• Login
  • Register
Sabtu, 7 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Nyai Hj Dlomroh Lirboyo: Bagai Sayyidah Khadijah dari Tanah Kediri

Perjuangan Nyai Hj. Dlomroh sebagai seorang istri dari pendiri pondok pesantren Lirboyo Kediri patut kita contoh dan apresiasi

Mohammad Rafli Mohammad Rafli
07/09/2023
in Figur
0
Nyai Hj Dlomroh Lirboyo

Nyai Hj Dlomroh Lirboyo

1.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Figur pondok pesantren memang kebanyakan lebih menyorot pada sosok kyai. Namun bukan berarti tidak ada peran atau pengaruh dari sosok bu Nyai. Dibalik kurang lebih 43.600 ribu santri yang tengah menimba ilmu di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, ada jasa seorang perempuan yang sangat berpengaruh bagi cikal bakal berdiri dan berkembangnya pondok pesantren ini.

Perjuangan Nyai Hj. Dlomroh sebagai seorang istri dari pendiri pondok pesantren Lirboyo Kediri patut kita contoh dan apresiasi. Beliau mengerahkan segala upayanya untuk bersama-sama sang suami “KH. Abdul Karim” mengembangkan pondok pesantren, yang memiliki pengaruh sangat penting dalam menyebarkan pokok-pokok ajaran islam, di tanah yang terkenal angker itu, tanah Lirboyo Kediri.

Desa Lirboyo terkenal sangat angker, bukan hanya dari kalangan manusia, tapi juga makhluk halus. Konon di desa ini dulunya yang menghuni banyak dari para perampok, pembunuh dan jin-jin.

Pada saat awal tanah ini dibeli oleh Kiai Soleh, mertua dari KH. Abdul Karim, dikumandangkanlah adzan di atas tanah itu. Sungguh menakjubkan, malam harinya penduduk Lirboyo tidak bisa tidur. Mereka mendengar kegaduhan para makhluk halus yang lari tunggang-langgang.

Nyai Hj. Dlomroh merupakan anak dari KH. Sholeh Banjarmelati. KH. Sholeh adalah salah satu tokoh ulama di Kediri yang mempunyai pengaruh besar bagi perkembangan-perkembangan pondok pesantren di Kediri. Karena keturunan beliau banyak yang menjadi pengasuh atau menikah dengan orang-orang alim di Kediri. Beberapa pondok pesantren di Kediri yang masih ada hubungannya dengan KH. Sholeh ialah: Lirboyo, Kedunglo, Jampes, Batokan dan Mojo.

Kegigihan Nyai Hj. Dlomroh untuk mengembangkan pondok pesantren Lirboyo Kediri, salah satunya terekam dalam buku “Pesantren Lirboyo, Sejarah, Peristiwa, Fenomena dan Legenda”. Di dalamnya tercantum juga kesaksian-kesaksian dari beberapa tokoh agama yang menyebutkan bagaimana kehebatan Nyai. Hj. Dlomroh.

Baca Juga:

Menilik Peran KUPI Muda dalam Momen Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

Bulan Kebangkitan: Menegaskan Realitas Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

Sosok Tangguh, Tegas, Cerdas dan Penyayang

Kesaksian Nyai. Hj. Fatimah sebagai cucu dari Nyai Hj. Dlomroh mengisahkan, bahwa Nyai Dlomroh merupakan perempuan yang keras dan tegas. Namun walaupun tegas, Nyai Dlomroh sangat menghormati dan menyayangi Mbah Abdul Karim. Bahkan saking sayangnya, Nyai Hj. Dlomroh melarang KH. Abdul Karim untuk berkerja, dan hanya menyuruhnya fokus mengaji dan ibadah saja.

Selain memiliki sifat tegas, Nyai Hj. Dlomroh juga memiliki ketelatenan dan kecerdasan dalam memprediksi hewan ternak. Suatu ketika Nyai Hj. Dlomroh pernah membeli sapi di Pasar Pahing, Kediri dengan dibantu oleh seorang yang bernama Mbah Kamidi. Sambil mengurut-urut punggung sapi itu, Nyai Hj. Dlomroh berkata kepada Mbah Kamidi “Iki bakale anake akeh, tuku iki ae” (Hewan ini nantinya akan beranak banyak, beli yang ini saja).

Ternyata apa yang Nyai Hj. Dlomroh katakan terbukti, setelah berhasil memeliharanya sampai melahirkan, hewan itu memiliki banyak anak. Hewan-hewan yang banyak itu, bukan semata-mata beliau miliki untuk menumpuk kekayaan, melainkan untuk dibuat jamuan ketika kedatangan tamu-tamu dari luar kota.

Sebagai sosok istri yang sangat menyayangi dan memuliakan suami ini, juga disaksikan oleh Nyai Hj. Aisyah seorang Pengasuh PP. Riyadlus Shalihin, Turus, Gurah, Kediri. Ketika itu Mbah Abdul Karim ingin berangkat ke sawah sekedar memantau perkembangannya, namun oleh Nyai Hj. Dlomroh dilarang dengan berkata “Mboten sah, mangkih lek ngaji ben gak ngantuk, mesakke santrine” (Tidak usah, supaya saat mengaji tidak mengantuk kasihan para santri).

Perempuan yang Kuat dan Pekerja Keras

Sifat-sifat maskulin seperti kuat, berani, tegas, mandiri dan lain sebagaianya, atau feminim seperti lembut, sabar, manja dan lain sebagianya, bisa saja laki-laki maupun perempuan memilikinya. Karena sifat-sifat tersebut dapat berubah-berubah yang muncul oleh bentukan sosial.

Nyai Hj. Dlomroh adalah salah satunya, Orang lain tahu bahwa beliau adalah perempuan yang memiliki kekuatan luar biasa. Kesaksian ini disampaikan oleh KH. Ahmadi Ngadiluwih seorang Alumni senior dan juga mantan Ra’is Syuriah PCNU Kediri. Ketika hujan turun, beliau sedang menjemur banyak gabah-gabah di halaman rumah.

Nyai Hj. Dlomroh meminta bantuan dengan salah seorang kyai Bernama Kyai Hafidz. Betapa terkejutnya Kyai Hafidz ketika melihat Nyai Hj. Dlomroh sedang melempar karung-karung gabah hanya dengan tangan kirinya.

Nyai Hj. Aisyah juga mengatakan bahwa Nyai Hj. Dlomroh sebenarnya memiliki kesaktian yang tidak pernah beliau tampakkan. Menurut Nyai Hj. Aisyah, Nyai Hj. Dlomroh mampu membengkokan besi hanya dengan tangan kosong.

Mirip Pada Sosok Sayyidah Khadijah

Sosok Nyai Hj. Dlomroh mirip dengan sosok Sayyidah Khadijah Istri Rasulullah. Kita telah mengetahui, bahwa Sayyidah Khadijah sebagai perempuan yang mampu membantu suami dalam hal ekonomi. Telebih ekonomi itu tidak hanya digunakan untuk kebutuhan rumah tangganya, namun juga untuk kebutuhan dakwah Rasulullah. Sebagaimana yang kita tahu, Sayyidah Khadijah adalah seorang saudagar kaya yang memiliki banyak usaha.

Nyai Hj. Dlomroh juga memiliki peran yang bisa kita katakan serupa dengan Sayyidah Khadijah. Karena Nyai Hj. Dlomroh juga turut memberikan upayanya dalam hal ekonomi. Nyai Hj. Dlomroh merupakan perempuan yang terampil dan giat bekerja. Sampai-sampai beliau dari hasil kerjanya itu cukup untuk membeli sawah.

Awal mula usaha beliau ialah mengembangkan usaha medel (mewarnai) kain. Kemudian beberapa tahun berkeluarga, beliau memulai usaha dengan membuka warung yang menyediakan kopi. Selain itu, tiap pagi beliau juga sering menghadang tukang kayu bakar untuk membelinya, yang kemudian beliau jual kembali. Kurang lebih demikian sosok Nyai Hj. Dlomroh yang orang mengenalnya sebagai perempuan yang telaten dan ulet di segala hal.

Dari sini kita bisa mengambil pelajaran, bahwa sifat maskulin dan feminim bukanlah kodrat khusus yang ada pada satu gender saja, melainkan Allah anugerahkan pada keduanya, yang mampu berada dan berubah sesuai dengan kondisi masing-masing. Dan dalam rumah tangga, tidak ada kewajiban untuk memiliki peran khusus, tergantung bagaimana kesepakatan pasangan suami istri. []

 

Sumber: Buku Pesantren Lirboyo, Sejarah, Peristiwa, Fenomena dan Legenda

Tags: KediriNyai Hj Dlomroh LirboyoPerempuan UlamaPondok Pesantren LirboyoSayyidah Khadijahulama perempuan
Mohammad Rafli

Mohammad Rafli

Kelahiran Tangerang, Domisili Kediri. Alumni Universitas Islam Tribakti Lirboyo Kediri. Sedang menempuh Program Pascasarjana di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Terkait Posts

Hj. Biyati Ahwarumi

Hj. Biyati Ahwarumi, Perempuan di Balik Bisnis Pesantren Sunan Drajat

23 Mei 2025
Nyai Nur Channah

Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

19 Mei 2025
Nyai A’izzah Amin Sholeh

Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

18 Mei 2025
Nyai Ratu Junti

Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

17 Mei 2025
Nyi HIndun

Mengenal Nyi Hindun, Potret Ketangguhan Perempuan Pesantren di Cirebon

16 Mei 2025
Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi

Ibu Nyai Hj. Djamilah Hamid Baidlowi: Singa Podium dari Bojonegoro

9 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memaknai Istilah “Kurban Perasaan” Pada Hari Raya Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Raya dalam Puisi Ulama Sufi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID