• Login
  • Register
Sabtu, 19 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Keluarga

Pentingnya Edukasi Tentang Menstruasi Kepada Remaja Laki-laki dan Perempuan

Edukasi tentang menstruasi ini agaknya menjadi penting sehingga tidak hanya diberikan kepada remaja perempuan sebagai pemilik pengalaman tersebut tetapi juga kepada remaja laki-laki

Alfiyah Alfiyah
21/08/2021
in Keluarga
0
Edukasi

Edukasi

274
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Islam merupakan agama yang memiliki perhatian yang luas terhadap seluruh sendi kehidupan, termasuk di dalamnya dalam bidang kesehatan paling privat yakni reproduksi. Perhatian ini tercermin dalam beberapa hadits. Salah satunya yaitu hadist tentang pembatasan perempuan dan laki-laki yang berduaan di tempat sepi, kecuali ada mahram.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, r.a bahwa beliau mendengar baginda Nabi SAW. Berkhutbah dan berkata: “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki berdua-duaan dengan perempuan di tepat sepi kecuali ada mahram baginya (perempuan)” H.R. al-Bukhori. Semangat dari hadits tersebut tidak lain adalah sebagai tindakan preventif agar laki-laki dan perempuan menjauh dari tindak kekerasan seksual.

Salah satu yang membedakan antara perempuan atas laki-laki adalah kepemilikan rahim yang berimplikasi pada beberapa pengalaman khas perempuan yakni menstruasi, hamil, melahirkan dan nifas. Dari beberapa pengalaman khas tersebut menstruasi menjadi penanda siapnya organ reproduksi perempuan mengalami kehamilan.

Namun, di dalam konstruksi masyarakat masih menempatkan salah satu pengalaman biologis perempuan yakni menstruasi dengan anggapan yang masih tabu dan menjadi bahasan yang tidak perlu dibahas lebih dalam. Seperti halnya fakta hari ini masih terdapat tabu menstruasi yang berdampak pada tindakan diskriminatif terhadap perempuan. Hal tersebut disebabkan oleh warisan budaya dan peradaban yang begitu masif dan sistemik.

Dalam lingkup masyarakat tertentu, berbagai pembatasan ditujukan kepada perempuan yang sedang menstruasi. Seperti yang terjadi di dalam masyarakat Eropa di masa lampau yang melarang perempuan yang sedang menstruasi untuk memasak makanan karena dianggap kotor dan tidak menyehatkan.

Baca Juga:

Fenomena Eldest Daughter Syndrome dalam Drakor When Life Gives You Tangerines, Mungkinkah Kamu Salah Satunya?

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

Hancurnya Keluarga Akibat Narkoba

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

Lalu, pelarangan pada perempuan menstruasi dalam masyarakat Beng di Pantai Gading yang dianggap berpolusi sehingga tidak dibolehkan untuk memasuki hutan dan melakukan kegitatan pertanian. Perempuan Bali yang sedang menstruasi dilarang memasuki hutan karena dianggap merusak kesuburan dan mengganggu kesucian.

Padahal Islam secara tegas menyatakan dalam (QS. Al-Baqarah (2):222) bahwa menstruasi tidak lebih dari rasa sakit yang dialami perempuan. Sehingga hal tersebut bukanlah persoalan mitos perempuan yang sedang menstruasi sehingga ia jatuh menjadi rendah, hina dan najis seperti yang diyakini masyarakat luas.

Merespon konstruksi masyarakat yang masih memandang tubuh perempuan tidak layak berada di ruang publik karena dianggap kotor dan najis tersebut, maka tulisan ini akan mengulas pentingnya orang tua, saudara, teman dan sahabat terdekat memainkan peranannya untuk memberikan pendekatan tentang edukasi menstruasi kepada remaja laki-laki dan perempuan di lingkungan mereka. 

Edukasi Menstruasi Kepada Remaja Laki-laki dan Perempuan

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tahun 2019, 65 % orang tua di Indonesia tidak membicarakan tentang menstruasi kepada anak, data 45% orang tua di Indonesia juga menganggap pembicaraan tentang menstruasi penting dilakukan kepada anak.

