Penyakit Mental bukanlah hal yang memalukan, tetapi stigma dan bias yang mempermalukan kita semua _Bill Clinton
Apa sih Mental Healty itu?
Mubadalah.id Mental Healty merupakan istilah dari terwujudnya keserasian yang sungguh-sungguh antara fungsi- fungsi kejiwaan. Serta terciptanya penyesuaian diri sendiri antara manusia dengan dirinya dan manusia dengan lingkungannya. Mental Healty merujuk pada seluruh kesehatan dan perkembangan aspek dalam kehidupan baik secara fisik maupun psikis.
Mental Healty merupakan bagian dari upaya mengatasi stress, impotensi diri, juga bagaimana berinteraksi dan berhubungan dalam pengambilan keputusan. Kemudian Mental Healty berkaitan dengan keadaan setiap individu agar terhindar dari gejala neurose (gangguan jiwa), dan gejala psychose (penyakit jiwa).
Adapun menurut perspektif Islam, Mental Healty merupakan suatu kemampuan diri individu dalam mengelola fungsi-fungsi kejiwaan. Agar tercapainya penyesuaian dengan diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan sekitarnya secara dinamis berdasarkan Al- Qur’an dan Sunnah dan menjadikannya sebagai pedoman hidup menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Menurut Abdul Aziz El- Quusy, Mental Healty merupakan konsistensi yang utuh atau integrasi antara fungsi jiwa yang bermacam- macam. Serta kemampuan untuk menghadapi kegoncangan-kegoncangan jiwa yang ringan yang biasa terjadi pada setiap orang, juga secara positif dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan bagi setiap individu. Dalam Islam Mental Healty dapat diistilahkan dengan jiwa yang tenang (An- Nafsu Al- Mutmainnah).
Mental Healty dan pengaruh Era Society 5.0 bagi remaja di Indonesia
Data terkait kasus Mental Healty pada remaja di Indonesia, melansir dari Pantura news. Com, menurut Indonesia National Adolescent Mental Healty, setelah melakukan survei pada tahun 2022 menunjukkan; 15,5 juta remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta remaja mengalami gangguan mental. Pemaparan data tersebut menunjukkan bahwa kondisi kesehatan mental remaja di Indonesia sangat memprihatinkan.
Masyarakat 5.0 memberikan ruang bagi terintegrasinya secara erat dunia fisik dan dunia maya. Fokus Society 5.0 ialah untuk menciptakan kondisi masyarakat yang bahagia, penuh dengan motivasi, memiliki kepuasan terhadap hasil kerja, karena akan berdampak pada produktivitas dan kesejahteraan masyarakat.
Sedangkan tujuan penerapan Mental Healty dengan harapan menjadi bagian dari proses pembentukan karakter bangsa, guna mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Namun, dengan perkembangan serta kemajuan teknologi dan Society di era 5.0 yang begitu pesatnya membawa perubahan gaya hidup masyarakat. Serta mengharuskan remaja untuk mampu mengelola dan mengendalikan kesehatan mental mereka. Karena beragamnya informasi ataupun berita yang dengan mudah mereka peroleh dan mampu mempengaruhi pola fikir serta tindakan dan mengakibatkan akan timbulnya ketegangan dan kecendrungan peningkatan gangguan kesehatan jiwa.
Contoh Gangguan Mental Healty pada Gen Z
Dewasa ini, terdapat beberapa kasus yang pernah terjadi terkait gangguan Mental Healty pada kalangan remaja karena penggunaan teknologi berlebih. Antara lain:
Pemain game Mobile Legend yang mengalami gangguan jiwa akibat kecanduan dan ketergantungan pada gadget atau media onlinenya. Sehingga tidak melakukan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan yang menyebabkan gangguan pada psikis dan mentalnya. Karena kurangnya interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitar.
