• Login
  • Register
Kamis, 19 Juni 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Propaganda Hasbara, Konten Media Hingga Cerita K-Drama

Propaganda Hasbara, berasal dari kata Hasbara dalam Bahasa Ibrani, yang jika kita terjemahkan berarti "menjelaskan".

Belva Rosidea Belva Rosidea
15/01/2025
in Uncategorized
0
Propaganda Hasbara

Propaganda Hasbara

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Penggemar drama dari Korea Selatan atau K-Drama, baru saja membuat kita geram dengan tayangan episode terakhir When The Phone Rings. When The Phone Rings sendiri merupakan salah satu K-drama yang tayang melalui stasiun televisi MBC, Di mana pada episode-episode sebelumnya mendapat rating tinggi karena alur ceritanya yang misterius berhasil memikat banyak hati, termasuk penikmat K-drama asal Indonesia.

Episode terakhir yang begitu kita tunggu-tunggu dengan harapan happy ending oleh para penggemar ternyata justru mengecewakan. Episode terakhir drama tersebut dianggap memuat jalan cerita yang terasa begitu ‘dipaksakan’ dan tidak selaras dengan genre dari episode-episode sebelumnya.

Ada dugaan hal itu terjadi demi memuat adegan yang dinilai memuat unsur propaganda genosida di Palestina. Adegan kontroverisal itu terjadi ketika karakter Na Yu Ri (Jang Gyu Ri) melaporkan soal insiden yang melibatkan dua negara fiksi, ‘Paltima’ dan ‘Izmael’, bahwa Paltima melangsungkan serangan udara terhadap Izmael.

Meskipun menggunakan nama fiksi, namun para penggemar meyakini hal tersebut merujuk pada konflik Palestina-Israel dengan cerita yang diputarbalikan.

Alhasil, drama ini mendapat kecaman dari penggemar untuk memboikot episode terakhir, memboikot seluruh episodenya, memboikot penulis ceritanya, bahkan memboikot stasiun televisi yang menayangkannya, yakni MBC. Diduga hal ini bagian dari Propaganda Hasbara yang semakin digencarkan.

Baca Juga:

Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

Mitos Israel di Atas Penderitaan Warga Palestina

Nakba Day; Kiamat di Palestina

Propaganda Isarel

Sejauh ini, sebenarnya tak hanya sekali atau dua kali Israel melancarkan segenap propaganda untuk mendapatkan dukungan dunia terhadap aksinya. Terlebih ketika banyak pihak dan organisasi kemanusiaan dari berbagai belahan dunia. Mereka mengecam keras tindakannya sebagai kejahatan kemanusiaan yang tergolong kejahatan genosida terhadap Etnis Palestina.

Mengutip dari Middle East Monitor, Israel telah mengalokasikan tambahan dana sebesar US$150 juta (sekitar Rp2,4 triliun). Dengan kata lain mengalami kenaikan 20 kali lipat untuk anggaran propaganda Hasbara di tahun 2025. Propaganda Hasbara, berasal dari kata Hasbara dalam Bahasa Ibrani, yang jika kita terjemahkan berarti “menjelaskan”.

Istilah ini populer pada awal abad ke-20 oleh aktivis dan jurnalis Zionis Polandia, Nahum Sokolow. Secara sederhana, propaganda ini bertujuan untuk menggambarkan Israel sebagai korban dan pihak yang tidak diunggulkan. Tujuannya supaya masyarakat dunia mengakhiri simpati atau dukungannya terhadap perjuangan Palestina dan membenarkan genosida yang terjadi di Gaza.

Propaganda-propaganda Hasbara ini mereka gencarkan dalam berbagai bentuk, mulai dari tagar di media sosial, infografis, konten unggahan media sosial yang viral. Bahkan mereka selundupkan secara halus dalam adegan-adegan di serial, film, maupun drama yang terkenal.

Islamofobia

Pembuatan propaganda-propaganda Israel ini untuk menggambarkan perjuangan Palestina sebagai “anti-Semit” dan sebagai bentuk terorisme “Nazi” yang bertujuan untuk melenyapkan orang Yahudi. Selain itu, propaganda ini bertujuan pula untuk mempromosikan Islamofobia di negara-negara Eropa. Tujuannya sebagai upaya untuk menggambarkan perjuangan Palestina tidak berbeda dengan ISIS.

