Senin, 18 Agustus 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Kenaikan Pajak

    Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    Musawah Art Collective

    Lawan Pernikahan Anak Lewat Seni: Musawah Art Collective Gelar Trip Exhibition “Breaking the Chain” di Tiga Kota

    Krisis Iklim

    Green Youth Quake: Pemuda NU dan Muhammadiyah Bergerak Lawan Krisis Iklim

    ‘Aisyiyah Bojongsari

    ‘Aisyiyah Bojongsari Rayakan HAN dan Milad ke-108 Lewat Lomba dan Diskusi

    KOPRI

    Buka Perspektif Geopolitik Kader Perempuan, KOPRI Bedah Buku 75 Tahun Indonesia Tiongkok

    Pengelolaan Sampah

    Ulama Perempuan Serukan Pelestarian Alam dan Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

    PIT Internasional

    ISIF Buka Kolaborasi Akademik Global Lewat PIT Internasional

    PIT SUPI

    Mengglobal: SUPI ISIF Jalani PIT di Malaysia dan Singapura

    Ma'had Aly Kebon Jambu

    S.Fu: Gelar Baru, Tanggung Jawab Baru Bagi Lulusan Ma’had Aly Kebon Jambu

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    80 Tahun Merdeka

    80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    80 Tahun Indonesia

    80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    Kemerdekaan Sejati

    Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    Pati Bergejolak

    Pati Bergejolak: Ketika Relasi Penguasa dan Rakyat Tidak Lagi Berkesalingan

    PLTU Cirebon

    PLTU Cirebon dan Gelapnya Hidup Nelayan Waruduwur

    Status Sosial

    Status Sosial Membawa Perempuan Keluar dari Patriarki

    Kesadaran Gender

    Melampaui Biner: Mendidik Anak dengan Kesadaran Gender yang Adil

    Sejarah Ulama Perempuan

    Membongkar Sejarah Ulama Perempuan, Dekolonialisme, dan Ingatan yang Terpinggirkan

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Kesehatan Reproduksi Sejak dini

    Pendidikan Kesehatan Reproduksi Sejak Dini

    Keturunan

    Memilih Pasangan dari Keturunan Keluarga Orang Baik

    Membina Keluarga Sakinah

    Membina Keluarga Sakinah: Dimulai dari Akhlak Suami Istri

    Pasangan Memiliki Akhlak

    Memilih Pasangan Hidup yang Memiliki Akhlak yang Baik

    Pasangan Hidup

    Memilih Pasangan Hidup yang Setara

    Kriteria Pasangan

    Kriteria Pasangan yang Dianjurkan oleh Islam

    Poligami

    Pernikahan Ideal: Monogami Bukan Poligami

    Pasangan

    Berjanji Setia dengan Satu Pasangan

    Anak Sekolah

    Cara Anak Memilih Teman di Sekolah

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Tokoh

Perjuangan Rainha Boki Raja Melawan Penjajah Portugis

Dalam bukunya Rainha Boki Raja: Ratu Ternate Abad Keenam belas, Toeti Heraty mengatakan, “Seorang putri lahir di Kesultanan Tidore, tahun tak diketahui pasti, sebelum 1500 Masehi barangkali, dan namanya dilupakan oleh sejarah

Moh. Rivaldi Abdul Moh. Rivaldi Abdul
10 Juli 2021
in Rekomendasi, Tokoh
0
Budaya

Budaya

490
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Berjuang, dan nyaris terlupakan.

Mubadalah.id – Rangkaian kata itu agaknya bisa menggambarkan eksistensi Boki Raja, julukan seorang Rainha (Ratu) Ternate di abad 16 M. Dalam bukunya Rainha Boki Raja: Ratu Ternate Abad Keenam belas, Toeti Heraty mengatakan, “Seorang putri lahir di Kesultanan Tidore, tahun tak diketahui pasti, sebelum 1500 Masehi barangkali, dan namanya dilupakan oleh sejarah–siapa yang mencatat sejarah kalau tidak pendatang bule (Portugis) yang menaklukkan Goa dan Malaka tahun 1511….”

Sumber sejarah tertulis tentang Boki Raja hanya ditemukan dalam dokumen-dokumen Portugis. Berdasarkan catatan-catatan bule itu para sejarawan mengonstruksi riwayat hidupnya. Dia disebutkan pertama kali dalam surat Gubernur Portugis, Antonio de Brito, yang dikirim untuk Raja Manuel I pada 1523, dan setelah 1548 tidak ada lagi catatan Portugis yang menyebut namanya.

Sebab ceritanya hanya bisa dibangun dari sumber yang ditulis penjajah, sehingga tentu butuh kehati-hatian dalam memaknai kisahnya. Apalagi di Ternate waktu itu banyak intrik, propaganda, dan fitnah yang didalangi oleh kelakuan Portugis untuk memecah belah Ternate. Namun, yang pasti dia adalah perempuan yang pantas dikenang sebagai sosok hebat dari Ternate.

Boki Raja adalah anak dari Sultan Al Mansur (Sultan Tidore 1512-1526). Dia menikah dengan Sultan Bayanullah (Sultan Ternate 1500-1522). Ketiga anaknya beruturut-turut menjadi Sultan Ternate, yaitu Deyalo (1522-1529), Abu Hayat (1529-1532), dan Tabariji (1532-1535).

Nama aslinya tidak begitu jelas. Dia juga dikenal sebagai Nyai Cili Boki Raja atau Sultanah Nukila. Boki Raja disebut juga sebagai Nyai Cili Nukila. Apakah Nukila adalah nama asli Boki Raja? Entahlah? “…bagaimana menentukan kebenarannya setelah 500 tahun berselang.” Demikian kata Toeti Heraty dalam bukunya.

Duka Boki Raja

Pasca kematian suaminya, Sultan Bayanullah, yang mati diracun, anaknya Deyalo menjadi pewaris tahta. Namun, sebab pangeran masih sangat kecil, sehingga ditunjuklah dua orang sebagai pengganti sultan hingga dirinya dewasa, yaitu Boki Raja dan Pangeran Taruwese yang merupakan saudara Sultan Bayanullah. Dalam hal ini, meski memimpin dengan sistem dua kekuasaan, dapatlah dikatakan kalau Boki Raja menjadi seorang Sultanah Ternate.

Beberapa tahun setelahnya, duka kembali menghampiri Boki Raja. Ayahnya, Sultan Al Mansur, wafat diracun. Saat itu, Sultan Deyalo sebagai cucu Sultan Al Mansur termasuk orang yang pantas untuk menggantikan kakeknya. Hal ini merupakan peluang untuk menyatukan dua kesultanan besar di Maluku: Ternate dan Tidore. Kesempatan ini sangat dipahami oleh Boki Raja.

Namun jelas Portugis tidak senang jika Tidore dan Ternate sampai bersatu, sebab itu akan menyusahkan upaya penjajahan. Sehingga, Portugis pun mulai menghasut Taruwese untuk melakukan kudeta. Terjadilah perang antara Boki Raja yang didukung Tidore dan Taruwese yang mendapat bantuan Portugis. Dalam konflik ini, Sultan Deyalo yang masih kecil terbunuh pada 1529. Nasib Taruwese tidak lebih baik, setelah menjadi alat Portugis, dirinya dibunuh oleh mereka.

Tahta Ternate kemudian beralih ke Pangeran Abu Hayat (1529-1533). Tapi, tidak lama menjabat, Portugis menyusun fitnah untuk menjebloskannya ke penjara. Saat berada dalam tahanan, dia wafat diracun. Tersisa seorang putra Boki Raja bernama Tabaraji. Dia pun diangkat sebagai sultan dalam usia sangat muda. Baru setahun Tabaraji (1533-1534) naik tahta sudah masuk jebakan Portugis, yang kemudian mengasingkan sultan dan ibunya, Boki Raja, ke Goa, India.

Kemudian Khairun (anak tiri Boki Raja/putra Sultan Bayanullah dari istri yang lain) naik tahta pada 1535. De Freitas menyarankan, agar Tabaraji bisa kembali mendapatkan tahtanya, dia harus dibaptis, serta menyatakan kalau Ternate bukan lagi sebagai kesultanan Islam dan takluk di bawah Portugis. Dia pun setuju dan masuk Kristen pada 1537 dengan nama Don Manuel. Boki Raja juga ikut masuk Kristen dengan nama Dona Isabel. Tidak lama kemudian Tabaraji mendapatkan kembali tahtanya.

