Mubadalah.id – Menjelang Nisfu Syaban, pada umumnya Umat Muslim saling berkirim pesan untuk meminta maaf. Momentum ini perlu kita sambut baik, karena sebagai manusia seringkali tanpa kita sadari berbuat salah dan khilaf kepada sesama.
Namun kebanyakan dari kita sungkan dan malu untuk meminta maaf kepada orang-orang terdekat kita. Sehingga cenderung menunggu momen-momen tertentu untuk melakukannya. Misalnya menunggu Hari Raya Idulfitri. Lantas, mengapa di Malam Nifsu Syaban ramai kita jadikan momentum untuk saling meminta maaf?
Bulan Syaban merupakan bulan tepat sebelum Bulan Ramadan tiba. Meski bukan salah satu bulan haram, namun Syaban memiliki keistimewaan dengan adanya Malam Nifsu Syaban. Selain itu, Umat Muslim memang dianjurkan untuk memperbanyak ibadah di Bulan Syaban. Sekaligus sebagai bentuk latihan sebelum memasuki Ramadan, misalnya dengan memperbanyak doa, sedekah, dan puasa sunnah.
Selain Bulan Ramadan, kita ketahui bahwa Rasulullah paling sering melaksanakan ibadah puasa pada Bulan Syaban. Karena di bulan ini amal manusia terangkat, sebagaimana dalam hadis yang tersebutkan dari Usamah bin Zayd RA, sebagai berikut:
“Wahai Rasulullah, saya belum pernah melihat Anda berpuasa di bulan-bulan lainnya seperti Anda berpuasa di bulan Syaban ini? Rasulullah SAW menjawab: Karena ini bulan yang banyak dilalaikan manusia di antara Rajab dan Ramadan. Padahal di bulan ini amalan terangkat sampai ke Rabb semesta alam, dan saya senang apabila saat amalku terangkat saya sedang berpuasa.”
Keistimewaan Malam Nisfu Syaban
Malam Nisfu Syaban menjadi malam yang istemawa karena malam tersebut merupakan malam pengampunan dosa (lailatul maghfirah).
Dalam hadits yang riwayat dari Imam At-Thabrani dan Ibnu Hibban dari Mu‘adz bin Jabal, yang artinya: “Sesungguhnya Allah melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Syaban, lalu Dia mengampuni dosa-dosa seluruh makhluk-Nya kecuali orang yang musyrik dan orang yang bermusuhan.” (HR. Ibnu Majah).
Meskipun beberapa pendapat menyatakan bahwa hadist tersebut lemah, namun tetap bisa kita ambil hikmah sosial di dalamnya. Tujuannya agar umat muslim senantiasa menjaga silaturahim dengan sesama. Menjaga ikatan ukhuwah islaminyah dnegan saling memaafkan dan memperbaiki hubungan yang retak.
Selain menjadi malam pengampunan, malam nifsu Syaban juga istemewa sebab menurut pendapat beberapa ulama di malam inilah penetapan takdir untuk tahun tersebut. Sehingga sebagai seorang Muslim dianjurkan untuk memohon terhindar dari takdir-takdir buruk. Berharap dengan kekuasaan Allah, takdir yang buruk tersebut terganti dengan yang lebih baik.
Sebagaimana Al-Qur’an Surat Ad-Dukhan ayat 3 dan 4 yang artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami adalah para pemberi peringatan. Di dalamnya dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.”
Menurut beberapa mufassir (ulama ahli tafsir), maksud ‘malam yang diberkahi’ tersebut adalah malam Nisfu Syaban. Meski ada pula yang menafsirinya dengan malam Lailatul Qadar.
Kemudian dengan merode jam’ur riwayat, yaitu dengan mengumpulkan beberapa riwayat lain dan berusaha memberi jalan tengah pemahaman. Maka Sayyid Muhammad mengutip riwayat Abu Dluha dari Ibnu Abbas, “Sungguh Allah menetapkan putusan dan takdir pada malam Nisfu Syaban dan menyerahkan pada para pengampunya pada malam Lailatul Qadar.”
Memperbanyak Amalan di Bulan Syaban
Kemudian dalam Riwayat lain, dari Aisyah ra bahwa Nabi Muhammad Saw banyak berpuasa pada bulan Syaban. Kemudian Aisyah ra menanyakan kepada Nabi Muhammad mengapa beliau begitu gemar berpuasa di bulan Syaban.
Nabi menjawab, “Sesungguhnya tiada seseorang meninggal pada tahun tersebut kecuali telah ditetapkan umurnya pada bulan Syaban. Aku ingin ketika tercatat takdirku, aku berada dalam keadaan beribadah dan beramal salih”.
Adanya perbedaan-perbedaan pendapat tersebut, alangkah baiknya tidak menghalangi kita untuk berbuat kebaikan. Tidak ada salahnya dengan memperbanyak ibadah di malam nifsu Syaban.
Banyak anjuran amalan yang untuk kita laksanakan pada malam yang penuh berkah ini. Salah satu anjuran malam Nisfu Syaban yang utama adalah memperbanyak membaca Al-Qur’an karena Bulan Syaban mendapat julukan pula sebagai Syahrul Qurra’ (Bulan Para Ahli Alquran).
Membaca Surat Yasin tiga kali dengan niat yang berbeda menjadi amalan yang umum kita lakukan. Niat pertama untuk memohon umur panjang dalam ketaatan, niat kedua untuk memohon kelapangan rezeki, dan niat ketiga untuk memohon perlindungan dari segala musibah.
Pada dasarnya, setiap manusia memang mengharap ketetapan yang baik dari Allah. Yakni dengan memperbanyak doa serta istighfar di malam nifsu Syaban semoga menjadi salah satu ikhtiar. Tentu dengan harapan semoga menjadi kebiasaan baik untuk hari-hari yang lainnya. []