• Login
  • Register
Minggu, 8 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Tokoh-tokoh Islam dalam Merespon Isu-isu Perempuan

Gagasan Qasim Amin tentang kesetaraan gender banyak mendapat kritik tajam, bahkan kecaman dari kalangan ulama Islam tradisional Mesir, dan beberapa tokoh nasional Mesir.

Redaksi Redaksi
14/10/2023
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Tokoh

Tokoh

631
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Salah satu tokoh paling menonjol dan kontroversial dalam isu-isu perempuan ialah Qasim Amin. Pada 1899, ia menulis bukunya yang terkenal, Tahrir al-Marah (Pembebasan Perempuan).

Qasim Amin merupakan tokoh pembaru Islam dari Mesir yang lain. Ia dilahirkan di Thurah, wilayah pinggiran kota Kairo pada 1277 H/1863 M. Ia bertemu Muhammad Abduh di Prancis.

Gagasan Qasim Amin tentang kesetaraan gender banyak mendapat kritik tajam, bahkan kecaman dari kalangan ulama Islam tradisional Mesir, dan beberapa tokoh nasional Mesir.

Namun, ia juga disambut dengan apresiasi tinggi dari kaum perempuan dan para intelektual. Qasim merespons kritik-kritik ulama melalui bukunya yang juga populer, Al-Mar’ah al-Jadiddah (Perempuan Baru).

Di Tunisia, ada nama Thahir al-Haddad yang lahir pada 1899 M. Ia dipandang sebagai tokoh pertama di Tunisia yang menyuarakan kesetaraan dan keadilan gender.

Baca Juga:

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

Ibadah Kurban dan Hakikat Ketaatan dalam Islam

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

Ia menulis buku yang sangat kontroversial berjudul Imraatuna fi asy-Syariah wa al-Mujtama’ (Kaum Perempuan dalam Syariah dan Masyarakat Kita).

Buku ini membahas isu-isu diskriminasi terhadap hak-hak perempuan, terutama dalam hukum keluarga, pemakaian hijab dan cadar.

Akibat kritisismenya dalam buku ini, ia mendapatkan stigma sebagai liberal dan kafir. Bahkan, ia juga dipenjara dan diusir dari tanah airnya. Ia meninggal di Arab Saudi pada usia yang sangat muda, 36 tahun.

Thahir al-Haddad sejatinya melanjutkan perjuangan Rifa’ah yang berhasil merintis sekolah bagi perempuan.

Dan, setelah itu, sekolah-sekolah perempuan banyak berdiri di Timur Tengah. Demikian pula, muncul kesadaran untuk memperjuangkan martabat perempuan.

Para ulama perempuan sekaligus para pembaru tersebut kemudian melahirkan para ulama dan aktivis perempuan di banyak negara muslim.

Tidak sedikit para ulama perempuan atau perempuan ulama tampil kembali ke panggung-panggung sejarah Islam.

Pengetahuan mereka dalam bidang ilmu-ilmu agama (Islam) cukup mendalam dan luas. Mereka cerdas dan kritis. []

Tags: islamisu perempuanmerespontokoh
Redaksi

Redaksi

Terkait Posts

Anda Korban KDRT

7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT

7 Juni 2025
KDRT

3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

7 Juni 2025
Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

Islam Berikan Apresiasi Kepada Perempuan yang Bekerja di Publik

6 Juni 2025
Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Jam Masuk Sekolah

    Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Fenomena Walid; Membaca Relasi Kuasa dalam Kasus Kekerasan Seksual

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dari Sapi Hingga Toleransi : Sebuah Interaksi Warga Muslim Saat Iduladha di Bali

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 7 Langkah yang Dapat Dilakukan Ketika Anda Menjadi Korban KDRT
  • Jam Masuk Sekolah Lebih Pagi Bukan Kedisiplinan, Melainkan Bencana Pendidikan
  • Iduladha: Lebih dari Sekadar Berbagi Daging Kurban
  • Masyarakat Adat dan Ketahanan Ekologi
  • 3 Faktor Sosial yang Melanggengkan Terjadinya KDRT

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID