Mubadalah.id – Pada 8 Maret 2024 kemarin, kita semua telah memperingati hari International Women’s Day (IWD) atau yang biasa disebut peringatan hari Perempuan Internasional.
Kegiatan ini merupakan sebuah peringatan rutinan yang dilakukan satu tahun sekali setiap tanggal 8 Maret sebagai peringatan atas perjuangan perempuan dalam meraih hak-hak yang sama dengan laki-laki dalam meraih kesetaraan.
Menariknya, peringatan IWD ini menjadi salah satu peringatan yang sejalan dengan apa yang telah Nabi Muhammad Saw lakukan. Karena seperti dalam beberapa sumber rujukan menyebutkan bahwa selama hidup Nabi Saw, Beliau membela dan memperjuangan para perempuan agar tidak direndahkan, diskriminasi dan menjadi objek kekerasan.
Sikap Nabi Saw dalam memperjuangkan dan membela perempuan terlihat dengan cara Nabi Saw mengubah tradisi dan perlakuan bangsa Arab terhadap perempuan pada masa Jahiliah. Di antaranya dengan melarang membunuh anak perempuan, memperbolehkan perempuan untuk belajar dan mengapresiasi perempuan yang ikut serta berperang membela agama Islam.
Keikutsertaan perempuan dalam berjihad membela agama Islam, terlihat oleh salah satu perempuan sahabat nabi yaitu Nusaibah binti ka’ab, beliau adalah seorang sahabat perempuan nabi yang pemberani dan gagah dalam berperang. Kepiawaian Nusaibah ketika mengibaskan pedangnya untuk melindungi nabi membuat dirinya dijuluki dengan panggilan Ummu Imarah yang artinya sang perisai Rasulullah.
Kemudian perlakuan Nabi Muhammad Saw dalam mengubah persepsi masyarakat Jahiliah dengan turunnya al-Qur’an surat al-Isra’ ayat 31:
وَلَا تَقْتُلُوْٓا اَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَاقٍۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِيَّاكُمْۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْـًٔا كَبِيْرًا
Artinya : Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar. (QS. al-Isra’ ayat 31)
Dalam surat al-isra ayat 31 ini menjadi sebuah bukti kalau Nabi Muhammad memperjuangkan perempuan untuk bisa mendapat hak hidup. Karena tidak ada yang bisa memutuskan ajal seseorang kecuali Tuhannya.
Dr. Nur Rofiah
Dalam perjuangan Nabi Muhammad membela kaum perempuan inilah, memunculkan tokoh-tokoh yang ikut meneladani sikap nabi dengan memperjuangkan hak-hak perempuan. Salah satu tokoh dalam memperjuangkan hak-hak perempuan yang saya tau adalah Dr. Nur Rofiah.
Dr. Nur Rofiah, adalah seorang aktivis muslim di Indonesia yang sering menyuarakan nilai-nilai kesetaraan dan keadilan. Dalam menyuarakan nilai-nilai keadilan dan kesetaraan Ibu Nur Rofiah membentuk sebuah forum yang dinamakan Ngaji Keadilan Gender Islam (KGI). Forum ini aktif menebarkan pemahaman-pemahaman dan konsep-konsep yang adil gender.
Beliau juga merupakan salah satu ulama perempuan yang memiliki peran penting dalam penyelenggaraan Kongres Ulama Perempuan Indonesia (KUPI) pertama hingga kedua. Bahkan dalam salah satu trilogi KUPI terdapat gagasannya mengenai Keadilan Hakiki.
Melansir dari Swara Rahima, Ibu Nur Rofiah menyebutkan mengenai konsep keadilan hakiki ini perlu mempertimbangkan pengalaman-pengalaman perempuan. Baik itu pengalaman biologis seperti menstruasi, hamil, melahirkan, nifas dan menyusui. Semua pangalaman biologis itu perempuan alami mulai harian, mingguan, bulanan hingga tahunan. Bahkan Ibu Nur menyebutkna bahwa semua pengalaman itu tidak dialami oleh laki-laki.
Maka dari itu perempuan sudah menerima rasa sakit akibat pengalaman biologis tidak boleh menambah beban rasa sakit dengan yang lainya. Selain pengalaman biologis perempuan juga mempunyai lima pengalaman sosiologis di antaranya subordinasi, marginalisasi, kekerasan, beban ganda dan streotipe. Dari pengalaman sosiologis juga merupakan bentuk lima pengalaman ketidakadilan perempuan di masyarakat/sosial.
Dari dua pengalaman perempuan tersebut adalah perspektif keadilan hakiki yang harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi ketika kita melihat masalah di sosial yang harus kita gunakan yaitu melihat masalah dengan kacamata keadilan hakiki yang mempertimbangkan pengalaman-pengalaman perempuan. Termasuk yang bisa memberikan kemaslahatan bukan merugikan ataupun menambah rasa sakitnya.
Tidak Relevan
Jadi nggak relevan dong kalau kita masih banyak yang memberikan streotipe terhadap perempuan. Sedangkan Nabi Muhammad Saw sendiri memperjuangkan dan mengapresiasi perempuan. Bahkan pada saat ini pun sudah banyak tokoh-tokoh yang memperjuangkan hak-hak perempuan.
Maka dari itu, dengan kita memeriahkan dan memperingati hari Internasional Women’s Day (IWD) sama dengan kita meneladani dan memperjuangkan apa yang Nabi Muhammad Saw cita-citakan. []