Mubadalah.id – Manusia itu jagat kecil atau mikrokosmos , dalam diri kita terkandung semua unsur alam semesta dalam Al-Quran berkata; lihatlah sekelilingmu dan lihatlah dirimu sendiri karena apa yang ada di alam itu ada dalam dirimu dalam bentuk mini , mineral air udara tanah semuanya ada. Ini adalah bentuk relasi kesalingan hidup antara manusia dengan alam.
Jadi, alam itu seluruh fasilitas yang disediakan Tuhan secara kompleks untuk menunjang kebutuhan manusia sekaligus menciptakan sebuah ekologi relasi kesalingan antar makhluk hidup. Supaya kita tidak serakah sekaligus sebagai pengingat bahwa itu tanda kekuasan Tuhan atau bisa kita sebut dzikir.
Alam dan perempuan sebagai tempat untuk mendapatkan kasih sayang Tuhan
Dalam kosmologi Islam, ia disebut Ibu atau perempuan. Yang mana ia adalah lokus termanifestasinya kasih sayang Tuhan. Dapat kita sederhanakan, ia adalah hati.
Dalam Hati terdapat banyak pelajaran, yang paling esensial adalah cinta. Bukankah kasih Tuhan mendahului dari murka-Nya? Karenanya, sesungguhnya hati adalah lokus Tuhan berbicara atau mengajarkan manusia.
Mungkin bisa kita definisikan sendiri, alam sebagai Ibu bagi setiap makhluk hidup terutama kita sebagai manusia itu gimana, juga bagaimana seharusnya sikap kita kepada Ibu.
Mungkin banyak yang menganggap bahwa alam hanyalah tempat kita tinggal, tempat kita mencari makan dengan penuh kebebasan, hanyalah bahan perebutan, hanyalah tempat yang tidak memiliki nyawa dan perasaan sehingga manusia tanpa ragu untuk merusaknya.
Sejauh mana kita peduli terhadap alam, seberapa besar kita bertanggungjawab terhadap alam? Bukankah manusia itu egois ya selalu berharap yang terbaik dari alam tapi kita tidak tau bagaimana seharusnya kita terhadap alam. Sudah saatnya kita menjaga alam, terutama alam sekitar kita.
Alam sebagai ibu juga guru kehidupan
Alam juga bagaikan cermin kebebasan atau kemerdekaan diri. Dia ada dan terus hidup dengan menjadi dirinya sendiri, adapun campur tangan manusia hanyalah seni untuk menjadikannya lebih indah. “Hiduplah sesuai keinginanmu, seperti alam.”
Jadi, alam adalah ibu sekaligus ruang didik yang sesungguhnya. Ia mempunyai banyak ilmu yang selalu terbuka bagi setiap orang. Sadar atau tidak, ia akan selalu kita butuhkan. Seumpama alam berkata; “ambilah seperlunya! Aku tidak bisa mengijinkan kalian mengambil lebih dari apa yang kalian mau dariku, karena aku lebih paham terhadap kalian, di bandingkan diri kalian sendiri.
Relasi alam dengan perempuan yang tak dapat terpisahkan
Relasi kesalingan antara perempuan dan alam tidak bisa di pisahkan, sebagaimana bentuk keindahan, dan bentuk kasih sayang yang di dapatkan dari alam dan perempuan.
Dan unsur kealamannya perempuan yang memuat sifat-sifat Tuhan tidak bisa di tampik begitu saja, karena setiap yang lahir dari rahim kehidupan sejatinya berasal dari unsur-unsur alam. Perempuan selalu identik dengan keindahan, karena perempuan adalah perhiasan dunia sebagaimana setiap keindahan selalu identik pula dengan kebersihan.
Mmaka bukan hal yang asing apabila peran perempuan terhadap kebersihan sangatlah besar, dalam ranah domestik maupun publik. Karena kepekaan perempuan terhadap kebersihan sangatlah kuat di banding laki-laki, juga sifat-sifat yang memuat tentang keimanan lainnya.
Kesalingan laki-laki dan perempuan dalam mewujudkan kelestarian
Tetapi dalam menerapkan kepedulian terhadap alam, bukan hanya perempuan yang harus berperan lebih besar tetapi laki-laki juga harus ikut andil dalam merawat dan melestarikan alam demi tercapainya kehidupan yang sejahtera aman dan indah.
Sebagai makhluk yang diberikan akal paling sempurna di antara makhluk Tuhan yang lainnya, kita sebagai manusia sudah seharusnya membangun kesadaran akan kelestarian alam, dengan menjaga kebersihannya, menjaga keutuhan sumber dayanya, menjaga keindahannya, dan memanfaatkan sumberdaya yang alam berikan dan sediakan secukupnya.
“Burung hantu, kera atau singa tidak bertanggung jawab atas nasib dunia, karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia atau kemampuan untuk menyelamatkan dunia! Hanya manusia yang bertanggung jawab atas nasib dunia ini!” – Mehmet Murat ildan –
Membangun Hablum Minal Alam, sebagai salah satu cara untuk menjadi khalifah Tuhan yang baik
Maka sudah seharusnya kita memiliki relasi kesalingan yang kuat dengan hablum minal alam. Sebagai upaya menciptakan keterkaitan dan kesalingan dalam memberikan manfaat, alam memberikan kita keindahan dan penghidupan, maka kita sudah seharusnya menjaga dan melestarikannya.
Dalam upaya menjaga relasi kesalingan dengan alam semesta, mungkin tak hanya keindahan dan keterjagaan sumberdayanya yang harus di jaga. Tetapi ekosistem kehidupan di alam juga harus ikut kita jaga, meliputi tumbuh-tumbuhan juga hewan-hewan, karena mereka hidup berdampingan dengan alam juga sebagai sumber ekonomi bagi kehidupan yang sudah seharusnya kita lindungi.
Environmental ethics sebagai salah satu bentuk mencintai alam
Salah satunya dengan menerapkan etika lingkungan “Environmental ethics”. Etika lingkungan ini sangat kita perlukan agar setiap kegiatan atau tindakan manusia yang menyangkut dengan alam atau lingkungan kita pertimbangkan secara maksimal sehingga keseimbangan ekosistem lingkungan tetap terjaga, juga merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam hidup yang selalu berdampingan dengan alam.
Hak mawar untuk tetap mekar, hak sungai untuk tetap mengalir, hak ikan untuk tetap berenang bebas, juga hak-hak makhluk hidup yang merupakan rantai kehidupan. Mungkin sebagian orang menganggap menjaga etika terhadap alam atau lingkungan bukan hal yang penting.
Karena bagi orang yang tak mengenal moral kehidupan, dan hanya mementingkan kepentingan pribadi mereka terkadang mengeruk kekayaan alam dengan sesuka hati, tak mementingkan populasi maupun dampak negatifnya, padahal manusia diberi status moral, tapi sekarang hal itu justru dianggap sebagai “The new kinds of ethics”.
Hak burung untuk terbang artinya hak pohon untuk tidak kita tebang, sebab burung berhak membuat sarang di pohon. Hak-hak itu merupakan sebuah rantai kehidupan di alam. Di mana kitapun tidak bisa memutuskan relasi kehidupan kita dengan alam, dengan tumbuhannya, hewan-hewannya juga setiap incinya.
Disiplin terhadap sampah adalah salah satu bentuk peduli terhadap kehidupan
Dalam menciptakan ruang kehidupan yang makmur dan aman, di era serba modern sekarang ini, permasalahan yang cukup signifikan dalam kehidupan sehari-hari kita adalah permasalahan sampah. Karenanya kemoderenan telah menciptakan kebutuhan hidup serba praktis dan efisien, contohnya penggunaan kebutuhan berbahan dasar plastik yang apabila kita buang di mana saja, butuh bertahun-tahun untuk dapat terurainnya.
Maka dari itu seiring berjalannya roda kehidupan, kesadaran akan kebersihan alam dan lingkungan sekitar harus kuat kita tanamkan. Agar kita tetap selaras dengan alam, sehingga terciptanya rasa aman dari bencana juga kualitas alam tetap terjaga kealamiannya.
Karena jika alam rusak, yang menanggung akibatnya bukan cuma kita sebagai pelaku tidak disiplin terhadap alam. Tapi hewan-hewan dan tumbuhan yang tidak bersalah pun ikut terkena dampaknya, bukankah kita sangat menyeramkan bagi kehidupan?
Perihal disiplin terhadap sampah memang harus menjadi fokus utama kita dalam menjalani kehidupan. Karena sampah sederhana mampu membuat bahaya yang luar biasa. Juga salah satu faktor yang mampu menghambat terhadap pertumbuhan ekonomi juga tumbuh kembangnya manusia. Dan perkara sampah itu di mulai dari diri sendiri. Maka membereskannya dan menerapkan kedisiplinan terhadap sampah juga kita mulai dari diri sendiri.
Sudah berapa lama kita hidup di alam? Sedangkan kebiasaan membuang sampah sembarangan dan perilaku tidak ramah alam lainnya seolah-olah sudah menjadi tradisi kita. Lalu kitapun tidak merasa bersalah dengan itu.
Mari sedikit demi sedikit menanamkan diri berperilaku peduli alam. Dan, sedikit demi sedikit membuang ke egoisan diri, bahwa terkadang kitalah sumber bencana yang melanda, ketidaksadaran kita penyebabnya. Maka sudah saatnya kita memperkuat iman kita dengan hidup bersih, membangun relasi kesalingan dan ramah terhadap alam. Karena kebersihan bisa menjamin keselamatan, kesehatan dan keberlangsungan. []