• Login
  • Register
Jumat, 6 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

5 Tips Mengurangi Sampah Selama Bulan Ramadan

Hindari membeli takjil atau makanan yang dikemas dengan kemasan plastik atau sterofoam. Sudah menjadi tradisi di bulan Ramadan orang orang berburu takjil dan makanan untuk berbuka puasa. Hal tersebutlah menjadi salah satu faktor penyebab melonjaknya produksi sampah

Masum Alfikri Masum Alfikri
19/03/2024
in Hikmah, Pernak-pernik
0
Sampah Bulan Ramadan

Sampah Bulan Ramadan

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Berubahnya pola konsumsi makan masyarakat pada saat bulan Ramadan, maka tidak bisa kita pungkiri produksi sampah di bulan Ramadan ini melonjak tinggi.

Mubadalah.id – Bulan Ramadan merupakan salah satu bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Pasalnya, selain penuh keberkahan, di bulan ini juga setiap kebaikan yang kita lakukan, pahala kita akan dilipat gandakan oleh Allah SWT.

Sehingga sudah menjadi tradisi bagi di sebagian kalangan umat Islam untuk saling berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan. Misalnya dengan bagi-bagi takjil, buka bersama, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.

Namun, dalam berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan seperti bagi-bagi takjil, kita kadang lupa terhadap lingkungan kita, terutama soal penggunaan plastik sampah. Kita kerap kali kalap membeli semua jenis jajanan takjil yang ada di pinggir jalan, tanpa melihat berapa banyak konsumsi sampah plastik.

Secara sederhananya, kita bisa membayangkan, “wadah takjilnya menggunakan plastik, lalu dibungkus dengan plastik. Dan itu hanya satu jenis takjil, sedangkan pembelian takjil untuk buka puasa tidak cukup satu. Jadi tinggal dikalikan saja berapa banyak konsumsi plastik yang kita gunakan setiap kali membeli takjil.”

Baca Juga:

Pesan Nyai Alissa Wahid di Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia: Tegaskan Eksistensi Keulamaan Perempuan

Alasan KUPI Jadikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

Data DLH

Bahkan penggunaan sampah plastik di bulan Ramadan dibanding bulan lainnya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Mengutip dari Greenpeace, berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup Jakarta (DLH), rata-rata jumlah sampah sebelum Ramadan sebesar 7.710 ton/hari. Sedangkan selama Ramadan, jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang 7.999 ton/hari. Artinya, dalam setiap hari, selama di bulan Ramadan ada kenaikan sekitar 289 ton/hari sampah plastik.

Meskipun di Jakarta, namun dari data ini sungguh sangat ironi, karena bulan suci yang seharusnya berlomba lomba dalam melakukan kebaikan, malah tercoreng dengan adanya fakta jumlah produksi sampah yang begitu besar.

Oleh sebab itu, di bulan penuh berkah ini sebaiknya selain kita saling berbagi kebaikan, kita juga harus memiliki kesadaran terkait penggunaan sampah plastik yang begitu besar. Artinya, kita harus sedemikian mungkin untuk meminimalisir penggunaan sampah plastik.

Lalu bagaimana caranya agar kita bisa mengurangi penggunaan sampah plastik di bulan Ramadan?.

Lima Tips Mengurangi Sampah Plastik

Melansir dari Instagram Greenpeaceid, setidaknya ada lima tips yang bisa kita gunakan untuk mengurangi sampah plastik selama bulan Ramadan. Berikut lima tipsnya:

Pertama, hindari membeli takjil atau makanan yang dikemas dengan kemasan plastik atau sterofoam. Sudah menjadi tradisi di bulan Ramadan orang orang berburu takjil dan makanan untuk berbuka puasa. Hal tersebutlah menjadi salah satu faktor penyebab melonjaknya produksi sampah. Biasanya para pedagang menggunakan plastik atau sterofoam untuk mengemas makanan yang dijualnya.

Untuk mengurangi produksi sampah tersebut kita bisa menggunakan wadah reusable atau barang yang dapat digunakan kembali setelah digunakan untuk menyimpan takjil atau makanan. Salah satu cara tersebut bisa menjadi solusi untuk mengurangi produksi sampah.

Kedua, manfaatkan sisa makanan. Saat bulan puasa biasanya banyak sekali sisa makanan karena membeli atau memasak makanan secara berlebihan yang pada akhirnya makanan tersebut tersisa. Lalu sisa makanannya dibuang dan menjadi limbah.

