Mubadalah.id – Empat September kemarin, dunia memperingati hari kesehatan seksual. Menurut WHO, kesehatan seksual adalah kesejahteraan fisik, emosional, mental dan sosial dalam hubungannya dengan seksualitas manusia. Jadi kesehatan seksual tidak hanya berkaitan dengan kesehatan organ seksual melainkan juga berkaitan dengan emosi, mental hingga hubungan sosial seseorang. Nah berikut 6 tips menjaga kesehatan seksual perempuan di masa pandemi.
Kesehatan seksual dapat dicapai dengan saling menghormati, menghargai, melindungi dan memenuhi hak-hak seksual semua orang, termasuk memastikan bahwa pemenuhannya dilakukan tanpa diskriminasi, tanpa paksaan dan tanpa kekerasan.
Tema yang diangkat dalam peringatan hari kesehatan seksual sedunia tahun ini adalah “Turn in on: Sexual Health in a Digital World”. Tema ini diambil karena pembicaraan mengenai kesehatan seksual penting untuk dilakukan di dunia digital mengingat sebagian besar kegiatan kita di masa pandemi beralih dalam jaringan. Selain itu, melalui tema ini kita bisa melihat bahwa pelanggaran hak-hak seksual yang berkaitan langsung dengan kesehatan seksual seringkali terjadi di dunia digital.
Seringkali dianggap tabu
Dalam masyarakat kita, sebagian kalangan masih menganggap pembicaraan mengenai seksualitas sebagai hal yang tabu. Membicarakan seksualitas seringkali dinilai hanya berkisar pada aktivitas seksual saja. Bahkan, mengajarkan seksualitas seringkali dituduh mendorong pelaksanaan hubungan seksual sebelum waktunya. Padahal, kesehatan seksual tidak hanya berkisar tentang aktivitas seksual saja, melainkan lebih luas lagi juga tentang kesehatan alat reproduksi, mental, emosi dan hubungan sosial seseorang yang berkaitan dengan seksualitas.
Membicarakan tentang seksualitas sejatinya penting dilakukan sedari dini. Hal ini karena pemenuhan hak-hak seksual dan reproduksi dapat dicapai jika masing-masing manusia saling menghargai dan melindungi. Hak manusia lainnya. Dengan kata lain melalui pembicaraan dan pendidikan tentang seksualitas pelanggaran hak seksual dan reproduksi, termasuk perkosaan dan pelecehan seksual dapat menurun bahkan tidak ada. Selain itu, menyebarkan pemahaman tentang hak tersebut juga dapat menjadi bekal untuk membuat keputusan yang bertanggungjawab karena menyadari konsekuensi atas pilihan yang telah dibuat.
Tips Menjaga Kesehatan Seksual Perempuan di Masa Pandemi
Kajian Komnas Perempuan menunjukkan sulitnya pemenuhan kesehatan seksual perempuan di masa pandemi. Hal ini berkaitan dengan akses terhadap layanan kesehatan reproduksi dan kontrasepsi, ditambah dengan kompleksitas yang terjadi karena meningkatnya angka perkawinan anak, kehamilan yang tidak diinginkan hingga kekerasan seksual berbasis gender.
Selain itu, peralihan sebagian interaksi manusia di media digital juga menjadi salah satu hal yang penting untuk diperhatikan mengingat pelecehan seksual dan kekerasan berbasis gender bisa terjadi juga di media digital.
Berikut adalah tips untuk menjaga kesehatan seksual di masa pandemi:
Pertama, dapatkan informasi seputar kesehatan seksual dari sumber terpercaya. Misalnya artikel kesehatan dari WHO, Kementerian Kesehatan, BKKBN maupun sumber lain yang dikelola oleh penyedia layanan kesehatan.
Kedua, manfaatkan layanan telemedicine. Saat ini banyak platform telemedicine yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan konsultasi online. Bahkan beberapa platform telemedicine menyediakan layanan khusus kesehatan seksual, misalnya seperti Halodoc. Jangan lupa pilihlah layanan yang terverifikasi untuk memastikan data privasi kita.
Ketiga, untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, pilihlah kontrasepsi yang bisa dilakukan secara mandiri. Komunikasikan pemilihan dan penggunaannnya dengan pasangan anda. Keempat, jagalah kebersihan alat reproduksi setiap saat. Termasuk juga ketika menstruasi, gunakan pembalut yang aman dan higienis.
Kelima, apabila diharuskan mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan layanan kesehatan seksual dan reproduksi, jangan lupa terapkan protokol kesehatan.
Keenam, berbaik hatilah pada diri sendiridan orang lain. Meskipun pandemi membuat kita khawatir hingga menghindari pertemuan, tetapi jangan lupa mengambil tindakan yang dirasa penting untuk melindungi kesehatan seksual dan reproduksi.
Selain itu, bantulah orang lain yang tidak dapat mengakses informasi maupun layanan kesehatan seksual dan reproduksi jika memungkinkan.Hal ini tidak hanya dapat kita lakukan di dunia nyata, tetapi juga dunia maya.
Semoga tips di atas dapat membantu kita mewujudkan kesehatan seksual dan reproduksi di masa pandemi. Di sisi lain, tentunya kita berharap bahwa upaya perawatan mandiri atas kesehatan seksual dan reproduksi dapat didukung oleh pasangan, individu lain dan juga masyarakat.
Bukan hanya dengan saling menghormati dan memberikan dukungan atas hak kesehatan seksual dan reproduksi, tetapi juga menjadikan pembicaraan dan pengetahuan tentang kesehatan seksual menjadi arus utama. []