Mubadalah.id – Setelah bayi lahir dengan selamat, tugas suami yang paling utama adalah mengucapkan rasa syukur kepada Allah Swt atas anugerah yang dikaruniakan kepadanya, antara lain dengan membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri bayinya.
Tradisi mengazankan bayi segera setelah lahir sangat positif, untuk memperkenalkan kalimat syahadat. Juga harapan agar anaknya kelak menjadi Muslim dan Muslimah yang baik, taat kepada Allah dan mematuhi perintah-Nya, terutama tekun menjalankan shalat wajib dan berbuat baik terhadap sesama manusia.
Membacakan azan dan iqamah merupakan sunah Rasulullah Saw sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Abu Rafi r.a., katanya, “Aku melihat Rasulullah Saw berazan di telinga Hasan bin Ali ketika ia baru saja dilahirkan oleh Fathimah” (HR Abu Daud dan Al-Tirmidzi).
Hadis Nabi Saw yang lain mengatakan, “Rasulullah Saw. membacakan iqamah di telinga kiri anak yang baru dilahirkan.”
Nifas
Setelah persalinan, ada beberapa hal yang erat kaitannya dengan masalah syariat yang wajib diketahui oleh kaum ibu setelah persalinan, yaitu nifas.
Darah nifas menurut Ibrahim Muhammad Al-Jamal dalam kitab Fiqhul Mar’atil Muslimah, adalah darah yang keluar sehabis melahirkan anak. Masa nifas paling lama 40 hari dan tidak ada ketentuan berapa lama masa nifas yang paling singkat.
Namun, umumnya masa nifas yang kaum perempuan alami adalah selama 40 hari. Menurut Mazhab Syafi’i dan Maliki, masa nifas yang terpanjang adalah 60 hari.
Apa yang tidak boleh ibu lakukan selama nifas? Semua ibadah yang tidak boleh ibu lakukan selama haid. Juga tidak boleh pula ibu lakukan pada masa nifas, antara lain shalat dan puasa. Termasuk di sini adalah melakukan sanggama. Mayoritas ulama melarang perempuan yang sedang nifas melakukan sanggama, sebagian menyebutnya haram.
Tugas ibu setelah melahirkan semakin bertambah berat karena ia harus menyusui dan merawat anaknya dengan baik dan penuh kasih sayang.
Ibu yang baru melahirkan memang sudah seharusnya memberikan seluruh perhatiannya kepada bayinya, buah hati yang sangat ia idam-idamkan kehadirannya. Tugas tersebut sangat berat, tapi membahagiakan.
Sementara bagi suami, harus mengerjakan urusan rumah tangga dan bergantian menjaga bayinya pada malam hari. Terutama ketika mengganti popok, memberi susu, dan sebagainya.
Selain itu, bagi pasangan yang ekonominya lemah, suaminya harus bekerja keras mencari tambahan penghasilan selama istrinya cuti guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Beban tersebut harus mereka pikul bersama-sama. []