Pembahasan mengenai menstruasi masih dianggap tabu, sehingga anak merasa bingung bertanya kepada siapa dan cenderung tidak ingin membicarakannya pada siapapun, padahal banyak hal penting yang harus diketahui berkaitan dengan menstruasi. Edukasi mengenai siklus, hingga mitos-mitos yang melingkupinya.

Menstruasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan ketika mendiskusikan pendidikan seks. Eti Nurhayati dalam bukunya yang berjudul Psikologi Perempuan memaparkan bahwa diantara cara memberikan edukasi kepada remaja laki-laki mapun perempuan tentang menstruasi yang pertama adalah mengenali tubuhnya sendiri dan perbedaan fungsi dengan jenis yang lain.

Kedua, mengenalkan perbedaan fungsi dari alat reproduksi yang dimiliki keduanya serta bagaimana perlakuan yang tepat.  Ketiga, memberikan informasi dan perlakuan yang tepat kepada adik perempuan agar tidak menimbulkan pengalaman-pengalaman psikologis yang timbul akibat menstruasi, seperti: ketakutan yang tidak beralasan, rasa batin tertekan, kemurungan, fantasi rasa sakit (dysmenaorrhoe) dll serta bagaimana merencanakan perlakuan terbaik agar tetap sehat dan terlindungi. 

Edukasi tentang menstruasi ini agaknya menjadi penting sehingga tidak hanya diberikan kepada remaja perempuan sebagai pemilik pengalaman tersebut tetapi juga kepada remaja laki-laki. Seperti misi Islam yang selama ini kita yakini yaitu sebagai agama yang memberikan rahmat kepada seluruh alam. Maka diskriminasi dalam bentuk merendahkan martabat perempuan menstruasi yang dipandang kotor, najis dan dikurangi hak-haknya tidak dapat dibenarkan.

Sedangkan, edukasi di sini sebagai pegangan bahwa pengalaman yang membedakan antara perempuan dan laki-laki tersebut bukanlah sekat untuk membeda-bedakan perlakuan di ruang publik berdasarkan jenis gender. Sehingga tujuan minimalnya edukasi ini adalah agar tidak memiliki pikiran dan tindakan yang diskriminatif. Sementara tujuan maksimalnya adalah agar kelak mereka tidak turut serta melanggengkan kontruksi masyarakat yang berusaha menjauhkan perempuan menstruasi dari mendapatkan manfaat luas di kehidupan publik. []

 

 

Tags: Haidkeluargakesehatan reproduksiMenstruasiPendidikan SeksPengasuhan AnakPsikologi Remajaremaja
Alfiyah

Alfiyah

Alumni FKD IPMAFA 2022 | Mari saling sapa di instagram @imalfi__

Terkait Posts

Mengantar Anak Sekolah

Mengantar Anak Sekolah: Selembar Aturan atau Kesadaran?

18 Juli 2025
Menikah

Yang Terjadi Jika Miskin, Tapi Ngotot Menikah

15 Juli 2025
Praktik Kesalingan

Praktik Kesalingan sebagai Jalan Tengah: Menemukan Harmoni dalam Rumah Tangga

12 Juli 2025
Relasi Imam-Makmum

Relasi Imam-Makmum Keluarga dalam Mubadalah

9 Juli 2025
Jiwa Inklusif

Menanamkan Jiwa Inklusif Pada Anak-anak

8 Juli 2025
Pemimpin Keluarga

Siapa Pemimpin dalam Keluarga?

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kehamilan Perempuan Bukan Kompetisi: Memeluk Setiap Perjalanan Tanpa Penghakiman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • COC: Panggung yang Mengafirmasi Kecerdasan Perempuan
  • Pesan Terakhir Nabi Saw: Perlakukanlah Istri dengan Baik, Mereka adalah Amanat Tuhan
  • Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an
  • Aisyah: Perempuan dengan Julukan Rajulah Al-‘Arab
  • Refleksi tentang Solidaritas yang Tidak Netral dalam Menyikapi Penindasan Palestina

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID