Mubadalah.id – Dalam pandangan Islam, peran orangtua dalam mendidik anak sangat penting untuk menentukan masa depan anaknya. Pernyataan Nabi Saw., sebagaimana hadis dari al-Bukhari, menganalogikan peran orangtua terhadap agama yang anak pilih sebagai berikut:
“Setiap anak lahir dalam keadaan suci, maka kedua orangtuanya yang membuatnya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
Dalam hal pendidikan, Tuhan menjanjikan bahwa orang-orang yang beriman dan berilmu akan diangkat derajatnya, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Artinya: Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman (laki-laki dan perempuan) di antara kamu dan mereka yang berilmu (laki-laki dan perempuan) beberapa derajat (QS. al-Mujadilah (58): 11).
Atas dasar kebutuhan dan jaminan tersebut, menjadi logis kalau Nabi Saw memotivasi kepada setiap orang. Baik laki-laki maupun perempuan, untuk menuntut ilmu. Di antaranya diriwayatkan oleh Ibn Majah, “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Muslim, laki-laki dan perempuan.”
Begitu juga dari kalangan ahli hikmah, di antaranya ada yang mengatakan, “Cari lah ilmu sejak masih dalam buaian. Hingga ke liang kubur (meninggal).” Dan “Carilah ilmu meskipun harus ke negeri Cina.”
Di dalam al-Qur’an, Allah Swt. menyebutkan beberapa poin pentingnya peran orangtua dalam mendidik anak agar ia memiliki akhlak mulia. Sebagaimana dapat kita ambil pelajaran dari kisah-kisah di dalam al-Qur’an tentang pendidikan yang para nabi berikan kepada anak-anaknya.
Seperti kisah Nabi Yaqub As dan Nabi Yusuf As. Lalu Nabi Ibrahim As dan Nabi Isma’il As, Siti Asiyah dan Nabi Musa As, Nabi Zakariya As dan Nabi Yahya As. Serta Luqman yang mengajarkan dan mendidik anaknya untuk taat kepada Allah Swt. []