Sabtu, 4 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

    Jaringan WPS

    5 Tuntutan Jaringan WPS Indonesia atas Penangkapan Perempuan Pasca Demonstrasi

    Kampanye Inklusivitas

    Inklusivitas di Era Digital: Strategi Baru Kampanye di Media Sosial

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Poligami

    QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan

    Queen Bee Syndrome

    Queen Bee Syndrome: Ibu, Mertua, Menantu dan Luka yang Diwariskan

    Poligami

    Menafsir Ulang Poligami dengan Perspektif Mubadalah

    Difabel

    Difabel, Media Sosial, dan Sebuah Usaha Meniti Jalan Panjang Inklusivitas

    Relasi Suami dan Istri

    Menjaga Relasi Suami Istri dengan Perspektif Mubadalah

    Multitafsir Pancasila

    Multitafsir Pancasila Dari Legitimasi Kekuasaan ke Pedoman Kemaslahatan Bangsa

    Mubadalah yang

    Menafsir Ulang Makna Konco Wingking Ala Mubadalah

    Tren Tepuk Sakinah

    Kesalingan dalam Irama: Tren Tepuk Sakinah sebagai Ekspresi Kolektif Berpasangan

    Hukum dan Budaya

    Membaca Ulang Hukum dan Budaya dengan Kacamata Mubadalah

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi yang

    Akhlak Nabi Tak Pernah Berubah, Meski pada yang Berbeda Agama

    Nabi Muhammad Saw

    Kesaksian Khadijah Ra atas Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad Saw

    Berbeda Agama

    Membaca Kembali Relasi Nabi dengan Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi dalam

    Meneladani Akhlak Nabi dalam Relasi Antarumat Beragama

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

    Jaringan WPS

    5 Tuntutan Jaringan WPS Indonesia atas Penangkapan Perempuan Pasca Demonstrasi

    Kampanye Inklusivitas

    Inklusivitas di Era Digital: Strategi Baru Kampanye di Media Sosial

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Poligami

    QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan

    Queen Bee Syndrome

    Queen Bee Syndrome: Ibu, Mertua, Menantu dan Luka yang Diwariskan

    Poligami

    Menafsir Ulang Poligami dengan Perspektif Mubadalah

    Difabel

    Difabel, Media Sosial, dan Sebuah Usaha Meniti Jalan Panjang Inklusivitas

    Relasi Suami dan Istri

    Menjaga Relasi Suami Istri dengan Perspektif Mubadalah

    Multitafsir Pancasila

    Multitafsir Pancasila Dari Legitimasi Kekuasaan ke Pedoman Kemaslahatan Bangsa

    Mubadalah yang

    Menafsir Ulang Makna Konco Wingking Ala Mubadalah

    Tren Tepuk Sakinah

    Kesalingan dalam Irama: Tren Tepuk Sakinah sebagai Ekspresi Kolektif Berpasangan

    Hukum dan Budaya

    Membaca Ulang Hukum dan Budaya dengan Kacamata Mubadalah

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    keadilan hakiki

    Keadilan Hakiki dalam Relasi Keluarga

    Keluarga Mubadalah

    Keluarga dalam Perspektif Mubadalah

    Syafaat Nabi

    Lima Syafaat Nabi di Tengah Lesunya Ekonomi

    Akhlak Nabi

    Dakwah Nabi di Makkah: Menang dengan Akhlak, Bukan Kekerasan

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Teladan Nabi dan Abu Bakar terhadap Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi yang

    Akhlak Nabi Tak Pernah Berubah, Meski pada yang Berbeda Agama

    Nabi Muhammad Saw

    Kesaksian Khadijah Ra atas Kemuliaan Akhlak Nabi Muhammad Saw

    Berbeda Agama

    Membaca Kembali Relasi Nabi dengan Umat Berbeda Agama

    Akhlak Nabi dalam

    Meneladani Akhlak Nabi dalam Relasi Antarumat Beragama

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Figur

Prof. Dr. Shinta UIN Gus Dur: Inovasi dan Kecerdasan Multidimensi sebagai Jalan Sukses

Dalam perspektif Prof. Dr. Shinta, mengenyam bangku pendidikan tinggi bagi seorang, khususnya kaum hawa, itu akan sangat penting.

Khairul Anwar Khairul Anwar
4 Oktober 2025
in Figur
0
Prof. Dr. Shinta

Prof. Dr. Shinta

626
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Setiap orang punya mimpi, dan masing-masing pemimpi berhak mewujudkan impiannya. Belum lama ini, Prof. Dr. Shinta Dewi Rismawati, S.H., M.H., yang kini menjabat Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni UIN KH. Abdurrahman Wahid Pekalongan, berhasil mewujudkan impian itu. Ia sukses meraih Innovation Educator Award dalam ajang bergengsi World DIDAC 2025 yang diselenggarakan di Hangzhou, China, pada 17–19 September 2025.

