Mubadalah.id – Berbahagialah bagi orang-orang yang diberi nikmat tidur dan tidak mengalami kesulitan untuk tidur. Sebab tidur merupakan salah satu bentuk istirahat yang paling nikmat dan karunia luar biasa yang diberikan oleh Allah Swt. Di masa pandemi yang tidak berkesudahan seperti saat ini, problematika perihal tidur mulai sering dialami, terlebih bagi orang-orang yang terpapar virus covid-19. Dan tidak jarang banyak di antaranya yang mengalami insomnia akut.
Seperti yang saya rasakan beberapa hari terkahir ini, mengatur waktu tidur rasanya sulit sekali. Berbagai macam cara dan usaha untuk mempermudah tidur sudah saya lakukan. Akan tetapi semuanya gagal, tetap saja tidak dengan semudah itu saya bisa tertidur. Tertidur dengan durasi singkat, sampai kadang mudah terbangun setelah baru saja terlelap beberapa menit, dan kemudian tidak dapat tidur lagi.
Mengingat tidur merupakan istirahat yang dibutuhkan dan hak atas tubuh yang harus diberikan, permasalahan gangguan tidur, apalagi insomnia akut atau insomnia berkepanjangan nyatanya meningkatkan berbagai resiko kesehatan. Selain dapat memperburuk kondisi kesehatan secara medis, gangguan tidur atau insomnia juga nyatanya dapat meningkatkan gangguan kesehatan psikologis atau mental. Inilah resiko kesehatan yang diakibatkan insomnia.
Menurut National Institute for Health, insomnia meningkatkan resiko masalah kesehatan mental serta masalah kesehatan secara keseluruhan. Lebih rinci, berikut ini resiko kondisi kesehatan yang bisa terjadi akibat insomnia. Jika Insomnia terjadi berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan penyakit fisik lainnya. Mulai dari, stroke, kejang-kejang, peradangan, obesitas, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Bahkan dapat menyebabkan kekebalan tubuh melemah. Padahal di era pendemik seperti ini, kekebalan tubuh sangat diperlukan. Untuk itu, kita semua harus berupaya keras agar terhindar dari insomnia.
Tak hanya fisik, kesehatan mental juga bisa terganggu akibat insomnia yang berkepanjangan. Beberapa gangguan kesehatan yang umum terjadi akibat insomnia adalah depresi dan kecemasan. Hal ini karena kurang tidur bisa meningkatkan hormon kortisol atau yang dikenal juga sebagai hormon stres. Akibatnya, orang yang mengalami insomnia cenderung mudah cemas dan khawatir akan banyak hal.
Ditegaskan dalam kitab Manba’usSa’adah karya Dr. Faqihuddin Abdul Kodir menjelaskan beberapa fungsi tidur. Mulai dari menumbuhkan semangat baru, memenuhi kebutuhan tubuh untuk istirahat dan menjadikan segar kembali, penenang jiwa dari hiruk pikuk duniawi dan lainnya. Selain itu tidur juga memberi beberapa manfaat yang banyak bagi tubuh kita.
Sedikitnya ada tiga hal yang menjadi manfaat tidur untuk tubuh kita. Pertama, tidur menjadi sarana regenerasi sel-sel tubuh agar bisa berfungsi secara maksimal. Kedua, membantu mengeluarakan racun-racun dalam tubuh dan membantu otak untuk berkonsentrasi. Ketiga, penenang jiwa dari hiruk pikuk duniawi.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-furqon ayat 47 yang berbunyi:
وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا
Dan Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha (Qs. Al-Furqan ayat 47)
Mengatur pola tidur bukan perkara mudah namun bukan berarti sulit dilakukan. Yang perlu dilakukan adalah dengan mengatur pola hidup sehat agar memiliki pola tidur yang teratur dan cukup. Selain dengan tidur, istirahat yang dimaksudkan juga bisa berupa relaksasi dalam bentuk yang lain. Yakni bisa dengan cara yang berbeda-beda tergantung hobinya masing-masing, bisa dengan membaca buku, menanam bunga, meditasi, dan lain sebagainya atau biasa disebut dengan me time.
Dan yang paling penting adalah mengatur pikiran agar selalu berpikir positif, sebab segala sesuatunya berawal dari pikiran. Pikiran positif akan memberikan aura positif kepada diri sendiri dan orang lain, yang akan memberikan efek reaksi positif untuk kita dan menjadikannya kekuatan. Sebab biasanya yang paling bahaya dan dapat mempengaruhi kesehatan dan menjadikannya penyakit adalah diri sendiri.
Hal buruk dan baik bisa berawal dari pikiran kita sendiri yang memberikan efek pada kesehatan, apalagi di masa pandemi seperti ini. Kita dituntut untuk belajar lebih banyak mengontrol pikiran agar selalu berpikir positif. Berpikir baik, berkata baik, dan berbuat baik harus selalu dilakukan. Jaga kesehatan, tetap berfikir positif, dan berupaya bahagia adalah kunci melewati masa sulit ini. []