• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tiga Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak

Pada masa ini, memberikan informasi yang benar mengenai fungsi dan kesehatan reproduksi menjadi sangat penting. Sebab, hal ini sangat terkait dengan pola kesehatan mereka dan perubahan yang terjadi pada organ reproduksi yang harus disadari sejak dini, baik pada perubahan yang terlihat ataupun tidak

Redaksi Redaksi
13/06/2022
in Hikmah, Keluarga
0
pendidikan kesehatan reproduksi

pendidikan kesehatan reproduksi

268
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk buku Parenting With Love, yang ditulis oleh Maria Ulfah Anshor, tentang pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan ini sebaiknya diberikan kepada anak sejak dini.

Para orang tua (ayah dan ibu) dalam memberikan pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak ini sebaiknya harus memahami terlebih dahulu apa yang anak alami dalam kehidupan sehari-hari, terutama yang berkaitan dengan organ dan fungsi reproduksinya.

Tiga Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Anak

Berikut 3 pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak yang wajib diketahui orang tua.

1. Membiasakan Membersihkan Alat Kelamin

Pengetahuan mengenai pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak sebaiknya diberikan kepada anak sejak usia dini, misalnya, mengajarkan tentang cara membersihkan alat kelamin.

Baca Juga:

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

Merencanakan Anak, Merawat Kemanusiaan: KB sebagai Tanggung Jawab Bersama

Stereotipe Perempuan sebagai Ibu Rumah Tangga

Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

Ajarkan kepada mereka bahwa setelah buang air kecil, bersihkan alat kelamin dengan menggunakan air bersih dan sabun jika diperlukan, kemudian mengelapnya dengan tisu, handuk, atau kain yang bersih.

Beri tahukan pula kepada anak-anak akibat jika tidak membiasakan diri membersihkan tubuhnya secara teratur setiap hari.

2. Mengenalkan Organ-organ Reproduksi dan Fungsinya kepada Anak

Di dalam masyarakat masih sering kita temukan kebiasaan mengenalkan alat reproduksi dan fungsinya kepada anak-anak dengan sebutan yang tidak tepat.

Misalnya, burung untuk sebutan penis, mimpi bertemu bidadari sebutan untuk anak laki-laki yang mimpi basah, dan sebagainya. Penyebutan tersebut dimaksudkan untuk menghaluskan ungkapan agar tidak terkesan “jorok”, tetapi menjadi tidak tepat.

Adapun dampak secara psikologis, orangtua akan memiliki perasaan tidak enak, bahkan menganggap tabu memberitahukan lebih jauh tentang fungsi organ tersebut.

Begitu juga anak menjadi tidak berani menanyakan lebih jauh tentang organ reproduksinya karena dianggap tidak sopan.

Bahkan, kalau ada yang berani menanyakannya, mereka akan dihardik, karena diangap tidak pantas disebut oleh anak yang belum dewasa.

Akibatnya, anak-anak mencari tahu hal tersebut dari teman-temannya melalui obrolan yang diperoleh dari menonton film porno maupun pengalaman dan imajinasi pribadinya yang belum tentu benar.

Bagi anak yang usianya menginjak remaja, sebaiknya diberi tahu oleh orangtua atau gurunya mengenai pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak terutama soal organ reproduksi serta fungsinya masing-masing, agar mereka mengetahui masalah kesehatan reproduksi tidak dari sumber yang menyesatkan.

Dengan bimbingan orangtua, mereka menyadari perubahan yang sedang terjadi dalam dirinya terkait dengan pertumbuhan organ reproduksinya. Apa saja yang harus dilakukan bila anak mengalami perubahan yang dialaminya, seperti mimpi basah pada remaja lakilaki, atau haid pertama (menarche) bagi remaja perempuan.

Ajarkan kepada mereka cara membersihkan alat vitalnya serta bersuci atau mandi yang benar, bukan hanya sekadar membasahi tubuhnya dengan air.

Perubahan-perubahan tersebut sebaiknya diberitahukan kepada mereka agar mereka tidak kaget dan mampu menyikapi apa yang terjadi dalam dirinya. Perubahan tersebut normal sejauh tidak menimbulkan kelainan klinis yang menganggu pertumbuhan anak.

Pada masa ini, memberikan informasi yang benar mengenai fungsi dan kesehatan reproduksi menjadi sangat penting. Sebab, hal ini sangat terkait dengan pola pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak dan perubahan yang terjadi pada organ reproduksi yang harus disadari sejak dini, baik pada perubahan yang terlihat ataupun tidak.

3. Memisahkan Tempat Tidur Anak

Dalam pola pendidikan kesehatan reproduksi untuk anak yang ketiga ini, anak laki-laki dan perempuan sebaiknya tidur terpisah, khususnya mereka yang sudah berusia remaja.

Dalam keadaan tidur mungkin saja aurat mereka terbuka yang sewaktu-waktu dapat terlihat satu sama lain. Hal tersebut tanpa disadari dapat menimbulkan yang rangsangan-rangsangan seksual di antara mereka.

Bahkan, sangat mungkin mereka saling bergantian mempermainkan alat kelaminnya manakala terlihat, meskipun mungkin awalnya sekadar bercanda.

Jika hal tersebut dibiarkan, dapat menimbulkan kebiasaan buruk, suka memainkan alat kelamin orang lain, dan sangat berbahaya jika mengakibatkan kebiasaan menikmati permainan tersebut. Lama-kelamaan dapat menimbulkan gangguan seksual bagi mereka di kemudian hari.

Selain itu, anak-anak akan merasa terkekang kebebasannya ketika hendak berganti pakaian dalam atau hendak melakukan sesuatu yang sangat pribadi.

Apalagi kalau di antara anak-anak tersebut ada yang memiliki kebiasaan buruk saat sedang tidur, misalnya, masih suka ngompol, memegang sesuatu menjelang tidur, atau kebiasaan tertentu yang tidak lazim.

Kondisi tersebut dapat saling memengaruhi satu sama lain atau saling memperolok-olok di antara mereka yang dapat menimbulkan hal-hal buruk yang tidak diinginkan.

Karena itu, memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan sangat dianjurkan menurut ajaran Islam, sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Ajaklah anak-anakmu shalat dan pisahkan tempat tidur mereka.”

Menyediakan fasilitas kamar tidur terpisah bagi anak-anak memang bukan perkara mudah, apalagi bagi mereka yang memiliki tempat tinggal kecil dan secara ekonomi hidupnya pas-pasan dengan banyak anak.

Impitan ekonomi tersebut sering kali memaksa orangtua untuk menyatukan anak laki-laki dan perempuan dalam satu kamar, bahkan satu tempat tidur.

Kebiasaan tersebut sangat berbahaya, apalagi jika anak-anak mulai tumbuh remaja, karena dapat menimbulkan perilaku seksual yang tidak baik, bahkan perilaku seks sebelum waktunya.

Karena itu, agar hak anak untuk memiliki tempat tidur secara terpisah terpenuhi, pendidikan keluarga berencana bagi pasangan muda menjadi sangat relevan, selain dimaksudkan agar kesejahteraan keluarga terbina secara harmonis dan bahagia. (Rul)

Tags: anakayahfungsiIbukesehatan reproduksikesproorang tuaorgan reproduksipendidikan
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Marital Rape

Ketika Istilah Marital Rape Masih Dianggap Tabu

2 Juli 2025
Perceraian dalam

Perceraian dalam Fikih: Sah untuk Laki-Laki, Berat untuk Perempuan

1 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Isu Iklim

    Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bisnis Mentoring Poligami: Menjual Narasi Patriarkis atas Nama Agama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi
  • Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID