• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

SKRR Bayt al-Hikmah Mengajak Remaja Memahami Pentingnya Kespro

Fachrul Misbahudin Fachrul Misbahudin
07/12/2018
in Aktual
0
SKRR Bayt al-Hikmah

Salah satu sesi pada Sekolah Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) ke-4 yang diselenggarakan Bayt al-Hikmah di kawasan Fahmina

29
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubaadalahnews.com,- Kesadaran remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi (kespro) masih kurang. Padahal kespro merupakan hal penting untuk menciptakan generasi sehat. World Health Organization (WHO) menjelaskan kespro adalah suatu keadaan fisik mental dan sosial yang utuh pada fungsi, proses dan bebas dari penyakit sistem reproduksi.

“Orang tua mempunyai peran yang penting dalam memberikan pendidikan kespro dan seksualitas terhadap anaknya. Agar mereka mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksi secara sehat dan  aman. Agar menghasilkan keturunan yang sehat,” kata Turisih Widyowati, pegiat Bayt al-Hikmah, ditemui saat Sekolah Kesehatan Reproduksi Remaja (SKRR) ke-4, di kawasan Fahmina, Senin (3/12).

Pendidikan kespro untuk  para remaja yang diadakan Bayt al-Hikmah tersebut merupakan salah satu rangkaian kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (HAKTP) di Cirebon. Acara ini juga sebagai salah satu cara untuk melakukan upaya melawan pelecehan seksual.

Menurut Asih, dari SKRR diharapkan para remaja, laki-laki dan perempuan, memahami kedaulatan tubuhnya. Diharapkan juga agar mereka mampu meyuarakan ketika mengalami pelecehan dari orang lain.

“Harus bersuara. Carilah teman yang bisa dipercaya untuk menceritakan apa yang dialami. Jangan diam saja.  Kalau diam saja maka itu sama halnya kita menimbun satu masalah atau beban mental yang sangat berbahaya bagi perkembangan. Bisa melapor ke Fahmina Institute, WCC Mawar Balqis atau ke SKRR Bayt al-Hikmah,” tutur Asih.

Baca Juga:

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Meninjau Ulang Amar Ma’ruf, Nahi Munkar: Agar Tidak Jadi Alat Kekerasan

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

Kekerasan Seksual

Fasilitas umum (fasum) yang berada ruang publik di kota-kota besar di Indonesia dinilai Asih masih belum ramah dan aman terhadap anak-anak, terutama perempuan. Berbagai tindakan kriminal, termasuk kekerasan seksual rawan menimpa mereka saat menggunakan fasum.

Asih mengungkapkan di angkutan umum misalnya, ada orang yang sengaja melakukan hal yang tidak senonoh kepada perempuan atau anak-anak.

“Sebenarnya mereka sering ngalamin itu, tapi diam saja. Tidak mau bersuara. Nah di SKRR Bayt al-Hikmah ini para peserta diajarkan untuk mulai bersuara dan mengenal bagian-bagian tubuhnya. Mana yang boleh disentuh, mana yang tidak. Dan mereka paham betapa pentingnya tubuh mereka sendiri,” ujar Asih.

Angka kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan itu Indonesia masih tinggi. Women Crisis Center (WCC) Mawar Balqis merilis ada 58 aduan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Wilayah III Cirebon. Sebagian besar dari jumlah itu korbannya merupakan anak-anak dan remaja. Mirisnya, pelakunya adalah orang terdekat korban.

Asih mengatakan, fakta-fakta itulah yang membuat SKRR Bayt al-Hikmah mendampingi korban secara langsung. Tetapi, jika ada memperlukan pendampingan khusus, korban dirujuk ke WCC Mawar Balqis, yang memang fokus terhadap pendampingan korban.

“Semuanya saling bekerja sama mulai dari masyarakat, teman-teman aktivis, pemerintah dan semua dinas terkait,” kata Asih.

Selain itu, Asih mengungkapkan, para aktivis dalam Jaringan Perempuan untuk Kemanusiaan di Cirebon melakukan gerakan untuk mendorong agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual segera disahkan.

“RUU PKS harus segera disahkan. Selama ini kasus pelecehan seksual masih menggunakan KUHP,” jelas Asih. (RUL)

Tags: asihBalqisbayt al-hikmahfahminafasumkekerasankespropelecehanpencegahanremajaseksualSKRR
Fachrul Misbahudin

Fachrul Misbahudin

Lebih banyak mendengar, menulis dan membaca.

Terkait Posts

Marzuki Wahid

Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Samia

Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

6 Juli 2025
Ulama Perempuan

Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

6 Juli 2025
Sejarah Ulama Perempuan ISIF

ISIF akan Gelar Halaqoh Nasional, Bongkar Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

5 Juli 2025
kekerasan seksual terhadap anak

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

18 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Mencari Nyai dalam Pusaran Sejarah: Catatan dari Halaqah Nasional “Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan Indonesia”
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID