• Login
  • Register
Minggu, 18 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Mengapa Ujian Selalu Menyertai Perjalanan Hidup Kita?

Saat kita sabar menghadapi ujian, kita akan merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kekuatan untuk bangkit kembali.

Nadhira Yahya Nadhira Yahya
23/10/2024
in Hikmah
0
Perjalanan Hidup

Perjalanan Hidup

1k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mengapa perjalanan hidup ini dipenuhi dengan ujian, sementara kita hanya ingin merasakan kebahagiaan?

Mubadalah.id – Pertanyaan ini mungkin pernah bahkan sering terbesit di benak kita, saat dihadapkan pada cobaan yang terasa berat. Rasulullah pernah bersabda, “Sesungguhnya manusia diciptakan untuk diuji.” (HR. At-Tirmidzi).

Hadis ini menunjukkan bahwa ujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan perjalanan hidup manusia, sebuah takdir yang tak dapat kita hindari. Namun, mengapa? Mengapa kita harus diuji? Kenapa kita tidak luput dari cobaan, baik yang terasa ringan seperti ketinggalan bus sampai ujian yang berat seperti kehilangan orang terkasih?

Dalam hal ini, Allah SWT berfirman:

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Mulk: 2)

Ayat ini mengajarkan kita bahwa Allah SWT menciptakan kehidupan dan kematian sebagai sebuah ujian. Tujuannya adalah untuk melihat siapa di antara kita yang memiliki amal perbuatan yang lebih baik.  Artinya, hidup ini memang penuh dengan ujian, dan setiap orang pasti akan mengalaminya.  Tidak ada yang terkecuali, setiap kita akan diuji dengan cara yang berbeda, sesuai dengan kemampuan dan jalan hidup masing-masing.

Baca Juga:

Mengapa Waktu Berlalu Cepat dan Bagaimana Mengendalikannya?

Hal-hal yang Tak Kita Hargai, Sampai Hidup Mengajarkan dengan Cara yang Menyakitkan

Ayat-ayat Al-Qur’an yang Menjelaskan Proses Perkembangan Janin dan Awal Kehidupan Manusia

Mandat Utama Manusia di Muka Bumi

Menilik Ujian dalam Kehidupan

Ujian, layaknya beban yang kita angkat di pusat kebugaran, melatih kekuatan kita. Jika angkat beban menguatkan otot fisik, maka ujian dalam kehidupan menguatkan otot mental kita. Semakin berat bebannya, semakin kuat otot kita. Begitu pula dengan ujian dalam perjalanan hidup, semakin berat cobaannya, semakin tangguh pula mental kita.

Selain itu, ujian juga menjadi guru yang bijak, mengajarkan kita pelajaran berharga dalam hidup. Seperti saat kita gagal dalam ujian di sekolah, kita belajar untuk lebih giat dan tekun. Begitu juga dalam hidup, kegagalan dalam menghadapi ujian menjadi pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih bijaksana.

Bagi yang beriman, ujian kita pandang sebagai cara Tuhan menguji kekuatan iman kita. Semakin berat ujiannya, semakin kuat pula iman kita. Ujian menjadi bukti nyata bahwa Tuhan percaya pada kekuatan dan ketabahan kita. Ujian juga kita yakini sebagai salah satu ‘fasilitas’ dari Tuhan sebagai bentuk cinta-Nya kepada hamba-Nya. Karena seringkali, pada saat-saat terpuruk-lah manusia akan datang kepada Tuhan.

Kemudahan di Balik Kesulitan

Ujian, menjadi bukti nyata bahwa Tuhan percaya pada kekuatan dan ketabahan kita. Oleh karena itu, setiap kesulitan yang kita alami, yakinlah bahwa kita pasti bisa melaluinya. Sebagaimana yang kita tahu, bahwa Tuhan tidak akan memberikan ujian di luar kekuatan hamba-Nya.

“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan menguji kita dengan berbagai kesulitan, seperti rasa takut, kelaparan, kekurangan harta, kehilangan orang terkasih, dan gagal panen. Namun, Allah juga memberikan kabar gembira kepada orang-orang yang sabar menghadapi ujian tersebut. Mereka akan mendapatkan pahala dan keberuntungan di akhirat.

Kuncinya: Sabar

Bayangkan, hidup seperti sebuah perjalanan hidup yang panjang. Sepanjang jalan, kita akan menemukan berbagai rintangan dan tantangan yang tak terduga.

Kadang kita merasa takut, seperti saat menghadapi badai yang mengamuk. Lalu, kadang kita merasa lapar, seperti saat melewati padang pasir yang tandus. Kadang kita merasa kekurangan, seperti saat kehilangan harta benda yang kita miliki. Tetapi kadang kita juga merasa kehilangan, seperti saat ditinggal orang yang kita cintai. Dan kadang kita merasa putus asa, seperti saat usaha kita gagal dan harapan kita sirna.

Itulah ujian hidup. Allah, Sang Pencipta, mengizinkan ujian-ujian ini datang untuk menguji keimanan dan kesabaran kita. Seperti seorang guru yang memberikan soal kepada muridnya untuk mengukur kemampuan mereka, Allah ingin melihat sejauh mana kita mampu menghadapi cobaan dan tetap teguh pada jalan-Nya.

Namun, di balik ujian yang berat, tersembunyi pesan indah yang perlu kita renungkan. Allah tidak akan pernah memberikan ujian melebihi kemampuan hamba-Nya. Dia selalu memberikan jalan keluar dan kekuatan untuk melewati setiap rintangan. Yang terpenting adalah kesabaran. Sabar bukan berarti pasrah dan menyerah, tapi lebih kepada kekuatan batin untuk tetap teguh dan optimis dalam menghadapi segala kesulitan.

Oleh karena itu, kita tetap harus percaya dan fokus pada kesabaran karena itu adalah kuncinya. Tuhan juga sudah berjanji bahwa tidak ada kesulitan yang abadi. Sebagaimana yang Allah sampaikan pada firman-Nya, di dalam Qur’an surat Al-Insyirah: 5-6:

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Allah Selalu Bersama Kita

Ayat ini menegaskan bahwa setiap kesulitan yang kita hadapi pasti akan diiringi dengan kemudahan. Adanya pengulangan pada ayat tersebut, sebagai bentuk keseriusan Allah untuk meyakinkan hamba-Nya bahwa Allah tidak akan pernah memberikan ujian yang melebihi kemampuan kita. Dia selalu memberikan jalan keluar dan kekuatan untuk melewati setiap rintangan.

Sabar adalah seperti akar pohon yang kuat mencengkeram tanah, membuatnya tetap tegak di tengah badai. Selain itu, sabar adalah seperti api yang menyala terang, menerangi jalan di tengah kegelapan. Sabar adalah seperti air yang jernih, menyegarkan jiwa di tengah dahaga.

Saat kita sabar menghadapi ujian, kita akan merasakan ketenangan jiwa, kejernihan pikiran, dan kekuatan untuk bangkit kembali. Kita akan menyadari bahwa Allah selalu bersama kita, menuntun kita ke jalan yang terbaik. []

 

Tags: manusiaPerjalanan HidupSabarSyukurtakdirTuhan
Nadhira Yahya

Nadhira Yahya

Terkait Posts

Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Poligami dalam

Menggugat Poligami, Menegakkan Monogami

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kehamilan Tak Diinginkan

    Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Ratu Junti, Sufi Perempuan dari Indramayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Menghindari Pemukulan saat Nusyuz
  • Nyai A’izzah Amin Sholeh dan Tafsir Perempuan dalam Gerakan Sosial Islami
  • Perempuan, Kehamilan Tak Diinginkan, dan Kekejaman Sosial
  • Memperhatikan Gizi Ibu Hamil
  • Keberhasilan Anak Bukan Ajang Untuk Merendahkan Orang Tua

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version