• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Angela Merkel: Teladan Kepemimpinan Perempuan

Dalam kondisi sulit di tengah pandemi global covid-19, Angela Merkel telah memberikan contoh baik untuk politik dan kekuasaan ala-Angela Merkel, yang berusaha memastikan keadaan anak-anaknya baik-baik saja.

Zahra Amin Zahra Amin
06/02/2021
in Figur
0
Angela Merkel

Angela Merkel

187
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Pada suatu kesempatan, saya membaca postingan di media sosial tentang sosok Perdana Menteri Jerman Angela Merkel, yang telah meninggalkan jejak prestasi luar biasa, dan keteladanan kepemimpinan perempuan. Sebuah akun di facebook, atas nama Lany Verayanti menuliskan, bahwa Angela Merkel merupakan perempuan tangguh yang memimpin dan melayani rakyatnya, yang dihormati, dikagumi dan disayangi rakyatnya.

Lany melanjutkan, Angela Merkel tidak pernah menganggap dirinya lebih baik dari orang lain, yang sejak sebelum menjadi Kanselir atau Perdana Menteri Jerman sampai saat berpisah dengan rakyat yang dipimpinnya, ia masih tinggal di apartemen yang sama. Ia juga tidak pernah mengatakan “.. kalau bukan karena saya..”.

Bahkan, Lany menyampaikan rasa kekagumannya, salut. Angela Merkel sudah memberikan bukti untuk menepis keraguan banyak orang tentang kepemimpinan perempuan. Dalam kondisi sulit di tengah pandemi global covid-19, Angela Merkel telah memberikan contoh baik untuk politik dan kekuasaan ala-Angela Merkel, yang berusaha memastikan keadaan anak-anaknya baik-baik saja.

Kemudian disebutkan dalam postingan lain masih di laman sama, yang penulisnya tidak diketahui, karena sudah dibagikan berkali-kali, menjadi bukti catatan tertulis tentang bagaimana kiprah Angela Merkel bagi negaranya. Pada 16 Januari 2021 itu, Merkel meninggalkan posisi kepemimpinan partainya dan menyerahkan kepada orang Jerman lainnya, serta rakyat Jerman yang berada dalam kondisi terbaik untuk menggantikannya

Belum pernah dalam sejarah Jerman terjadi dimana reaksi seluruh orang Jerman pergi ke balkon rumah masing-masing, dan bertepuk tangan untuknya secara spontan selama 6 menit. Sebuah tepuk tangan hangat tanpa henti, tanpa penyair populer, tanpa MC tanpa suara sampah, sampah yang kurang ajar dari siapapun.

Baca Juga:

Sultanah Safiatuddin, Penggerak Literasi di Kesultanan Aceh

Mengenal Ratu Kalinyamat, Pahlawan dan Pemimpin Perempuan dari Jepara

Bias Gender dalam Dunia Politik

Film Gangubai Kathiawadi: Otoritas dan Representasi Perempuan dalam Politik

Masih pada hari yang sama, Jerman mengucapkan selamat jalan kepada Angela Merkel, Kanselir Jerman, sebagai ketua Partai CDU, dan otomatis akan diganti orang lain sebagai Perdana Menteri, dengan bertepuk tangan hangat selama enam menit di beranda rumahnya atau di balkon apartemennya masing-masing. Orang Jerman memilihnya untuk memimpin mereka, dan ia memimpin 80 juta orang Jerman selama 15 tahun dengan dedikasi, kompetensi, keterampilan dan ketulusan.

Selama lima belas tahun memimpin, Angela Merkel dengan otoritas sepenuhnya tidak ada satupun pelanggaran yang tercatat terhadap dirinya. Ia tidak menugaskan satupun kerabatnya sebagai menterinya. Ia tidak pernah mengatakan bahwa ia menciptakan kemakmuran dan Jerman yang Jaya. Ia tidak mendapatkan keuntungan sepeserpun dari kedudukannya, juga tidak ada yang menjadi anggota “pasukan penghibur” hidupnya.

Angela Merkel juga tidak menerima piagam, atau bintang kehormatan. Ia tidak melawan atau menghukum mereka yang mendahuluinya dan tidak membubarkan partai oposisinya atau membalas dan menuntut darah rekan senegaranya. Ia tidak mengucapkan atau mengumbar omong kosong untuk kepentingan politiknya. Ia tidak muncul di keramaian Berlin untuk difoto dan menebar pesona.

Ini adalah Angela Merkel, seorang perempuan yang dijuluki “Bukan ibu negara atau Ibu pemimpin dunia” dan digambarkan setara dengan enam juta pria. Bertentangan dengan realitas, tidak ada pujian, kemunafikan, representasi dan dentuman meriam perpisahan seperti di negara makmur lainnya. Dan yang lebih menakjubkan, tidak ada yang berteriak menjelekkan Merkel, menghinanya ataupun mencelanya.

Angela Merkel lahir pada 17 Juli 1954 di Hamburg dengan nama Angela Kasner. Ayahnya Horst Kasner adalah pendeta protestan, dan ibunya, Herlind, guru Bahasa Latin dan Inggris. Beberapa minggu setelah Angela dilahirkan, keluarganya pindah ke Jerman Timur. Dia punya 2 adik, seorang lelaki dan seorang perempuan.

Saat kuliah jurusan Ilmu Fisika di Leipzig, Angela Kasner bertemu suami pertamanya, Ulrich Merkel, dan mereka menikah tahun 1977. Usai kuliah, Angela dan suaminya pindah ke Berlin Timur. Meski di tahun 1982 pasangan ini bercerai, Angela tetap menggunakan nama suaminya.

Di tengah krisis akibat skandal sumbangan gelap yang mengguncang CDU, pada tahun 2000 Merkel akhirnya terpilih sebagai perempuan pertama yang menjadi ketua CDU, dan pada tahun 2005 ia menjadi kanselir perempuan pertama di Jerman.

Awal masa jabatan Merkel sebagai kanselir tidak bisa dibilang mulus. Kemenangannya sempat membuat penguasa Rusia Vladimir Putin geram karena ia menjagokan salah satu sekutu terdekatnya, yakni petahana Gerhard Schröder dari Partai SPD. Dalam pertemuan dengan Merkel pada tahun 2007, Putin bahkan dengan sengaja membawa anjing labradornya. Putin tahu bahwa Merkel dikenal takut terhadap anjing.

Jerman berdiri bagaikan sebuah Institusi/Negara Besar yang mengucapkan selamat tinggal kepada pemimpinnya, seorang fisikawan kimia yang tidak tergoda oleh busana atau lampu kristal, perhiasan, tidak membeli rumah besar, mobil besar yang mewah atau mobil sport bagi anaknya, kapal pesiar atau pesawat pribadi. Angela Merkel sadar bahwa dia berasal dari bekas negara bagian Timur Jerman.

Ia meninggalkan kursi kepemimpinannya setelah meninggalkan keunggulan Jerman di atas segalanya. Delapan belas tahun dan ia tidak membawa sepotongpun pakaian baru pulang kerumahnya.Tuhan telah mengantar kepemimpinan orang Jerman ini dan membawanya keatas kebesaran Jerman .

Ada tulisan menarik dalam postingan tersebut, terkait bagaimana percakapan ia dengan pers, yang mempertanyakan relasi Merkel dengan pasangannya, dan integritas dia sebagai pemimpin. Diceritakan pada sebuah pertemuan dengan pers, ada seorang wartawati perempuan bertanya kepada Merkel: Kami melihat bahwa busana Anda hanya itu-itu saja sejak memulai pemerintahan anda, apakah Anda tidak memiliki busana yang lain?

Merkel menjawab: Saya ini pegawai negeri, bukan peragawati! Pada pertemuan pers lainnya, mereka bertanya padanya: Apakah Anda memiliki pembantu rumah tangga yang membersihkan rumah, menyiapkan makanan dan sebagainya? Jawabannya adalah: Tidak, saya tidak memiliki pembantu rumah tangga dan saya tidak membutuhkan mereka. Bersama suami saya melakukan pekerjaan itu di apartemen kita setiap hari.

Kemudian wartawan lain bertanya: Siapa yang mencuci baju Anda atau suami Anda? Jawaban Merkel : Saya yang mengatur pakaian, dan suami saya yang mengoperasikan mesin cuci, dan biasanya kami melakukannya pada malam hari, karena listrik lebih murah. Dan yang terpenting adalah kami memperhitungkan tetangga dari ketidak nyamanan karena dinding yang memisahkan apartemen kami dari tetangga cukup tebal.

Ia meminta para wartawan agar bertanya kepadanya mengenai keberhasilan dan kegagalannya dalam pekerjaannya selama ia menjadi kepala pemerintahan.Ibu Merkel tinggal di apartemen sederhana seperti warga negara lainnya. Ia tinggal di apartemen sebelum terpilih sebagai Perdana Menteri Jerman, tidak meninggalkannya dan tidak memiliki rumah mewah, pelayan, kolam renang ataupun taman

Iya adalah Angela Merkel, Perdana Menteri Jerman, seorang anggota masyarakat biasa, yang kembali ke status awalnya, yang membuat Jerman menjadi ekonomi terbesar di Eropa salah satu ekonomi terbesar di dunia. Sebagai perempuan, tentu saja saya ikut merasa bangga, Angela Merkel telah memberikan teladan baik, dan membuktikan keberhasilan dari kepemimpinan perempuan. []

 

Tags: Angela Merkelpemimpin perempuanPerdana Menteri JermanTokoh Inspiratif
Zahra Amin

Zahra Amin

Zahra Amin Perempuan penyuka senja, penikmat kopi, pembaca buku, dan menggemari sastra, isu perempuan serta keluarga. Kini, bekerja di Media Mubadalah dan tinggal di Indramayu.

Terkait Posts

Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Rasuna Said

Meneladani Rasuna Said di Tengah Krisis Makna Pendidikan

5 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version