• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Sayyidah Aisyah: Sosok Perempuan Kritis

Beberapa sahabat yang ia kritik ialah Abu Hurairah, Umar bin Khathab, Ibnu Umar, Jabir, dan Ka'b. Mereka dianggap tidak cermat mendengar dan memahami kata-kata Nabi Saw.

Redaksi Redaksi
21/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sayyidah Aisyah

Sayyidah Aisyah

653
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Sebagai seorang periwayat Hadis, Sayyidah Aisyah tidak hanya aktif dalam meriwayatkan Hadis, tetapi juga berani melakukan kritik terhadap periwayatan sejumlah sahabat yang lain.

Beberapa sahabat yang ia kritik ialah Abu Hurairah, Umar bin Khathab, Ibnu Umar, Jabir, dan Ka’b. Mereka dianggap tidak cermat mendengar dan memahami kata-kata Nabi Saw.

Di antara kritik Aisyah, misalnya, terhadap Abu Hurairah yang mengutip pernyataan Nabi Saw. yang dianggap misoginis terhadap perempuan ialah:

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra., yang mengatakan, Rasulullah Saw bersabda, (Perkara yang) membatalkan shalat ialah perempuan, himar, dan anjing.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya).

Siapa pun yang membaca Hadis tersebut pasti akan tercengang dan bertanya-tanya. Mengapa shalat seseorang harus batal gara-gara ada perempuan, himar, atau anjing lewat di depannya?.

Baca Juga:

Ketika Sejarah Membuktikan Kepemimpinan Perempuan

Qiyas Sering Dijadikan Dasar Pelarangan Perempuan Menjadi Pemimpin

Membantah Ijma’ yang Melarang Perempuan Jadi Pemimpin

Tafsir Hadits Perempuan Tidak Boleh Jadi Pemimpin Negara

Dan, bagi pembaca perempuan, mungkin saja ia tersinggung berat, karena posisinya disamakan dengan dua binatang tersebut.

Ketegasan Sayyidah Aisyah

Mengenai Hadis tersebut, Sayyidah Aisyah menunjukkan kemarahannya. Ia mengatakan:

“Innal mar’ah la dabbah suu’ apakah perempuan disamakan dengan binatang tunggangan yang buruk itu. Bukankah Anda melihat sendiri bagaimana aku tidur di hadapan Nabi Saw. pada saat beliau shalat?”

Hadis tersebut ditemukan dalam kitab hadis shahih himpunan Imam Muslim. Terhadap hadis ini, para ulama ternyata harus melakukan analisisnya. Mereka ternyata tidak memaknainya secara harfiah/literal.

Imam Ahmad berpendapat bahwa yang membatalkan shalat hanyalah karena adanya anjing hitam yang lewat.

Sementara, untuk binatang himar dan perempuan, ia tidak berkomentar apa-apa. Ia hanya mengatakan, “Wa fi qalbi minal himar wal marah syaiun/dalam hal himar dan perempuan ada sesuatu.”

Pernyataan Imam Ahmad tersebut tentu saja memperlihatkan kegundahan hatinya. Boleh jadi karena hal itu tidak masuk akal.

Ulama yang lain, seperti Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam asy-Syafi’i, dan mayoritas ulama menolak makna literal hadits tersebut. Mereka mengatakan:

“Shalat seseorang tidak menjadi batal gara-gara lewatnya tiga hal itu dan tidak pula yang lainnya.”

Mereka kemudian memberikan analisis yang lain bahwa arti membatalkan (yaqtha’u) adalah kurang menenangkan hati.

Benarkah Perempuan Sumber Kesialan?

Hadis lain yang sungguh-sungguh meresahkan pembacanya, terutama kaum perempuan kita bisa temukan pula dalam sejumlah kitab hadis, seperti Sunan Dawud, Sunan Tirmidzi, Shahih Muslim, dan Shahih Bukhari berikut:

“Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Ra., ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Saw. mengatakan, “Sumber kesialan itu ada tiga: kuda, perempuan, dan rumah.”

Lagi-lagi Sayyidah Aisyah marah luar biasa mendengar cerita tersebut. Ia mengatakan,

“Demi Tuhan yang telah menurunkan al-Qur’an. Rasulullah Saw. tidak mungkin mengatakannya. Ia (Abdullah bin Umar Ra.) hanya mengutip kata-kata orang-orang Jahiliah. Mereka biasa meramal dengan penuh pesimistis dari tiga hal tersebut.”

Menurut Ibnu Qutaibah, Sayyidah Aisyah kemudian membacakan ayat al-Qur’an:

“Tidak ada bencana apa pun di muka bumi ini, dan tidak pula menimpa kamu, kecuali telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya, yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. al-Hadid (57): 22).

Sayyidah Aisyah selanjutnya mengatakan bahwa Abu Hurairah (perawi hadits ini) tidak utuh mendengarnya dari Nabi Saw. Ini karena ia bergabung bersama Nabi Saw ketika beliau sedang berbicara, dan Abu Hurairah hanya mendengar kalimat beliau yang terakhir. Ia tidak mendengar kalimat sebelumnya.

Padahal, Nabi Saw. sebelumnya mengatakan: “Orang-orang pada masa Jahiliah atau orang-orang Yahudi mengatakan hal itu”. []

Tags: KritisperempuanSayyidah Aisyahsosok
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version