Innovation Educator Award adalah penghargaan bergengsi dalam Worlddidac Award. Yakni sebuah ajang internasional yang mengakui kualitas dan inovasi dalam pendidikan, yang diberikan kepada individu atau institusi atas kreativitas dan inovasi berkelanjutan di bidangnya.

Prof. Dr. Shinta menyabet gelar bergengsi di kancah internasional itu berkat papernya berjudul “Does AI Improve the Quality of Education? Challenges and Regulations (A Case Study in Indonesia).” Paper ini ia presentasikan di Negeri Tirai Bambu.

Artikel itu mengupas secara kritis potensi dan tantangan penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan. Lebih spesifik di negara Indonesia. Tidak hanya itu, artikel tersebut juga menyoroti urgensi regulasi yang tepat untuk menjaga etika, kualitas, dan pemerataan akses pendidikan.

Pentingnya Skill dan Pendidikan Tinggi

Capaian tersebut tentu saja tidak hanya membanggakan bagi UIN Pekalongan, tetapi bagi perempuan Indonesia pada khususnya, dan manusia yang punya mimpi pada umumnya. Bahwa, ketika kita punya mimpi besar, maka berusahalah untuk mewujudkan mimpi itu jadi kenyataan.

Penulis sempat ngobrol dengan Prof. Dr. Shinta dua tahun silam, saat ia masih menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Gus Dur. Salah satu pernyataan kunci yang ia terangkan kepada saya adalah, “Berpendidikan tinggi memang penting, tapi akan jauh lebih bermakna jika seseorang itu juga punya skill. Ini berlaku untuk semua, laki-laki dan perempuan.”

Kalimat itu terasa seperti oase di gurun pasir yang tandus dan panas. Agak menyejukkan bagi penulis secara pribadi. Dan mungkin itu yang selama ini jadi prinsip pegangan Prof. Shinta hingga akhirnya mampu menuai prestasi di panggung global.

Dalam perspektif Prof. Dr. Shinta, mengenyam bangku pendidikan tinggi bagi seorang, khususnya kaum hawa, itu akan sangat penting. Akan tetapi, akan jauh lebih esensial jika perempuan tersebut terdidik. Terdidik dalam arti harus melek terhadap sesuatu yang lain. Seperti melek pengetahuan, IT, situasi dan kondisi, tidak kudet dan tidak kuper (kurang pergaulan).

Perempuan harus terdidik karena ijazah formal sekarang tidak menjadi jaminan kesuksesan seseorang. Perempuan harus punya skill tertentu, misalnya di bidang IT, konten creator, atau skill apa pun yang itu bisa lebih menjanjikan secara ekonomi. Punya ijazah S1 bahkan sampai S3, kalau tidak punya skill atau keahlian tertentu, maka seseorang akan kesulitan bersaing dengan mereka yang memiliki skill.

Perempuan Perlu Punya Bargaining Position

Dalam bidang-bidang tertentu, ijazah formal itu penting karena sebagai syarat administrasi, tetapi perempuan tetap harus survive dalam kondisi dan situasi apa pun, makanya harus punya power. Ibaratnya, seorang perempuan perlu punya bargaining position, kalau punya skill atau kemampuan yang lebih dibanding orang lain, itu menjadi nilai tawar yang lebih baik.

Seseorang, tidak hanya perempuan, juga laki-laki, jangan hanya cerdas secara intelektual, tapi juga harus cerdas secara emosional dan spiritual. Sebab, dengan kecerdasan intelektual belum bisa menjadi jaminan kunci sukses seseorang.

“Justru ini tadi ketika misalnya punya kecerdasan emosional, dia itu bisa survive. Punya tetap semangat, walaupun misalnya gagal, tapi dia punya semangat untuk bangkit, untuk belajar lagi, belajar lagi.  Ada motivasi yang tinggi untuk dia melangkah dalam kehidupannya seperti ini. Jadi menurut ibu, ibu sepakat jika perempuan itu mungkin hanya lulusan SMA, tapi dia punya nilai-nilai lebih,”  terangnya.

Perempuan yang berpendidikan tinggi tetap harus tertopang dengan skill lain yang tidak diajarkan di bangku kuliah. Sebab, kalau hanya belajar di kelas, kemudian berangkat pulang, berangkat pulang, itu tidak akan mendapatkan insight dan pengalaman yang lebih.

“Dapatnya hanya, mungkin ijazah, sama IPK tinggi,  tetapi itu tidak menjamin masa depan dia untuk survive ya, untuk bisa berkembang dalam kehidupan berikutnya,”kata Prof. Shinta.

Artinya, bahwa perempuan pun harus punya nilai-nilai itu. Yang nilai-nilai itu bisa didapatkan dari misalnya mengikuti pelatihan-pelatihan, bergaul dengan sosial dan sebagainya.  Prof. Shinta menambahkan, eman-eman sekali kalau kuliah hanya sekedar jadi mahasiswa kupu-kupu. Hendaknya, baik mahasiswa laki-laki dan perempuan perlu untuk mengembangkan diri lebih lanjut melalui organisasi yang ada di kampus.

Menjadi Manusia Berkualitas

Selain itu, seseorang akan punya nilai hidup yang lebih bermakna kalau di kehidupan sosial masyarakatnya,  dia bisa bergaul serta mengembangkan relasi, dibanding yang hanya diam di rumah tanpa melakukan sesuatu yang bernilai.

“Diam di rumah kalau dia punya skill misalnya menjalankan bisnis onlinenya oke gitu ya. Menggunakan gadgetnya untuk menikmati pengetahuan, nggak apa-apa, tapi kalau hanya sekadar hanya untuk jadi konsumen,  misalnya hanya melihat saja,  tidak memproduksi,  itu eman sekali buat saya,”jelasnya.

Pada kesimpulan yang saya dapat, pada intinya, seseorang baik laki-laki atau perempuan, perlu mengembangkan diri lebih intens lagi. Berpendidikan tinggi memang sangat penting, tapi kalau tujuannya hanya mencari selembar ijazah saja, maka yang akan kita dapat hanya secarik kertas. Seseorang tidak akan mendapatkan skill yang lebih banyak lagi.

Untuk menjadi manusia yang berkualitas maka seseorang harus memiliki kepribadian yang utuh (integrated personality). Kepribadian yang sehat (healthy personality), dan kepribadian yang normal (normal personality). Lalu kepribadian yang produktif (productive personality), dan memiliki etos kerja yang tinggi.

Jika etos kerja kita maknai dengan semangat kerja, maka etos kerja seorang Muslim bersumber dari visinya. Yaitu: meraih hasanah fid dunya dan hasanah fi al-akhirah. Jika etos kerja kita pahami sebagai etika kerja, maka wujudnya bisa menjadi sekumpulan karakter, sikap, mentalitas kerja. Oleh karena itu dalam bekerja atau berkehidupan, seorang Muslim senantiasa menunjukkan kesungguhan. []

 

 

Tags: Innovation Educator AwardPekalonganPerempuan UlamaProf. Dr. ShintaUIN Gus DurUIN KH Abdurrahman Wahidulama perempuan
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Lecturer, Sekretaris LTNNU Kab. Pekalongan & sekretaris PR GP Ansor Karangjompo, penulis buku serta kontributor aktif NU Online Jateng. Bisa diajak ngopi via ig @anwarkhairul17

Terkait Posts

Zaynab binti al-Kamal
Figur

Zaynab binti al-Kamal: Bukti Perempuan Memiliki Otoritas Keilmuan

25 September 2025
Nyai Sinta Nuriyah
Aktual

Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

25 September 2025
Ibn Arabi
Pernak-pernik

Ibn Arabi Mengaji Pada 3 Perempuan Ulama

22 September 2025
Cahaya Kepemimpinan Perempuan
Hikmah

Lima Cahaya Kepemimpinan Perempuan dalam Maulid Nabi

9 September 2025
Ulama Perempuan KUPI
Aktual

Doa, Seruan Moral, dan Harapan Ulama Perempuan KUPI untuk Indonesia

4 September 2025
Ulama Perempuan KUPI yang
Aktual

Nyai Badriyah Fayumi: Maklumat Ulama Perempuan KUPI untuk Menyelamatkan Indonesia

4 September 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Makan Bergizi Gratis

    Program Makan Bergizi Gratis: Janji Mulia dan Realitas yang Meragukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Queen Bee Syndrome: Ibu, Mertua, Menantu dan Luka yang Diwariskan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menafsir Ulang Makna Konco Wingking Ala Mubadalah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Multitafsir Pancasila Dari Legitimasi Kekuasaan ke Pedoman Kemaslahatan Bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Prof. Dr. Shinta UIN Gus Dur: Inovasi dan Kecerdasan Multidimensi sebagai Jalan Sukses
  • QS. An-Nisaa (4): 3 Bukan Soal Poligami, Tapi Tentang Melindungi yang Rentan
  • Queen Bee Syndrome: Ibu, Mertua, Menantu dan Luka yang Diwariskan
  • Menafsir Ulang Poligami dengan Perspektif Mubadalah
  • Difabel, Media Sosial, dan Sebuah Usaha Meniti Jalan Panjang Inklusivitas

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID