Mubadalah.id – Penting bagi laki-laki dan perempuan memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR). Meskipun seringkali perhatian terfokus pada perempuan. Dalam konteks ini, laki-laki juga memiliki peran penting dalam mendukung dan mempromosikan pengetahuan kesehatan seksual dan reproduksi yang baik.
Pengetahuan yang tepat dan pemahaman yang baik akan memberikan dampak positif bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Di tengah era informasi digital, akses terhadap pengetahuan tentang HKSR semakin mudah. Namun, masih banyak laki-laki dan perempuan yang kurang memiliki pengetahuan tentang hak-hak ini atau bahkan menerima informasi yang salah.
Oleh karena itu, pendidikan dan kampanye penyuluhan perlu terus dilakukan, baik di lembaga pendidikan formal dan non-formal, komunitas, organisasi maupun tempat kerja.
Penting juga bagi perempuan dan laki-laki untuk memahami hak-hak dasar terkait kesehatan seksual dan reproduksi. Hak untuk memutuskan kapan dan dengan siapa akan menikah, hak untuk memutuskan apakah dan kapan akan memiliki anak, serta hak untuk mendapatkan informasi dan akses terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi adalah hak-hak yang mendasar.
Pemahaman ini akan memberi kekuatan pada individu untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan nilai yang mereka miliki.
Pengetahuan Kesehatan Seksual dan Reproduksi
Selanjutnya, pengetahuan tentang kesehatan seksual dan reproduksi juga akan membantu mencegah penyebaran penyakit menular seksual (PMS) dan menurunkan angka kehamilan yang tidak diinginkan. Laki-laki dan perempuan perlu memahami pentingnya menggunakan alat kontrasepsi dengan benar dan teratur untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan.
Dengan pengetahuan ini, mereka dapat menjaga kesehatan reproduksi mereka dan juga mencegah risiko penularan penyakit yang dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan.
Selain itu, pengetahuan tentang HKSR akan membantu memerangi stigmatisasi dan diskriminasi terhadap isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi. Terlalu sering, masyarakat masih memandang isu ini sebagai tabu, sehingga sulit bagi individu untuk mencari informasi atau mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya.
Setidaknya dengan pendidikan yang lebih baik dan pengetahuan yang lebih luas dapat mengurangi stigma negatif dan masyarakat dapat lebih terbuka dalam membicarakan isu-isu penting ini.
Kesehatan seksual yang baik juga berdampak pada kualitas hubungan antara pasangan. Laki-laki dan perempuan yang memiliki pengetahuan yang sama tentang HKSR dapat lebih baik berkomunikasi tentang kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka terkait kehidupan seksual mereka.
Hal ini akan menghasilkan hubungan yang lebih sehat dan lebih kuat, serta mengurangi konflik dan kesalahpahaman.
12 Hak Reproduksi
Hal di atas selaras dengan hak-hak reproduksi yang dirumuskan oleh International Planned Parenthood Federation (IPPF) tahun 1996, yakni sebagai berikut:
Pertama, hak untuk hidup. Setiap perempuan mempunyai hak untuk bebas dari risiko kematian karena kehamilan.
Kedua, hak atas kemerdekaan dan keamanan. Setiap individu berhak untuk menikmati dan mengatur kehidupan seksual dan reproduksinya dan tak seorangpun dapat dipaksa untuk hamil, menjalani sterilisasi dan aborsi.
Ketiga, hak atas kesetaraan dan bebas dari segala bentuk diskriminasi, termasuk kehidupan keluarga dan reproduksinya. Setiap individu mempunyai hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi termasukkehidupan seksual dan reproduksinya.
Keempat, hak atas kerahasiaan pribadi. Setiap individu mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi dengan menghormati kerahasiaan pribadi. Setiap perempuan mempunyai hak untuk menentukansendiri pilihan reproduksinya.
Kelima, hak untuk kebebasan berpikir. Setiap individu bebas dari penafsiran ajaran agama yang sempit, kepercayaan, loso dan tradisi yang membatasi kemerdekaan berpikir tentang pelayanan kesehatan reproduksi dan seksual.
Keenam, hak untuk mendapatkan informasi dan pendidikan. Setiap individu mempunyai hak atas informasi dan pendidikan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi dan seksual termasuk jaminan kesehatan dan kesejahteraan perorangan maupun keluarga.
Ketujuh, hak untuk menikah dan tidak menikah serta membentuk dan merencanakan keluarga.
Kedelapan, hak untuk memutuskan mempunyai anak atau tidak dan kapan mempunyai anak.
Hak Pelayanan dan Perlindungan Kesehatan
Kesembilan, hak mendapatkan pelayanan dan perlindungan kesehatan. Setiap individu mempunyai hak atas informasi, keterjangkauan, pilihan, keamanan, kerahasiaan, kepercayaan, harga diri, kenyamanan, dan kesinambungan pelayananan
Kesepuluh, hak untuk mendapatkan manfaat dari hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi dengan teknologi mutakhir yang aman dan dapat diterima.
Kesebelas, hak kebebasan berkumpul dan berpartisipasi dalam hal berpolitik. Setiap individu mempunyai hak untuk mendesak pemerintah agar memprioritaskan kebijakan yang berkaitan dengan hak-hak kesehatan seksual dan reproduksi.
Keduabelas, hak untuk bebas dari penganiayaan dan perlakuan buruk, termasuk hak-hak perlindungan anak dari eksploitasi dan penganiayaan seksual. Setiap individu mempunyai hak untuk dilindungi dari perkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual.
Jika diambil benang merahnya, dengan mendapatkan bekal pengetahuan dan memahami hak kesehatan seksual dan reproduksi kita, maka kita bisa melindungi, memperjuangkan dan membela hak seksual dan reproduksi kita dan orang lain dari berbagai tindak kekerasan dan serangan terhadap hak seksual dan reproduksi kita.