• Login
  • Register
Senin, 19 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tips Melawan Penyakit Hati Menurut Imam Al Ghazali

Hati merupakan pusat dari semua perbuatan manusia. Ia akan memberi cerminan baik dan buruk suatu amaliyah dalam kehidupan sehari hari

Salmiah Silalahi Salmiah Silalahi
04/07/2023
in Hikmah
0
Melawan Penyakit Hati

Melawan Penyakit Hati

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Fenomena hari ini, di tengah ramainya pemberitaan palsu, hoaks, dan ujaran kebencian di media sosial memberikan fakta adanya hati yang tak sehat. Seperti para penyebar hoaks dan berita bohong yang ada di sekitar kita. Secara nyata telah menampakkan kerusakan hati alias sakit. Sakit yang saya maksud antara lain adalah sakit ucapannya, sakit akhlaknya atau sakit perilakunya.

Lalu bagaimana kita mampu melawan penyakit hati ini? Melalui tulisan ini, saya ingin menjelaskan tentang tips melawan penyakit hati menurut Imam Al Ghazali.

Ada Tiga Kategori Hati Menurut Imam Al Ghazali

 ” أَلا وإِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُّهُ وإذَا فَسَدَت فَسَدَ الجَسَدُ كُلُّهُ أَلا وَهيَ القَلْبُ.“ رواه البخاري ومسلم.

Dari An Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma (R.a), Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam (Saw) bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung).” (HR. Bukhari No. 52 dan Muslim No. 1599).

Tiga Kategori Hati

Berbicara tentang melawan penyakit hati ulama tasawuf Imam Al-Ghazali membagi tiga kategori hati manusia. Pertama, hati sehat. Kondisi hati seperti yang menyebabkan keselamatan. Di mana hati yang sehat memiliki tanda tanda diantaranya, Imanya kokoh, ahli bersyukur, tidak serakah, khusu dalam beridah, banyak berdzikir, kebaikan selalu dinamis (Berkah), segera sadar bila melakukan kesalahan (bertobat) dan hidup terasa tentram damai.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Mandat Utama Manusia di Muka Bumi

Kedua, Hati yang sakit. Hati sakit adalah hati yang masih memiliki keimanan dan melakukan ibadah pahala, namun ada pula noda noda maksiat dan dosa. Tanda tandanya adalah selalu gelisah, jauh dari ketenangan, mudah marah, tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, susah menghargai orang lain. Pendek kata dalam menjalani kehidupanpun manusia yang punya penyakit hati tidak nyaman menjalani hidup.

Ketiga, Hati mati. Hati yang mati adalah hati yang mengeras karena banyaknya kotoran yang melekat, akibat dari dosa dosa hasil dari perbuatanya. Hati yang mati bisa membahayakan orang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan tidak sanggup membedakan yang baik dan yang buruk. Mereka cenderung merusak.

Analog Sakit Hati

Soal hati yang sakit. Analoginya dapat kita contohkan. Sebagaimana kisah berikut ini. Seorang penggembala kambing sedang menggembalakan kambingnya di suatu padang rumput. Saat si penggembala lelah, ia beristirahat di bawah sebuah pohon yang rindang disertai angin sejuk yang semilir mengalir hingga ia pun tertidur pulas.

Oleh sebab penggembala tertidur maka hewan ternaknya banyak berjalan kemana-mana. Ada yang masuk ke pekarangan orang lain, naik ke puncak gunung. Bahkan ada yang menyebrangi jalan raya. Saat si penggembala terbangun dari tidur pulasnya ia terperanjat karena menemukan tidak seekor kambing pun yang berada di dekatnya.

Sama halnya dengan diri kita, bilamana mata kita tak terjaga, melihat semua yang tidak pantas untuk kita lihat. Lalu mulutpun tak terjaga, mengeluarkan banyak kata-kata kotor dan tidak pantas terdengar. Begitupun telinga yang bisa mendengarkan apa saja. Termasuk hal-hal yang diharamkan karena  sang penjaga diri ini sedang terlelap.

Siapakah penggembala mata, mulut, telinga, tangan dan kaki ini semua? Dialah hatimu.

Pusat Semua Perbuatan Manusia

Hati merupakan pusat dari semua perbuatan manusia. Ia akan memberi cerminan baik dan buruk suatu amaliyah dalam kehidupan sehari hari. Manusia akan menjadi baik atau buruk perbuatannya tergantung dari hatinya. Sebagaimana gambaran atau contoh yang saya anologikan.

Seperti teko berisi air yang kita tuangkan ke dalam gelas atau cangkir. Kita bisa melihat apakah isi gelas atau cangkir berupa air kopi atau teh misalnya. Kalau cangkir itu berisi kopi maka sudah pasti di teko berisikan Kopi. Itulah gambaran sebuah hati pada manusia. Demikianlah, semoga bermanfaat bagi kita. Amiin. []

 

 

 

Tags: hoaksimam al-ghazalimanusiaPenyakit HatitasawufUjaran Kebencian
Salmiah Silalahi

Salmiah Silalahi

Peserta Literasi Digital II bagi Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan

    KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version