Jainul Yusup menjelaskan dalam artikelnya di Jurnal Pusaka yang berjudul Sultan Khairun: Sang Mujahid yang Cinta Damai, “Sebelum Portugis mengembalikan Tabaraji untuk memerintah di Ternate sebagai bagian dari Kerajaan Portugis, de Freitas, Gubernur Portugis di Ternate, menangkap Sultan Khairun pada tahun 1544 atas tuduhan penghianatan. Setelah ditangkap Sultan Khairun dibawa ke Goa untuk diadili. Portugis segera membawa (memulangkan) Tabaraji untuk memerintah di Ternate atas nama Kerajaan Portugis.”

Namun dalam perjalanan pulang, ketika lewat di Malaka, Tabaraji meninggal akibat diracun. Dan, sebagaimana dijelaskan Toeti Heraty bahwa, “…anehnya, kemudian Jordao de Freitas, ayah baptisnya mengumumkan bahwa dalam surat wasiatnya Tabaradji menyerahkan wewenang kesultanan kepada Raja Portugis.” Nampaknya kematian Tabaraji termasuk intrik Portugis untuk mengosongkan tahta Ternate. Ah, bahkan, berbagai rangkain kematian elite Ternate sebelumnya dan perpecahan dari dalam kesultanan, semuanya termasuk konspirasi yang disusun Portugis untuk menjatuhkan Ternate.

Dalam masa-masa itu, lembaran kehidupan Boki Raja penuh goresan duka. Bagaimana tidak? Suaminya, ayahnya, hingga ketiga anaknya menjadi korban intrik Portugis yang ingin menguasai kekayaan Ternate. Tidak berlebihan jika Paramita Abdurachman memberi judul artikelnya di Jurnal Modern Asian Studies (1988) dengan: ‘Niachile Pokaraga’, a Sad Story of a Moluccan Queen (‘Nyai Cili Boki Raja’, Cerita Sedih Seorang Ratu Maluku).

Adrian B. Lapian menjelaskan pada pengantarnya dalam buku Rainha Boki Raja:Ratu Ternate Abad Keenambelas, “…riwayat hidupnya bukan suatu cerita gembira. Terlebih sesudah 1538, nasibnya semakin memburuk dan beliau tak lagi berdaya menghadapi perlawanan dari dalam maupun luar. Kalau selama lebih dari 15 tahun peran Boki Raja sangat sentral dalam kanca politik Maluku Utara, sesudah 1538 kekuatan-kekuatan dalam negeri maupun dari pihak Portugis mendepaknya ke samping, dan akhirnya ke luar kedaton. Akhirnya sejak 1548 sumber-sumber Portugis tidak pernah lagi menyebutnya.”

Boki Raja Melawan Portugis

Boki Raja yang sama-sama berlayar pulang ke Ternate dengan anaknya–Tabaraji yang meninggal waktu mereka di Malaka–tetap melanjutkan perjalanan. Dia sampai di Ternate dalam keadaan hati yang sangat hancur. Namun, demikian, Boki Raja tetap dapat mengisi kekosongan tahta kala itu, dan memerintah Ternate di bawah kedaulatan Portugis. Meski terkesan tunduk pada penjajah, namun sikap Boki Raja ini terbilang penting. Sebab, dengan dia mengisi kekosongan tahta, maka Portugis tidak sepenuhnya menguasai Ternate.

Di tahun-tahun sebelumnya, Boki Raja memainkan peran sentral dalam menjaga eksistensi Ternate dari ancaman Portugis. Dia melawan Pangeran Taruwese yang bersekongkol dengan Portugis untuk mengambil alih tahta dari putranya. Dalam perjuangan ini, putranya, Sultan Deyalo (1522-1529) wafat. Dan, kedua putranya yang lain–Abu Hayat dan Tabaraji–ditawan.

Mendapat dukungan dari para menteri dan rakyat, Boki Raja pada 1530 melawan Portugis dan mengepung benteng mereka di Ternate. Dalam perlawanan Boki Raja ini, Gonzales Pereire, Gubernur Portugis di Ternate (1530-1532), mati terbunuh oleh orang Portugis sendiri.

Meski sudah dikepung, Portugis masih menolak mengembalikan kedua pangeran Ternate. Perjuangan Boki Raja mendapat dukungan dari raja-raja lain di Maluku. Mereka sepakat untuk tidak memasok perbekalan ke Portugis. Hingga Portugis akhirnya memenuhi tuntutan Boki Raja dengan catatan tetap mendapatkan fasilitas perdagangan rempah-rempah. Di masa-masa kritis perjuangan Ternate melawan Portugis dengan segala intrik dan fitnahnya, Boki Raja ikut memainkan peran penting dalam mempertahankan eksistensi Kesultanan Ternate.

