Mubadalah.id – Di Bulan Rabiul Awal ini, banyak dari umat Islam merayakan bulan kelahiran Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam dengan berbagai jenis perayaan. Salah satunya adalah dengan membaca maulid nabi bersama-sama. Selain sebagai representasi bentuk cinta dan rasa syukur atas kehadiran Nabi Muhammad di dunia sebagai khatamul anbiya dan uswatun hasanah. Pembacaan maulid nabi juga memiliki banyak keutamaan.
Jalaluddin As-Suyuti, dalam kitabnya “Al-Wasa’il fi Syarh as-Syamail”, mengatakan bahwa:
ما من بيت أو مسجد أو محلة قرئ فيه مولد النبي – صلى الله عليه وسلم – هلا حفت الملائكة بأهل ذلك المكان وعمهم الله بالرحمة والمطوقون بالنور – يعني جبريل وميكائل وإسرافيل وقربائيل وعينائيل والصافون والحافون والكروبيون – فإنهم يصلون على ما كان سببا لقراءة مولد النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: وما من مسلم قرئ في بيته مولد النبي – صلى الله عليه وسلم – إلا رفع الله تعالى القحط والوباء والحرق
“Tidak ada rumah, masjid, atau tempat di mana dibacakan kisah kelahiran Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam kecuali malaikat-malaikat akan mengelilingi orang-orang di tempat tersebut dan Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada mereka. Para malaikat yang mendapatkan hiasan cahaya itu adalah Jibril, Mikail, Israfil, Qurbail, ‘Ainail, para malaikat yang berbaris, dan para malaikat Karubiyyun. Mereka berdoa untuk siapapun yang menjadi sebab pembacaan kisah kelahiran Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam. Dia juga berkata: Dan tidak ada seorang Muslim pun yang di rumahnya membaca kisah kelahiran Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam kecuali Allah akan mengangkat kekeringan, wabah, dan kebakaran dari rumah tersebut.”
Mengundang Kehadiran Malaikat dan Rahmat Allah
Dalam kutipan tersebut, Imam As-Suyuti menyatakan bahwa ketika kisah kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dibacakan di suatu tempat, baik itu di rumah, masjid, atau wilayah tertentu, maka para malaikat akan datang dan mengelilingi orang-orang yang berada di tempat tersebut.
Kehadiran malaikat ini menandakan adanya rahmat dan keberkahan dari Allah subhanahu wata’ala. Malaikat yang disebut oleh Imam As-Suyuti, seperti Jibril, Mikail, Israfil, dan lainnya, adalah malaikat yang mulia dan mendapatkan tugas khusus dari Allah subhanahu wata’ala.
Para malaikat tersebut tentu tidak hanya sekedar hadir, tetapi juga mendoakan orang-orang yang menjadi sebab pembacaan tersebut. Artinya, siapa saja yang mengadakan atau mendukung acara pembacaan Maulid Nabi akan mendapatkan doa dari para malaikat yang merupakan makhluk paling taat kepada Allah. Doa malaikat ini adalah salah satu bentuk dukungan ilahiyah yang sangat kuat dan penuh berkah.
Mengangkat Bala dan Wabah
Selain itu, Imam As-Suyuti juga menyebutkan bahwa keutamaan dari pembacaan Maulid Nabi di rumah seorang Muslim adalah Allah subhanahu wata’ala akan mengangkat berbagai musibah dari rumah tersebut. Dalam hal ini, secara spesifik Imam As-Suyuti menyebutkan bahwa Allah akan menghilangkan kekeringan, wabah penyakit, dan kebakaran. Ini menunjukkan bahwa pembacaan kisah Maulid Nabi memiliki efek positif yang luas dalam menjaga keselamatan dan keamanan di tempat tersebut.
Perihal bala, ada sebuah kisah yang terjadi pada zaman Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Kala itu ada seorang pemuda tampan di Syam yang suka berkuda. Suatu hari, kuda yang ia tunggangi lari cepat melalui jalan-jalan di Syam, dan ia tidak dapat mengendalikannya. Ia kemudian bertemu dengan anak Khalifah di depan istana, tetapi anak itu tidak bisa menghentikan kuda tersebut, dan akhirnya kuda itu menabrak anak Khalifah hingga tewas.
Ketika kabar ini sampai kepada Khalifah, ia memerintahkan agar pemuda itu menghadapnya. Saat ia hendak bertemu Khalifah, pemuda itu berpikir:
“Jika Allah menyelamatkanku dari peristiwa ini, aku akan membuat perjamuan besar dan mengundang orang untuk membaca maulid nabi.”
Ketika ia sampai di hadapan Khalifah, Khalifah yang tadinya marah, melihatnya dan tersenyum. Khalifah bertanya,
“Apakah engkau pandai melakukan sihir?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, wahai Amirul Mukminin.”
Khalifah berkata, “Aku telah memaafkanmu, tapi katakan padaku apa yang kau katakan tadi?”.
Pemuda itu menjawab: “Aku berdoa agar jika Allah menyelamatkanku dari peristiwa besar ini, aku akan mengadakan perjamuan demi maulid nabi.”
Khalifah menanggapi, “Aku telah memaafkanmu, dan ini seribu dinar untuk maulid nabi, dan engkau bebas dari hukuman atas darah anakku.” Maka pemuda itu keluar bebas dari hukuman dan mendapatkan seribu dinar berkat maulid nabi.
Maulid Nabi Bisa Menguatkan Cinta kepada Rasulullah
Pembacaan Maulid Nabi adalah salah satu cara untuk mengekspresikan cinta dan penghormatan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Mencintai Rasulullah adalah bagian dari keimanan seorang Muslim, dan dengan membaca kisah-kisah tentang kehidupan, kelahiran, dan perjuangan beliau, umat Islam akan semakin mencintai beliau. Cinta inilah yang membawa keberkahan tersendiri dalam kehidupan kita, baik di dunia maupun akhirat.
Hal ini selaras dengan sebuah kutipan dalam Kitab ‘Ianatut Tholibin yang menjelaskan bahwa barang siapa yang menyiapkan makanan demi membaca maulid nabi. Mengumpulkan saudara-saudaranya. Menyalakan pelita. Mengenakan pakaian baru.
Memakai wewangian. Dan memperindah dirinya untuk mengagungkan kelahiran Nabi. Maka Allah akan membangkitkannya pada Hari Kiamat bersama kelompok pertama dari para nabi. Dan dia akan berada di tempat yang paling tinggi di surga ‘Illiyyin.
Dan barang siapa membaca maulid nabi dengan uang perak atau emas. Kemudian mencampurkannya dengan uang lainnya, maka uang itu akan mendapatkan berkah. Dan pemiliknya tidak akan miskin, serta tangannya tidak akan kosong karena berkah maulid nabi.
Sungguh begitu banyak keutamaan, keberkahan, dan kebermanfaatan membaca maulid nabi. Ia tidak hanya sekedar ritual semata. Membacanya merupakan bentuk ibadah. Dan juga upaya mencari keberkahan dan syafaat dari Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. []