Mubadalah.id – Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam melakukan kegiatan termasuk kepemimpinan Tri Rismaharini. Siapa yang tak kenal dengan Ibu Tri Rismaharini?. Sebagai perempuan yang tidak bisa diragukan lagi prestasi kepemimpinan Ibu Tri Rismaharini, yang akrab dipanggil Ibu Risma ini dinobatkan sebagai Walikota terbaik ke-3 di kancah dunia pada tahun 2014.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Walikota Surabaya. Namanya langsung melambung dikenal seantero dunia, karena prestasinya membawa Kota Surabaya hingga dikenal ke mancanegara melalui Guangzhou Award 2018. Tidak hanya itu prestasi terbarunya sekarang beliau diangkat Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Sosial 2020-2014 menggantikan Menteri Sosial sebelumnya yaitu Juliari Batubara.
Perempuan perkasa ini lahir di Jawa Timur, sebuah kota yang dikenal sebagai kota tahu, Kediri, tanggal 20 November 1961. Ayahnya bernama M. Chuzuzaini dan sang ibunda bernama Siti Muajiatun. Setelah menikah dengan Ir. Djoko Saptoadji, Ibu Tri Rismaharini mendapat anugerah dua orang anak yang diberi nama Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji.
Dalam perjalanan melanjutkan studinya, Ibu Tri Rismaharini mengambil jurusan Sarjana Arsitek di Teknologi Sepuluh November Surabaya hingga gelar S2-nya pun ia ambil di kampus yang sama dengan jurusan Manajemen Pembangunan Kota. Lulus dari gelar master, Ibu Tri Rismaharini berkarier sebagai pegawai negeri sipil atau PNS dengan mengemban tugas sebagai Kepala Seksi Tata Ruang dan Tata Guna Tanah Bappeko Surabaya, dimana saat itu beliau menginjak usia 36 tahun.
Melihat pengalamannya menjadi pemimpin, beliau kembali menjadi pemimpin, namun saat itu beliau menjabat sebagai Kepala Seksi Pendataan dan Penyuluhan Disbang serta Kepala Cabang Dinas Pertamanan. Kembali dipercaya sebagai pimpinan, beliau pindah dan mengepalai beberapa bagian seperti Bagian Bina Bangunan, Kepala Bagian Penelitian dan Pengembangan dan juga Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya.
Di bawah kepemimpinan Tri Rismaharini, Kota Surabaya berhasil meraih tujuh kali Piala Adipura secara berturut-turut sejak tahun 2011 sampai dengan 2017 dalam kategori kota metropolitan.Piala Adipura diberikan untuk kota-kota di Indonesia yang berhasil menjaga kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan. Pencapaian Risma dalam Piala Adipura ini memasuki puncaknya di tahun 2016 yang berhasil menyabet Adipura Paripurna.
Profesionalitas dan totalitasnya dalam melayani sangat kental, meski dikenal juga suka ceplas-ceplos. Tapi itulah cara Ibu Risma menyayangi kota Surabaya dengan kerja keras dan ulet serta mendukung orang-orang kecil yang seringkali dipandang sebelah mata.
Karena keberpihakan beliau terutama kepada orang-orang kecil, beliau mendapatkan perhatian lebih dari rakyat di kota besar Surabaya, sehingga beliau mendapatkan amanah yang lebih besar untuk menjadi Walikota Surabaya periode dua periode dari periode tahun pertama 2010-2015 dan periode kedua pada tahun 2016-2021.
.Karena gaya kepemimpinan yang tegas melawan tindakan korupsi maka Ibu Risma mendapatkan penghargaan dari Bung Hatta Anti-Corruption Award 2015. Ibu Risma juga mendapat gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University, Busan, Korea Selatan.
Gelar kehormatan tersebut adalah bentuk penghargaan atas profesionalisme dan dedikasi Walikota Risma dalam bidang aristektur. Gelar Doktor Honoris Causa ini merupakan kedua kalinya didapatkan dari kampus berbeda. Sebelumnya gelar Doktor Honoris Causa diberikan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya pada 2015.
Prestasinya yang gemilang dalam membawa Kota Surabaya menjadi salah satu kota besar yang semakin maju dan bisa bersaing dengan berbagai kota di negara-negara lainnya, Itu menunjukkan bahwa ia sebagai perempuan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Dia mampu mengugurkan anggapan banyak orang yang mengatakan perempuan itu makhluk yang lemah, tidak akan bisa memimpin, perempuan itu tidak akan bisa menciptakan perubahan. Beliau patahkan anggapan semua orang dengan pembuktian prestasi kepemimpinannya selama menempati posisi strategis kebijakan.
Dengan prestasi kepemimpinan Ibu Risma yang reformatif, Surabaya berubah menjadi kota yang hijau, asri, bersih, kinerja para para pegawai semakin meningkat, kemudian adanya pemangkasan praktik birokrasi, dan pengaplikasian sistem e-government yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.
Sepuluh tahun Surabaya dipimpin Ibu Risma, telah lahir standar kepemimpinan. Bahwa wali kota Surabaya ke depan tidak saja harus terampil merumuskan gagasan-gagasan besar pembangunan, tapi pemimpin yang getol bekerja. Bahkan aktif turun ke lapangan.
Kepemimpinan yang memahami detail persoalan, bahkan mampu mengurainya. Kepemimpin yang solider terhadap penderitaan warganya. Mampu memberikan pemecahan-pemecahan praktis, yang hasilnya dirasakan warga. Sehingga menjadi inspirasi dan memotivasi warganya bahkan bisa menjadi ancaman bagi negara ASEAN lainnya.
Kepemimpinan Ibu Risma menginisiasi program ”Pahlawan Ekonomi”. Sebuah terobosan genuine yang terbukti telah melahirkan banyak wirausaha baru yang sukses dibidangnya masing-masing.
Kepemimpinan perempuan menurut Yusuf Qardhawi, perempuan berhak memegang jabatan sebagai kepala negara (riasah daulah), mufti, parlemen, atau posisi apapun dalam pemerintahan ataupun bekerja di sektor swasta. Karena Alquran telah menyebutkan bahwasanya perempuan dan laki-laki setara derajatnya yang membedakan hanya ketakwaannya di mata Sang Pencipta.
Menurut Imam at-Thabari dan Imam Malik membenarkan bahwasannya perempuan bisa menjadi pemimpin bahkan menjadi presiden. Karena setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat oleh Allah Swt. Sebagaimana disebutkan salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Bukhari Nomor 4789.
Jika dimubadalahkan, hadis tersebut menegaskan bahwa semua manusia bisa menjadi pemimpin. Tidak hanya laki-laki, tetapi perempuan pun layak dan bisa menjadi pemimpin. Baik pemimpin keluarga, masyarakat, hakim, institusi, perusahaan, negara bahkan kerajaan sekalipun.
Mari memberi ruang yang sama bagi setiap manusia baik laki-laki maupun perempuan dalam beraktualisasi diri, punya prestasi kepemimpinan mengasah potensi diri, karena sejatinya setiap manusia mempunyai tanggung jawab yang sama pada Allah Swt. Dan dalam Islam tidak ada larangan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin, selama mempunyai kemampuan. Selamat menjalankan amanah baru Ibu Risma, semoga selalu amanah dan dimudahkan segala urusannya. []