukan memecah belah,” tuturnya.
Oleh sebab itu, lanjutnya, bagi siapa saja yang ingin memperdalam makna kasih sayang dalam Islam, kitab Nabiyurrahmah adalah rujukan yang layak. Pesan-pesannya menyadarkan bahwa hubungan yang harmonis antara manusia, alam, dan Allah SWT bukan hanya tujuan spiritual. Tetapi juga fondasi bagi kehidupan yang damai dan penuh berkah.
“Kitab Nabiyurrahmah mengajarkan bahwa rahmat Allah tidak hanya dirasakan melalui ibadah ritual. Tetapi juga dalam bentuk kepedulian nyata kepada sesama dan lingkungan. Dengan perspektif yang menyegarkan, Nabiyurrahmah mengembalikan kita pada esensi Islam sebagai agama kasih sayang dan rahmat bagi seluruh alam,” tukasnya. []