• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Buku

Buku “A Diary of Genocide”: Mereka Tidak Akan Hilang dan Terlupakan

Atef menulis dan merekam setiap detail peristiwa yang ia alami selama perang layaknya ia menulis buku harian.

Nabila Hanun Nabila Hanun
17/11/2024
in Buku, Rekomendasi
0
Diary of Genocide

Diary of Genocide

1.1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Genosida yang Israel lakukan terhadap Palestina masih belum berakhir. Terhitung sudah terjadi kurang lebih 1 tahun dan belum terlihat tanda-tanda akan berakhir. Ratusan ribu nyawa berharga tercabut sia-sia. Namun, perlawanan mereka –bangsa Palestina, belum padam. Palestina masih melawan, meskipun tidak selalu menggunakan senjata.

Resensi Buku

Buku “A Diary of Genocide” ditulis oleh Menteri Kebudayaan dan Kesenian Otoritas Palestina periode 2019-2024, Atef Abu Saif. Dalam buku tersebut, beliau menulis dari hari pertama perang, yakni pada 7 Oktober 2023, hingga hari ke-85 perang pada 30 Desember 2023.

Atef sendiri telah menerbitkan beberapa buku lain seperti “The Drone Eats With Me” dan “A Suspended Life”. Sebagian besar bukunya bercerita mengenai bangsa Palestina yang masih berjuang memperoleh kemerdekaannya.

Atef menulis dan merekam setiap detail peristiwa yang ia alami selama perang layaknya ia menulis buku harian. Dan setiap kali berganti halaman, pembaca dibawa hanyut ke dalam perasaan kosong dan hampa –gambaran perasaan korban perang yang tiap detik dihantui ketidakpastian dan kematian.

Dari buku ini, pembaca dapat memahami bahwa ketika perang terjadi, segala hal menjadi sulit. Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar. Tidur menjadi tidak nyenyak, karena kita tidak tahu apakah masih bisa melihat esok hari.

Baca Juga:

Nakba Day; Kiamat di Palestina

Pesan dan Harapan Perdamaian dalam Perayaan Dua Paskah di Tanah Suci Palestina

Evakuasi Warga Palestina, Antara Solidaritas dan Potensi Kehilangan Identitas

Kenapa Amerika Serikat Membela Israel Habis-habisan?

Kebengisan Israel juga dipaparkan secara jelas di buku ini. Setiap menit drone dan rudal dijatuhkan. Mereka memerintahkan warga Palestina untuk mengungsi, namun pada akhirnya mereka tetap membunuh lautan pengungsi tersebut. Tidak sedikit mereka yang dieksekusi secara tidak adil.

Sisi Humanis dari Bangsa Palestina

Rumah sakit, tempat ibadah, dan sekolah yang sepatutnya menjadi tempat yang aman untuk berlindung, tetap menjadi sasaran penyerangan. Mereka –Israel, membombardir habis Kota Gaza dan tidak ingin kota tersebut terlihat cantik. Mereka menjadikan kota itu menjadi kota hantu.

Namun, di balik kebengisan Israel ini, Atef memperlihatkan sisi hangat dan humanis dari bangsa Palestina. Warga Palestina tetap saling membantu satu sama lain, dan bagaimana mereka bersuka cita ketika masih mendapati orang terdekat mereka masih selamat.

Saat Atef dan anaknya harus berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, orang-orang Palestina dengan murah hati menawarkan bantuan. Teman-temannya bahkan menjamunya dengan hangat. Kondisi seperti ini membuat hati para pembaca menjadi terenyuh. Di saat dunia berpaling, mereka tetap menjadi sebaik-baiknya manusia.

Pada akhir cerita, Atef dan anaknya berhasil mengungsi ke Mesir. Walaupun begitu, ia tetap tidak bisa berhenti memikirkan keluarganya yang masih terjebak di tengah peperangan. Ia menggambarkan perasaannya ini sebagai dilema orang yang terusir –menderita jika tetap tinggal, dan menderita juga ketika pergi.

Mereka Tidak Akan Hilang

Apa yang Atef lakukan adalah supaya orang-orang masih ingat bangsa Palestina. Ia memberikan gambaran peristiwa yang warga Palestina alami selama perang –dan bagaimana seharusnya dunia berpihak kepada mereka. Hal ini karena apa yang terjadi d sana ialah pembantaian generasi.

Adapun dua kemungkinan yang bisa terjadi terhadap akhir dari perang ini. Pertama, yakni akhirnya Palestina merdeka dan betul-betul terbebas dari hama Israel. Karya Atef dan berbagai karya lain dari seniman Palestina akan menjadi pengingat.

Kedua, tentunya kita tidak ingin hal ini terjadi, bahwa Palestina hilang dan habis karena genosida ini. Namun, mereka tidak sepenuhnya hilang berkat karya-karya ini. Berbagai karya ini akan membuktikan bagaimana dunia gagal dalam menjaga mereka dan tidak sepatutnya kita berpaling dari Palestina. []

Tags: Diary of GenocideGazaGenosidaIsraelPalestinaResensi Buku
Nabila Hanun

Nabila Hanun

Terkait Posts

Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Herland

Herland: Membayangkan Dunia Tanpa Laki-laki

16 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Perempuan Fitnah

Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

15 Mei 2025
Pendidikan Seks

Pendidikan Seks bagi Remaja adalah Niscaya, Bagaimana Mubadalah Bicara?

14 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Nyai Ratu Junti

    Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menilik Relasi Al-Qur’an dengan Noble Silence pada Ayat-Ayat Shirah Nabawiyah (Part 1)

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version