Gangguan jiwa yang terjadi antara lain: mudah merasa tersinggung, seringkali melalaikan kewajiban dan aktivitas yang seharusnya mereka tuntaskan. Dan juga terkadang melawan orang tua, tidak memperdulikan keadaan dan situasi yang sedang terjadi karena candu berlebih, temperament terhadap orang-orang sekitarnya, serta beberapa gangguan jiwa lainnya.
Kemudian ada pula contoh kompleks Mental Healty yang terjadi pada Mahasiswi pada kampus swasta sekitar Lombok Timur. Dalam beberapa waktu terakhir karna beberapa faktor. Antara lain :
Pertama, keinginannya untuk memperdalam ilmu filsafat, tasawwuf namun tanpa pendampingan dari Murobbi. Dan menjadikan gadget sebagai rujukan utama dalam memperdalam hal tersebut. Lalu memilih untuk ber‘uzlah, sehingga menjauhi keramaian dan selalu menyendiri tanpa mengindahkan lingkungan sekitar.
Kedua, terlalu terobsesi pada sosok yang menjadi idolanya, sehingga menyebabkan halusinasi berlebih.
Ketiga, tidak menyalurkan atau mendiskusikan terkait permasalahan yang sedang terjadi, sehingga permasalahan tersebut ia rasakan dan pendam sendiri.
Keempat, kurangnya komunikasi dengan orang tua, sanak saudara, dan keluarga.
Kelima, kepribadian yang belum matang dalam melakukan kegiatan yang bersifat sufistik lalu kurangnya kontrol emosi dan ketidakyakinan yang meningkat terhadap terwujudnya sesuatu yang menjadi impiannya.
Pandangan Al- Qur’an tentang Mental Healty
Al- Qur’an adalah sebaik-baik penjagaan dan pedoman dalam kehidupan. Dalam Al- Qur’an terdapat perintah untuk senantiasa dalam keta’atan dan berada di jalan yang benar. Ibnu Katsir dalam kitab tafsir yang ditulis oleh Syaikh Abdullah bin Muhammad menyatakan bahwa sesungguhnya Al- Qur’an merupakan obat (penawar) dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Bila seseorang mengalami kegundahan, kegoncangan dalam hati, keraguan ataupun penyimpangan, maka Al- Qur’an adalah obat dari semua itu. Sebagaimana Allah berfirman dalam surah Yunus (10) : 57 yang artinya
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
Begitulah Islam sangat memperhatikan kesehatan jiwa dan kesehatan raga bagi setiap penganutnya yang berdasar pada dalil-dalil dan bukti bahwa segala yang terjadi merupakan ketetapan yang mengandung penyelesaian dari setiap permasalahan.
Solusi bagi Gen Z di Era Society 5.0
Maka, sebagai Gen Z yang bergelut di era Society 5.0 dengan kecanggihan teknologi yang ada akan lebih baik jika memanfaatkan teknologi pada sektor-sektor yang memberikan manfaat untuk kehidupan selanjutnya. Serta senantiasa memilah dan memilih informasi apa yang sebaiknya menjadi objek analisis atau hanya mengetahui tanpa perlu terlibat lebih dalam.
Adapun solusi tazkiyatunnafs terhadap Mental healty, khususnya pada remaja dalam menjalani fase-fase kehidupan agar senantiasa dalam ketenangan dan mampu mengelola cara pandang serta tidak terdoktrin oleh pengaruh negatif teknologi digitalisasi, antara lain adalah:
Memperkuat iman agar selalu merasa dalam pengawasan dan perlindungan Allah SWT., menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, menjauhkan diri dari sifat-sifat tercela seperti (sombong, riya’, ujub, dan sebagainya), selalu menyambung tali silaturrahim, membangun hubungan dan relasi yang kuat dengan (orang tua, saudara, keluarga, teman dan orang-orang dilingkungan sekitar) dan sebagainya.
Juga, dengan berbekal kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap Mental Healty, tentu akan memudahkan Demografi bangsa Indonesia dalam membangun generasi emas yang senantiasa berjuang dengan kejernihan hati dan kesehatan jiwa untuk bersama-sama memajukan Indonesia di tahun 2045. []