Dengan demikian, Israel berharap mendapat pembenaran dan dukungan dunia atas tindakannya dalam menargetkan wilayah sipil. Selain itu mengalihkan kesalahan atas sejumlah besar kematian warga sipil karena aksi Pejuang Palestina (Hamas).

Kenyataanya semakin gencar Propaganda Hasbara mereka suarakan, semakin gencar pula kutukan masyarakat dunia terhadap tindakan yang Israel lakukan. Bicara soal konflik Palestina-Israel, sesungguhnya bukan sekadar bicara isu agama, melainkan kemanusiaan.

Semua manusia yang masih memiliki hati nurani tak bisa terbungkan dan tertipu daya setelah semua yang terjadi di wilayah konflik tersebut. Sejak konflik Kembali mulai pada Oktober 2023, laporan resmi menunjukkan bahwa lebih dari 45.500 orang telah terbunuh di Gaza. Yakni dengan sekitar 100.000 orang atau setara enam persen populasi Gaza sebelum perang telah mengungsi.

Belum lagi kerusakan-kerusakan lain seperti fasilitas kesehatan, akses sanitasi, dan kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar. Israel telah melakukan kejahatan genosida di Gaza, dengan Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanan Yoav Gallant menghadapi surat perintah penangkapan atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Aksi  Bersama

Dengan dukungan dari organisasi-organisasi Yahudi Amerika, anggaran untuk Propaganda Hasbara di tahun ini bisa meningkat hingga 20 kali lipat. Tidak lain propaganda ini bertujuan untuk mempengaruhi dan menargetkan berbagai platform. Termasuk kampus-kampus di Amerika di mana protes-protes pro-Palestina terjadi.

Dukungan Masyarakat dunia terhadap Rakyat Palestina memang tak bisa terbendung dan kita hentikan lagi. Aksi-aksi pemboikotan ramai digencarkan hingga berdampak nyata kerugian di sektor bisnis yang terkelola dan berafiliasi dengan Zionis Israel. Termasuk pula pemboikotan untuk film, drama, atau konten media sosial apapun yang memuat Propaganda Hasbara.

Aksi-aksi yang kita anggap kecil ini jika kita lakukan beramai-ramai, rupanya mampu membuat Israel kewalahan. Biarpun hanya sekedar boikot, dan narasi-narasi dukungan untuk hak-hak Warga Palestina di media sosial. Sekali lagi, biarpun hanya dengan doa, dan aksi-aksi kecil yang terlihat sederhana, mari terus tunjukan dukungan untuk saudara kita di Palestina. []

Tags: GazaGenosidaIslamophobiaIsraelPalestinaPropaganda Hasbara
Belva Rosidea

Belva Rosidea

General Dentist

Terkait Posts

Palestina-Israel

Two State Solution: Solusi Perdamaian bagi Palestina-Israel atau Tantangan Integritas Nasional Terhadap Pancasila?

14 Juni 2025
Hakim

Anggota Parlemen dan Hakim Perempuan

13 Mei 2025
Paskah

Memaknai Paskah dan Pesan Pertobatan Ekologis

20 April 2025
Nafkah Ulama KUPI

Nafkah Menurut Pandangan Ulama KUPI

11 April 2025
Belajar Kepada Rasulullah Saw

Kata Nyai Badriyah: Banyak Para Sahabiat Belajar Langsung kepada Rasulullah Saw

25 Maret 2025
Menikahkan Perempuan

Hadis Hak Perempuan untuk Menikahkan Dirinya Sendiri

20 Maret 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • SIS Malaysia

    Berproses Bersama SIS Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nelayan Perempuan Madleen, Greta Thunberg, dan Misi Kemanusiaan Palestina

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Dr. Nur Rofiah Tegaskan Pentingnya Mengubah Cara Pandang untuk Hentikan Kekerasan Seksual pada Anak

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Doa, Dukungan dan Solidaritas untuk Sister in Islam (SIS) Malaysia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulasan Crime and Punishment: Kritik terhadap Keangkuhan Intelektual
  • Belajar dari Khansa binti Khidam Ra: Perempuan yang Dipaksa Menikah Berhak untuk Membatalkannya
  • Tastefully Yours : Membongkar Konstruksi Sosial dari Dapur
  • Perkawinan Bukan Perbudakan: Hak Kemandirian Perempuan dalam Rumah Tangga
  • Ibnu Khaldun sebagai Kritik atas Revisi Sejarah dan Pengingkaran Perempuan

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID