Seorang guru spiritual bertanya kepada murid-muridnya bagaimana mereka dapat membedakan kapan malam telah berakhir dan hari yang baru telah dimulai.
Seorang murid menjawab, “ketika Anda melihat seekor binatang dari kejauhan dan dapat membedakan apakah binatang itu seokor sapi atau kerbau.”
“Bukan itu jawabannya,” kata seorang guru.
Murid yang lain menjawab, “ketika Anda melihat pohon dari kejauhan dan dapat membedakan apakah pohon itu pohon kelapa atau pohon pinang.”
“Salah lagi,” kata sang guru.
“Kalau begitu, apa jawabannya?” tanya salah seorang murid yang lain.
“Ketika Anda menatap wajah setiap laki-laki dan mengenalinya sebagai saudaramu;
ketika Anda menatap wajah setiap perempuan dan mengenalinya sebagai saudarimu.
Kalau Anda tidak dapat melakukan hal ini, entah hari menunjukkan pukul berapa menurut perhitungan matahari, hari masih tetaplah malam.”
Hari akan disinari penuh cahaya tatkala kita mampu memperlakukan orang lain dengan baik, laki-laki maupun perempuan. Sebelum itu, langit kita masih dipenuhi kegelapan. Kita berada di remang malam.
Selanjutnya, siang akan menjadi sangat benderang dan transparan saat ke-aku-an menghilang, lalu hanya tersisa engkau.[]
Seorang guru spiritual bertanya kepada murid-muridnya bagaimana mereka dapat membedakan kapan malam telah berakhir dan hari yang baru telah dimulai.
Seorang murid menjawab, “ketika Anda melihat seekor binatang dari kejauhan dan dapat membedakan apakah binatang itu seokor sapi atau kerbau.”
“Bukan itu jawabannya,” kata seorang guru.
Murid yang lain menjawab, “ketika Anda melihat pohon dari kejauhan dan dapat membedakan apakah pohon itu pohon kelapa atau pohon pinang.”
“Salah lagi,” kata sang guru.
“Kalau begitu, apa jawabannya?” tanya salah seorang murid yang lain.
“Ketika Anda menatap wajah setiap laki-laki dan mengenalinya sebagai saudaramu;
ketika Anda menatap wajah setiap perempuan dan mengenalinya sebagai saudarimu.
Kalau Anda tidak dapat melakukan hal ini, entah hari menunjukkan pukul berapa menurut perhitungan matahari, hari masih tetaplah malam.”
Hari akan disinari penuh cahaya tatkala kita mampu memperlakukan orang lain dengan baik, laki-laki maupun perempuan. Sebelum itu, langit kita masih dipenuhi kegelapan. Kita berada di remang malam.
Selanjutnya, siang akan menjadi sangat benderang dan transparan saat ke-aku-an menghilang, lalu hanya tersisa engkau.[]