Mubadalah.id – Jika transfer ilmu pengetahuan dapat dilakukan melalui pengajaran, pembentukan pola tingkah laku merupakan tujuan dari pendidikan.
Pendidikan adalah transfer budaya, sementara kebudayaan masyarakatmana pun mengandung unsur-unsur akhlak atau etik, estetika, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Tingkah laku manusia tidak selamanya logis, sebaliknya sebagian besar perilaku manusia justru terbangun melalui pembiasaan.
Orang yang sudah biasa bangun pagi tetap saja bangun pagi meski tidurnya terlambat. Enaknya masakan pedas bagi seseorang, misalnya, adalah bukan masalah logis tidak logis, tetapi lebih pada pembiasaan rasa.
Demikian juga bersih, tertib, disiplin juga tertanam melalui proses pembiasaan. Orang yang telah memahami logika kejujuran tidak otomatis menjadi orang jujur. Sebaliknya boleh jadi pengetahuan justru digunakan untuk mengelabui orang-orang lain yang berpikir jujur.
Begitu pula sopan santun adalah sesuatu yang tidak mesti logis, tetapi ia terbentuk melalui pembiasaan. Dalam pembentukan karakter seseorang, hal-hal yang perlu kita jadikan kebiasaan tingkah laku adalah sopan santun atau etika, kebersihan dan kerapian, kejujuran, serta disiplin.
Pembiasaan Tingkah Laku Sopan
Sopan santun atau etika adalah akhlak yang bersifat lahir. Ukuran sopan santun bertumpu pada cara pandang suatu masyarakat.
Artinya, suatu tingkah laku yang dipandang sopan oleh suatu masyarakat mungkin dipandang sebaliknya oleh masyarakat lain, disebabkan cara pandang yang berbeda.
Sopan santun kita butuhkan ketika seseorang berkomunikasi dengan orang lain, dengan penekanan terutama:
Pertama, kepada orang yang lebih tua, yaitu orangtua, guru, atau atasan. Kedua, kepada yang lebih muda, yaitu anak, murid, atau bawahan. Ketiga, kepada orang yang setingkat, sebaya usia maupun setingkat status sosial. []