• Login
  • Register
Jumat, 4 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Kisah saat Ibunda Aminah Melahirkan Nabi Muhammad Saw

Sang kakek segera membawanya menuju Ka'bah, lalu masuk ke dalamnya. Di situ ia berdiri menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas kelahiran cucunya yang tampan itu

Redaksi Redaksi
01/09/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Muhammad

Muhammad

527
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setelah Ibunda Aminah melahirkan Nabi Muhammad Saw dengan selamat, ia minta orang lain menyampaikan kabar itu kepada kakeknya, Abdul Muththalib.

Sang kakek segera datang dengan wajah berbinar-binar. Ia mengambil bayi itu lalu menamainya Muhammad, sebuah nama yang tidak banyak dipakai masyarakat Arabia saat itu.

Ada yang mengatakan bahkan belum ada nama itu, sebelum putra Abdullah itu. Ketika ditanya mengapa nama itu yang dipilih, dan bukan nama nenek-moyangnya, sebagaimana kebiasaan masyarakat Arabia.

Abdul Muththalib menjawab dengan cepat, “Aku ingin dia, anak ini, kelak menjadi orang yang terpuji bagi makhluk Tuhan di langit dan di bumi.”

Sang kakek segera membawanya menuju Ka’bah, lalu masuk ke dalamnya. Di situ ia berdiri menyampaikan rasa syukur kepada Tuhan atas kelahiran cucunya yang tampan itu. Sesudah itu ia kembali menyerahkan kepada ibunya.

Baca Juga:

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

Asma’ binti Abu Bakar Ra : Perempuan Tangguh di Balik Kesuksesan Hijrah Nabi Muhammad SAW

Saat Menyelesaikan Masalah dengan Sang Istri, Nabi Muhammad Saw Memilih Negosiasi

Belajar Toleransi dari Kisah Khalifah Manshur dan Georgeus Buktisyu

Beberapa hari sang ibu menyusuinya dengan penuh kasih sayang. Tetapi kemudian menyerahkan bayi itu kepada Tsuwaibah, sahaya perempuan pamannya, Abu Lahab, untuk menggantikan menyusuinya. Tak ada yang aneh mengenai cara ini.

Orang-orang terhormat dalam tradisi Arabia saat itu acap melakukan cara itu: menyusukan bayinya kepada perempuan lain yang subur, baik dengan memberikan imbalan maupun suka rela.

Anak susuan itu, kelak akan menjadi “ibu susuan” dan berstatus “mahram” (keluarga sedarah).

Halimah al-Sadiyyah

Beberapa waktu kemudian, bayi mungil Muhammad itu disusui oleh Halimah al-Sadiyyah, seorang perempuan miskin yang berhati lembut.

Nama lengkapnya Halimah binti Abdullah bin Al-Harits As-Sadiyah. Suaminya bernama Al-Harits bin Abdul Izzi bin Rifa’ah As-Sa’di.

Anak-anaknya adalah Abdullah, Anisah, dan Khadzdzamah. Anak-anak Al-Harits adalah saudara sepersusuan Nabi Shalallahu alaihi wasallam. Halimah juga menyusui Abu Sufyan bin al-Harits bin Abdul Muththalib.

Ia menerimanya dengan senang hati. Halimah amat bahagia. Dengan menyusui bayi Muhammad itu hidupnya berangsur lebih baik dan terus membaik.

Ternak kambingnya yang semula kurus tiba-tiba menjadi gemuk-gemuk dan susunya pun bertambah-tambah saja.

Bayi mungil yang tampak tampan itu telah memberinya berkah berlimpah ruah kepadanya.

Halimah mengasuhnya selama dua tahun. Ia kemudian mengembalikannya kepada sang ibu, meskipun ia masih menginginkannya, karena berkah yang melimpah pada anak itu. []

Tags: AminahkisahlahirNabi Muhammad SAW
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Sekolah Tumbuh

Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh

4 Juli 2025
Oligarki

Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

4 Juli 2025
Islam Harus

Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

3 Juli 2025
Laki-laki dan Perempuan dalam fikih

Hak dan Kewajiban Laki-laki dan Perempuan dalam Fikih: Siapa yang Diuntungkan?

3 Juli 2025
Perceraian untuk

Mengapa Perceraian Begitu Mudah untuk Suami?

2 Juli 2025
Boys Don’t Cry

Boys Don’t Cry: Membongkar Kesalingan, Menyadari Laki-laki Juga Manusia

2 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kritik Tambang

    Pak Bahlil, Kritik Tambang Bukan Tanda Anti-Pembangunan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengapa Islam Harus Membela Kaum Lemah?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Komitmen Disabilitas untuk Isu Iklim

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Melawan Oligarki: Pelajaran dari Dakwah Nabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Belajar Inklusi dari Sekolah Tumbuh: Semua Anak Berhak Untuk Tumbuh
  • Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat
  • Pesan Pram Melalui Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer
  • Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak
  • Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID