Mubadalah.id – Nazhirah Zainuddin merupakan salah sosok ulama perempuan yang sering kali melakukan debat dan polemik dengan sejumlah ulama besar universitas Islam tertua di dunia, Al-Azhar, mengenai isu-isu perempuan.
Ia menolak keras pandangan keagamaan yang mendiskriminasikan hak-hak kemanusiaan perempuan. Kritiknya ditulis dalam buku As-Sufur wa al-Hijab. (Baca juga: Nabawiyyah Musa: Sosok yang Membuka Kesetaraan Pendidikan di Mesir)
Kritikan Nazhirah cukup tajam, mengena, bahkan dapat dikatakan sebagai mendekonstruksi pandangan keagamaan konservatif yang diwakili para ulama dari universitas Islam terkemuka di dunia itu.
Ia tampil dengan pikiran-pikiran yang berani dan membuat perseteruan dengan kaum ulama melalui argumen-argumen keagamaan yang sama. Serta dari referensi yang sama. Tetapi dengan interpretasi yang berbeda. Dan, karena itu, ia mampu menghasilkan produk pemikiran yang berbeda.
Kajian Nazhirah mengenai topik yang ia bicarakannya ia lakukan dengan menganalisis secara langsung dari sumber Otoritatif Islam: al-Qur’an dan Hadis Nabi Saw. (Baca juga: Nazhirah Zainuddin: Sosok Pembela Kaum yang Tertindas dan Terdiskriminasi)
Bahkan hal tersebut sambil melakukan studi komparasi dengan kitab-kitab tafsir klasik, seperti tafsir Baidhawi, Khazin, Nasafi, Thabari, dan lain-lain.
Ia juga menguasai kitab-kitab fiqh dan pendapat-pendapat ulama mazhab fiqh yang selalu menjadi rujukan fatwa keagamaan.
Kemampuannya memahami kitab-kitab klasik tersebut tidak bisa kita ragukan lagi. Selain itu, ia mengajak para ulama untuk melihat fakta-fakta perkembangan dan perubahan sosial budaya dan politik. []