Keluar dari Hiruk Pikuk Intrik Kekuasaan

Agaknya sikap Tabaraji yang mendeklarasikan Ternate tunduk di bawah Portugis, kemudian diikuti dengan dirinya dan Boki Raja masuk Kristen, menjadi keputusan yang sangat keliru. Mengingat, Ternate merupakan kesultanan Islam.

M. Adnan Admal menjelaskan dalam bukunya Tahun-tahun yang Menentukan: Babullah Datu Syah Menamatkan Kehadiran Portugis di Maluku, “Ketika masih berada di Malaka, Khairun diberi tahu bahwa Sultan Tabaraji telah dikonversi ke dalam agama Kristen. Dengan enteng Khairun menjawab: hak Tabaraji menjadi sultan telah gugur sejak ia berpisah dengan Islam. Tentang proklamasi Tabaraji yang menyatakan Kerajaan Ternate sebagai kerajaan Kristen dan menjadi vasal Portugis, Khairun hanya menyatakan bahwa telah terjadi persekongkolan jahat antara Tabaraji dan de Freitas. Karena itu, proklamasi Tabaraji tidak sah.”

Pada tahun 1547, ketika Khairun kembali dari pengasingan, Boki Raja menyerahkan tahta Ternate kepadanya. Sultan Khairun kemudian mengembalikan status Ternate sebagai kesultanan Islam yang tidak di bawah kedaulatan Portugis. Dan, Boki Raja pun keluar dari hiruk pikuk intrik kekuasaan yang didalangi Portugis dengan politik belah bambunya.

Tidak banyak diketahui bagaimana akhir kehidupan dari Ratu Ternate ini. Beberapa tulisan mengabarkan kalau dia tidak lagi tinggal dalam lingkungan kedaton, dan hidup bersama putri tirinya, istri Francis Xavier yang merupakan seorang misionaris Katolik di Maluku. Boki Raja diketahui telah dibaptis dengan nama Dona Isabel. Demikian hikayat hidup Rainha Boki Raja, yang kata Toeti Heraty sebagai: “…seorang perempuan yang patut dikenang, dan tidak mudah kita melupakannya–meskipun tidak pernah kita mengenal namanya (nama kecil Boki Raja).” []

Tags: Pahlawan Perempuanpemimpin perempuanSejarah IndonesiaSejarah NusantaraTokoh Inspiratif
Moh. Rivaldi Abdul

Moh. Rivaldi Abdul

S1 PAI IAIN Sultan Amai Gorontalo pada tahun 2019. S2 Prodi Interdisciplinary Islamic Studies Konsentrasi Islam Nusantara di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Sekarang, menempuh pendidikan Doktoral (S3) Prodi Studi Islam Konsentrasi Sejarah Kebudayaan Islam di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terkait Posts

80 Tahun Indonesia
Publik

80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

17 Agustus 2025
Perlawanan Perempuan
Publik

Perlawanan Perempuan Sejak Kemerdekaan Hingga Zaman Kiwari

9 Agustus 2025
Melawan Lupa
Publik

Perempuan Melawan Lupa terhadap Upaya Penghapusan Sejarah

29 Juli 2025
Film Sultan Agung
Film

Peran Perempuan dan Perjuangannya dalam Film Sultan Agung

11 Juli 2025
Sejarah Indonesia
Publik

Dari Androsentris ke Bisentris Histori: Membicarakan Sejarah Perempuan dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

27 Juni 2025
Penulisan Ulang Sejarah Indonesia
Publik

Dari Indonesia-sentris, Tone Positif, hingga Bisentris Histori dalam Penulisan Ulang Sejarah Indonesia

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Malam Tirakatan

    Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 80 Tahun Merdeka: Menakar Kemerdekaan dari Kacamata Mubadalah dan KUPI
  • 80 Tahun Ke(tidak)beragaman Indonesia: Membicarakan Konflik Sesama Bangsa dari Masa ke Masa
  • Malam Tirakatan Ruang Renungan dan Kebersamaan Menyambut Kemerdekaan
  • Demokrasi di Titik Nadir: GUSDURian Ingatkan Pemerintah Soal Kenaikan Pajak dan Kebijakan Serampangan
  • Kemerdekaan Sejati dan Paradoks di Tanah yang Kaya

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID