Mubadalah.id – KH Husein Muhammad merupakan sosok kiai percontohan bagi pemerhati perempuan yang berbasis pesantren dan kitab kuning. Tak hanya itu, Buya Husein, panggilan akrabnya juga mengajarkan serta memperjuangkan nilai-nilai kesetaraan manusia, khususnya perempuan.
“Justru kesetaraan itulah yang beliau (Buya Husein) ajarkan, perjuangkan dan contohkan. Sehingga lahir dari Cirebon pakar-pakar gender yang berbasis pada kitab kuning dan pesantren,” kata Pengasuh Pondok Pesantren As-Saidiyyah 2, Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, Dra. Hj. Umdatul Choirot Nasrulloh kepada Mubadalahnews, Senin, 18 Maret 2019.
Dosen Universitas KH. Wahab Hasbulloh Tambak Beras Jombang menilai, Buya Husein telah berkontribusi besar, konsisten, dan totalitas terhadap gerakan dan aktivis perempuan. “Tidak berlebihan apabila dikatakan Kiai Husein adalah guru besarnya,” tegas Ibu Umdah.
Hal itu terbukti dari karya-karyanya, baik berupa tulisan maupun ceramahnya serta tindakannya yang sangat nyata. Contohnya adalah Fahmina. Sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang konsen memperjuangkan hak-hak kemanusiaan serta kesetaraan gender.
“Ia (Buya Husein) ingin menyampaikan pesan kepada kita semua untuk memposisikan diri agar setara dari segi kemanusiaan dengan jenis kelamin yang berbeda,” ucapnya.
Selain itu, Buya Husein merupakan sosok yang alim, cerdas, santun dan egaliter. Kalau berbicara pun Buya Husein lugas, kronologis dan selalu ada kitab yang menjadi rujukan, baik tafsir, fiqh, sejarah, syi’ir atau yang lain.
Oleh sebab itu, Buya Husein layak mendapatkan penghargaan Doktor Honoris Causa (DR HC) bidang Tafsir Gender dari Universitas Negeri Islam (UIN) Walisongo, Semarang, 26 Maret 2019 nanti.
“Dengan adanya penganugerahan yang diberikan kepada Buya Husein ini dapat menjadi energi tambahan untuk beliau dalam memperjuangkan kesetaraan.(FIF)