Mubadalah.id – Pada 1900, Huda Sya’rawi bersama teman-teman perempuannya menyelenggarakan kuliah umum untuk kaum perempuan, bertempat di Universitas Kairo.
Kadang-kadang di kantor surat kabar al-Jaridah. Selanjutnya, ia terlibat dalam pendirian organisasi yang mereka sebut “Al-Ittihad an-Nisa’i” (Persatuan Perempuan) dan “Jam’iyah ar-Raqi al-Adabiyah li as-Sayyidat al-Mushrityah” (Organisasi Para Sastrawan Perempuan Mesir).
Selanjutnya, Huda Sya’rawi menjadi pendiri dan presiden Lajnah al-Wafid al-Markaziyyah li as-Sayyidat (Komite Persatuan Perempuan).
Pada tahun 1923, setahun setelah kemerdekaan Mesir dari Prancis, ia mendirikan “Al-Ittihad an-Nisa’i al-Mishri” (Persatuan Feminis Mesir).
Organisasi ini aktif menyelenggarakan pendidikan bagi kaum perempuan dan memperjuangkan hak-hak kemanusiaan perempuan melalui reformasi perundang-undangan Al-Ahwal asy-Syakhshiyyah (personal law), atau di Indonesia disebut Undang-undang Perkawinan.
Nama Huda Sya’rawi semakin melejit di dunia internasional sebagai feminis terkemuka Mesir, bahkan dunia Arab. Ia terlibat dalam seminar-seminar dan konferensi internasional yang memperjuangkan hak-hak asasi perempuan.
Hasil Konferensi Persatuan Perempuan Internasional
Tahun 1926, dalam Konferensi Persatuan Perempuan Internasional di Paris, ia terpilih sebagai anggota organisasi ini mewakili utusan Timur Tengah. Dalam konferensi tersebut, dihasilkan sejumlah keputusan berikut:
Pertama, menuntut kesamaan hak dalam politik dan pendidikan. Kedua, menuntut hak perceraian di pengadilan.
Ketiga, membatasi Poligami. Ia hanya dibolehkan sesudah mendapat izin pengadilan dan karena alasan istri mandul dan sakit yang tidak bisa diharapkan sembuh. Keempat, pendidikan dasar yang sama bagi laki-laki dan perempuan.
Ia juga menulis sejumlah artikel dan buku. Beberapa di antaranya ialah Asas an-Nahdhah an-Nisaiyyah wa Tathawwuriha fi Mishr (Dasar-Dasar Kebangkitan Perempuan dan Perkembangannya di Mesir).
Kumpulan tulisan Huda Sya’rawi yang teman-temannya himpun antara lain Mudzakkirat Huda Sya’rawi, Raidah al-Mar’ah al-‘Arabiyyah al-Haditsah (Memoar Huda Sya’rawi, Pelopor Perempuan Arab Modern).
Ia meninggal dunia pada 1947. Karena jasajasanya yang besar bagi negara dalam perjuangan kemerdekaan dan usaha-usahanya yang keras untuk hak-hak asasi kaum perempuan, pemerintah Mesir menganugerahinya bintangjasa tertinggi. []