Hal ini menjadi salah satu faktor meningkatnya produksi sampah. Agar tidak terbuang percuma, sisa makanan bisa kita olah kembali seperti menjadi pupuk kompos, pakan maggot, pakan ternak dan lain lain.

Ketiga, hindari nafsu saat berbelanja. Berpuasa makan dan minum sejak matahari terbit hingga terbenam kerap membuat kita lapar mata saat berbuka. Lapar mata seringnya membuat kita justru banyak jajan di saat bulan puasa. Banyak yang berpikir wajar makan enak dan dalam jumlah banyak sebagai reward setelah menahan makan dan minum selama seharian.

Apalagi, ada penganan yang hadir khusus hanya di bulan puasa. Hal itu pula menjadi salah satu faktor meningkatnya produksi sampah. Seharusnya kita lebih bijak dalam memilih keperluan selama bulan Ramadan. Mengingat, salah satu hikmah dari puasa adalah agar kita bisa berhemat serta mengendalikan hawa nafsu.

Memilah Sampah

Keempat, memilah sampah. Berubahnya pola konsumsi makan masyarakat pada saat bulan Ramadan, maka tidak bisa kita pungkiri produksi sampah di bulan Ramadan ini melonjak tinggi. Sering kali sisa-sisa makanan atau bekas wadah makanan yang pada akhirnya menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar.

Sampah-sampah tersebut bisa kita atasi dengan cara memilah sampah berdasarkan jenisnya. Sampah anorganik seperti bekas minuman ataupun makanan yang bisa daur ulang atau bernilai ekonomis dan dapat kita manfaatkan kembali.

Sampah organik pun bisa dimanfaatkan kembali untuk diolah menjadi pupuk organik, pakan ikan / hewan ternak, eco-enzyme dan segudang manfaat lainnya.

Kelima, menghemat penggunaan air. Air merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi seluruh makhluk hidup. Meski air berlimpah, Rasulullah Saw mengajarkan umatnya untuk menghemat penggunaar air.

Sebab, bisa jadi di suatu tempat air melimpah, sementara di tempat lain terjadi kekeringan, hewan-hewan mati dan manusia bertikai berebut air bersih. Sebagaimana hadits nabi Muhammad Saw yang di riwayat kan oleh Imam Ahmad:

“Dari Abdullah bin Amr bahwasannya Rasulullah Saw berjalan melewati Sa’ad yang sedang berwudhu dan menegurnya, “Kenapa kamu boros memakai air. Lalu Sa’ad balik bertanya.” Apakah untuk wudhu pun tidak boleh boros. Nabi Saw menjawab, “ya, tidak boleh boros meskipun kamu berwudhu di sungai yang mengalir.” (HR. Imam Ahmad).

Oleh karena itu, mari kita menggunakan air secukupnya saat menyikat gigi, mencuci piring, dan pada saat berwudhu. Dengan demikian, kita bisa menghemat penggunaan air sebagai salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Dengan lima tips di atas, bagi saya menjadi salah cara bagi kita semua untuk memiliki kesadaran dan kepedulian kita kepada lingkungan sekitar. Jangan sampah di bulan suci ini, justru kita kotori dengan produksi sampah plastik yang begitu besar. Alih-alih mendapat banyak pahala, justru dosa yang kita dapat. Oleh sebab itu, mari wujudkan Ramadan yang penuh berkah bukan penuh sampah. []

Tags: BulanMengurangiramadanSampahtips
Masum Alfikri

Masum Alfikri

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Wuquf Arafah

Makna Wuquf di Arafah

5 Juni 2025
Kritik Asma Barlas

Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

5 Juni 2025
Aurat

Aurat Perempuan: Antara Teks Syara’ dan Konstruksi Sosial

5 Juni 2025
Batas Aurat

Menelusuri Perbedaan Pendapat Ulama tentang Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Fikih Ramah Difabel

Menggali Fikih Ramah Difabel: Warisan Ulama Klasik yang Terlupakan

5 Juni 2025
Batas Aurat Perempuan

Dalil Batas Aurat Perempuan

5 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Berkurban

    Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tambang Nikel Ancam Kelestarian Alam Raja Ampat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • 3 Solusi Ramah Lingkungan untuk Pembagian Daging Kurban
  • Pentingnya Narasi Hajar dalam Spiritualitas Iduladha
  • Berkurban: Latihan Kenosis Menuju Diri yang Lapang
  • Makna Wuquf di Arafah
  • Iduladha sebagai Refleksi Gender: Kritik Asma Barlas atas Ketaatan Absolut

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID