• Login
  • Register
Senin, 7 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Transformasi Sosial dengan Zakat Digital di LAZISNU PWNU Lampung

Dalam praktik mubadalah, zakat tidak dipahami sebagai hubungan vertikal kaya dan miskin, melainkan hubungan horizontal yang saling memberdayakan.

Enny Puji Lestari Enny Puji Lestari
29/03/2025
in Publik, Rekomendasi
0
Zakat Digital

Zakat Digital

751
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Zakat dalam tradisi Islam bukanlah sekadar kewajiban ritual, melainkan instrumen fundamental untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Filosofi dasarnya terletak pada prinsip redistribusi kekayaan, di mana setiap harta memiliki dimensi sosial yang mengharuskan mereka yang berkecukupan untuk memperhatikan saudara-saudara mereka yang kurang beruntung.

Dalam konteks regional Lampung, Lazisnu PWNU Provinsi Lampung hadir sebagai institusi yang kreatif menerjemahkan spirit zakat ke dalam program-program konkrit dan inovatif. Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Provinvi Lampung, tidak sekadar menjadi saluran pengumpulan dana, tetapi bermisi menjadi agen perubahan sosial yang transformatif.

Salah satu terobosan signifikan mereka adalah program kotak koin barcode yang mencerminkan upaya modernisasi sistem zakat melalui teknologi digital. Konsep ini bukan sekadar tentang angka, melainkan membangun ekosistem kepedulian yang terukur, transparan, dan akuntabel.

Melalui zakat digital dan teknologi barcode, setiap donasi dapat terlacak, kita dokumentasikan, dan kita pertanggungjawabkan secara sistematis. Setiap kode yang discan menghadirkan narasi tentang kepedulian dan solidaritas, menghubungkan para muzakki (pembayar zakat) dengan penerima manfaat melalui mekanisme digital yang canggih.

Inovasi kotak koin barcode memiliki beberapa keunggulan strategis. Pertama, ia memudahkan proses donasi dengan menggunakan teknologi yang familiar. Kedua, menciptakan mekanisme transparansi yang tinggi. Ketiga, membangun kepercayaan publik melalui akuntabilitas digital.

Baca Juga:

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

Fiqh Al-Usrah Menjembatani Teks Keislaman Klasik dan Realitas Kehidupan

Fiqh Al Usrah: Menemukan Sepotong Puzzle yang Hilang dalam Kajian Fiqh Kontemporer

Melihat Istri Marah, Benarkah Suami Cukup Berdiam dan Sabar agar Berpahala?

Zakat dalam Perspektif Mubadalah

Dalam praktik mubadalah, zakat tidak kita pahami sebagai hubungan vertikal antara yang kaya dan miskin, melainkan hubungan horizontal yang saling memberdayakan. Setiap donasi zakat digital melalui barcode tidak hanya memberikan bantuan finansial, tetapi menciptakan siklus potensi di mana penerima zakat memiliki kesempatan untuk berkembang. Hingga pada gilirannya kelak dapat memberikan kontribusi kepada komunitas.

Mekanisme program ini mencerminkan filosofi kesalingan melalui beberapa dimensi:

Pertama, Pemberdayaan Berkelanjutan Dana zakat tidak sekadar kita distribusikan untuk konsumsi sesaat, melainkan kita investasikan dalam program-program yang memungkinkan penerima mengembangkan kapasitas diri. Misalnya, bantuan modal usaha kecil tidak hanya memberikan uang, tetapi menciptakan peluang wirausaha di mana penerima dapat mandiri dan berkontribusi kembali pada ekosistem sosial.

Kedua, Transformasi Mutual Setiap penerima zakat kita pandang sebagai subjek aktif, bukan objek pasif. Melalui pelatihan keterampilan, beasiswa pendidikan, dan pembinaan berkelanjutan, mereka kita persiapkan untuk tidak sekadar menerima, tetapi juga memberi.

Ketiga, Jejaring Solidaritas Digital Teknologi barcode yang kita gunakan bukan sekadar alat teknis, melainkan medium untuk membangun jejaring kesalingan. Setiap donasi tersambung dalam narasi besar tentang gerakan bersama menciptakan kesejahteraan.

Keempat, Dimensi Spiritual Kesalingan Konsep mubadalah menghadirkan zakat sebagai ibadah transformatif. Bukan sekadar menunaikan kewajiban, tetapi menciptakan siklus keberkahan di mana setiap kontribusi memiliki potensi spiritual dan sosial yang mendalam.

Dengan adanya hal di atas inovasi atau terobosan di atas, NU Care-Lazisnu memiliki prinsip utama yang terangkum dalam konsep MANTAP: Modern, yaitu sikap, cara berpikir, dan bertindak yang sesuai dengan tuntutan zaman. Akuntabel, yaitu pertanggungjawaban terhadap aktivitas kelembagaan keuangan yang sesuai dengan Undang-Undang tentang Pengelolaan Zakat dan Syariah Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Transparan, yaitu keterbukaan sesuai dengan prinsip yang berlaku dalam Undang-Undang Pengelolaan Zakat dan Syariah Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Amanah, yaitu dapat kita percaya dalam pengelolaan dana dari para donatur baik berupa zakat, infak, sedekah, CSR, dan DSKL.

Profesional, yaitu pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, CSR, dan DSKL secara efektif dan efisien dengan standar terbaik. NU Care-Lazisnu selalu mengedepankan layanan yang berkualitas dan memberikan manfaat maksimal bagi umat.

Tantangan

Namun, program ini tidak tanpa tantangan. Implementasinya memerlukan sosialisasi komprehensif, terutama bagi masyarakat yang kurang akses teknologi. Mereka tetap menyediakan metode tradisional untuk memastikan inklusivitas donasi.

Dalam praktiknya, yang dikumpulkan bukan sekadar nominal, melainkan potensi perubahan. Dana tersebut kita investasikan untuk memberikan dampak jangka panjang, bukan sekadar konsumsi sesaat. Setiap rupiah kita harapkan mampu menciptakan multiplier effect yang signifikan dalam pemberdayaan masyarakat.

Filosofi dasar mereka sederhana namun mendalam yaitu zakat bukanlah sekadar perpindahan uang, melainkan perpindahan kesempatan. Melalui program ini, Lazisnu PWNU Provinsi Lampung tidak hanya mengumpulkan dana, tetapi membangun ekosistem solidaritas digital yang bermartabat.

Setiap barcode yang discan adalah simbol harapan. Setiap donasi adalah langkah konkrit menuju masyarakat yang lebih berkeadilan, di mana teknologi dan kepedulian sosial berpadu dalam satu gerakan transformatif.

Dengan demikian, program kotak koin barcode Lazisnu PWNU Provinsi Lampung bukan sekadar inovasi teknologi, melainkan manifestasi modern dari ajaran Islam tentang kepedulian, keadilan, dan pemberdayaan sosial. []

 

Tags: Filantropi RamadanLAZISNUperspektif mubadalahRamadan 1446 HZakat Digital
Enny Puji Lestari

Enny Puji Lestari

Direktur Eksekutif LAZISNU PWNU Lampung

Terkait Posts

Film Rahasia Rasa

Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

6 Juli 2025
Ancaman Intoleransi

Menemukan Wajah Sejati Islam di Tengah Ancaman Intoleransi dan Diskriminasi

5 Juli 2025
Ahmad Dhani

Ahmad Dhani dan Microaggression Verbal pada Mantan Pasangan

5 Juli 2025
Tahun Hijriyah

Tahun Baru Hijriyah: Saatnya Introspeksi dan Menata Niat

4 Juli 2025
Rumah Tak

Rumah Tak Lagi Aman? Ini 3 Cara Orang Tua Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak

4 Juli 2025
Gerakan KUPI

Berjalan Bersama, Menafsir Bersama: Epistemic Partnership dalam Tubuh Gerakan KUPI

4 Juli 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Ulama Perempuan

    Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film Rahasia Rasa Kelindan Sejarah, Politik dan Kuliner Nusantara

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Membongkar Narasi Sejarah Maskulin: Marzuki Wahid Angkat Dekolonisasi Ulama Perempuan
  • Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif
  • Samia Kotele: Bongkar Warisan Kolonial dalam Sejarah Ulama Perempuan Indonesia
  • Menelusuri Jejak Ulama Perempuan Lewat Pendekatan Dekolonial
  • Surat yang Kukirim pada Malam

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID