Mubadalah.id- Ramainya isu perselingkuhan di penghujung tahun 2023 dan awal 2024 ini menggegerkan masyarakat. Di mana hal tersebut menjadi awal mula retaknya keharmonisan keluarga. Dan menjadi pemicu utama terjadinya perceraian.
Perselingkuhan dan pengaruhnya dalam keharmonisan keluarga
Pada hakikatnya kunci dalam menjaga keharmonisan keluarga adalah dengan menanamkan rasa percaya antara suami dan istri. Rasa saling menyayangi, menjaga dan melengkapi harus dimiliki oleh masing-masing pasangan demi mewujudkan keluarga yang utuh dan bahagia. Sebagaimana tujuan dari adanya pernikahan sendiri yaitu menciptakan ikatan lahir batin yang sakinah mawaddah dan warrahmah.
Namun, melakukan kehidupan berumah tangga tak selamanya berjalan sesuai dengan ekspektasi. Satu persatu masalah akan datang menghampiri bak badai di lautan. Masalah-masalah tersebut seperti adanya perbedaan pandangan antara suami dan istri, ketimpangan beban gender dalam rumah tangga, perbedaan dalam mengasuh dan mendidik anak serta lain sebagainya.
Apabila permasalahan tersebut tidak diselesaikan maka akan berdampak buruk bagi kedepannya. Seperti memicu terjadinya pertengkaran, perdebatan dan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang berujung pada perceraian. Tidak sedikit dari masyarakat di Indonesia yang bercerai akibat adanya perselingkuhan. Bahkan isu perselingkuhan ini tak henti memenuhi berita di media sosial. Seperti kabar mengenai publik figur yang berselingkuh dari pasangannya dan berakhir pada perceraian.
Perselingkuhan sangat mempengaruhi tingkat keharmonisan dalam rumah tangga. Hal tersebut merupakan bentuk pengkhianatan terhadap pasangannya baik suami maupun istri. Suami atau istri berkhianat akan janji suci yang diucapkan ketika akad nikah. Dari pengkhianatan tersebut kemudian menimbulkan rasa kekecewaan dan menjadi cikal bakal runtuhnya keluarga yang harmonis sebagaimana yang diharapkan.
Faktor yang mempengaruhi terjadinya perselingkuhan
Terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab suami atau istri melakukan perselingkuhan dalam rumah tangga. Faktor tersebut meliputi dorongan emosional, pengaruh sosial, dan juga komitmen diri. Berikut merupakan beberapa contoh faktor yang mempengaruhi perselingkuhan:
Pertama, faktor emosional. Termasuk kurangnya komunikasi, pemahaman dan perhatian antara suami dan istri. Serta semakin berkurangnya rasa saling cinta dan rasa percaya satu sama lain. Tidak hanya itu, hasrat seksual juga menjadi penyebab seseorang melakukan perselingkuhan.
Kedua, faktor sosial. Yaitu pengaruh dari lingkungan sosial, seperti adanya godaan baik itu dari perempuan maupun laki-laki non mahramnya. Sedang ia dalam keadaan lemah iman dan tergoyah untuk melakukan hubungan. Tidak hanya itu, dalam faktor sosial ini juga dipengaruhi oleh hubungan suami dan istri dalam jarak jauh atau long distance relationship (LDR).
Ketiga, lemahnya komitmen dalam menjaga keutuhan rumah tangga. Dalam membangun rumah tangga harus terdapat komitmen antara suami dan istri. Komitmen untuk mengurus rumah tangga, mendidik anak, dan memenuhi hak dan kewajiban dalam pernikahan.
Strategi Dalam Menjaga Keharmonisan Keluarga
Keutuhan dan ketahanan dalam rumah tangga adalah kunci utama dalam pernikahan. Sebagaimana Allah telah menyebutkan di dalam firman-Nya yaitu pada Q.S At-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
“يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ”
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar dan keras. Mereka tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepadanya dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
Demi menjaga keutuhan dan keharmonisan rumah tangga, suami dan istri harus memperhatikan beberapa hal dalam pernikahan. Seperti melakukan berbagai cara yang dapat meningkatkan keharmonisan keluarga. Dan terjauhi dari macam-macam permasalahan dalam rumah tangga.
Memiliki komitmen yang kuat pada diri sendiri adalah salah satu cara dalam menciptakan keluarga yang harmonis. Dengan memiliki komitmen akan muncul rasa tanggung jawab dalam memenuhi hak dan kewajiban dalam pernikahan. Dalam komitmen juga terdapat rasa ingin saling menjaga dan menguatkan satu sama lain dalam pernikahan.
Selain itu, membuat perjanjian perkawinan juga merupakan upaya preventif terjadinya keretakan dalam rumah tangga. Di mana salah satu tujuan dari adanya perjanjian perkawinan adalah untuk menciptakan rasa aman dalam hubungan pernikahan. Dan upaya yang terakhir dan yang terpenting adalah menjaga komunikasi antara suami dan istri. Karena komunikasi adalah kunci dalam suatu hubungan.
Berdasarkan penjabaran di atas, menjaga keharmonisan dalam rumah tangga adalah hal yang penting. Oleh karenanya setiap pasangan harus memperhatikan upaya dalam menjaga keutuhan keluarga. Sehingga terhindar dari berbagai bentuk ujian dalam pernikahan seperti perselingkuhan, pertengkaran, KDRT dan lain sebagainya. []