Minggu, 12 Oktober 2025
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Budaya Ro'an

    Budaya Ro’an, Tabarrukan dan Sistem Pendidikan Pesantren

    Tafsir Tepuk Sakinah

    Tafsir Tepuk Sakinah: Inspirasi Kesalingan dari Al-Qur’an

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    2R: Ruang Riung

    2R: Ruang Riung, Forum Internasional untuk Kolaborasi, Inklusi, dan Refleksi

    Tidak Menikah

    Tidak Menikah, Gak Apa-apa, Kan?

    Melawan Kekerasan Seksual

    Tanggung Jawab Kolektif dalam Melawan Kekerasan Seksual

    Menjadi Difabel

    Kita Semua Bisa Menjadi Difabel

    Terminasi

    Terminasi : Sebab Minimnya Kelahiran Down Syndrome di Islandia

    Yosef dan Maria

    Yosef dan Maria: Belajar dari Dua Tokoh yang Saling Menguatkan dalam Hidup Berkeluarga

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

    Keadilan sebagai

    Keluarga sebagai Ruang Pendidikan Keadilan dan Kasih Sayang

    Keluarga sebagai

    Keluarga sebagai Sekolah Pertama Menanamkan Nilai-nilai Kemanusiaan

    Ayat dua banding satu

    Menafsir Ulang Ayat Dua Banding Satu dalam Warisan dan Persaksian

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Thufan al-Aqsha

    Dua Tahun Thufan al-Aqsha: Gema Perlawanan dari Jantung Luka Kemanusiaan

    Daisaku Ikeda

    Dialog Kemanusiaan Gus Dur & Daisaku Ikeda, Inaya Wahid Tekankan Relasi Lintas Batas

    Soka Gakkai

    Pimpinan Soka Gakkai Jepang: Dialog Antaragama Hilangkan Salah Paham tentang Islam

    Gus Dur dan Ikeda

    Masjid Istiqlal Jadi Ruang Perjumpaan Dialog Peradaban Gus Dur dan Daisaku Ikeda

    Fasilitas Ramah Disabilitas

    Teguhkan Komitmen Inklusif, Yayasan Fahmina Bangun Fasilitas Ramah Disabilitas

    UIN SSC Kampus Inklusif

    UIN SSC Menuju Kampus Inklusif: Dari Infrastruktur hingga Layanan Digital Ramah Disabilitas

    Makan Bergizi Gratis

    Ironi Makan Bergizi Gratis: Ketika Urusan Dapur Menjadi Kebijakan Publik

    Nyai Sinta Nuriyah

    Kunjungi Aktivis yang Ditahan, Nyai Sinta Nuriyah Tunjukkan Keteguhan Ulama Perempuan dalam Membela Rakyat

    Hari Tani

    Hari Tani Nasional 2025: Menghargai Petani dan Menjaga Pangan Negeri

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Budaya Ro'an

    Budaya Ro’an, Tabarrukan dan Sistem Pendidikan Pesantren

    Tafsir Tepuk Sakinah

    Tafsir Tepuk Sakinah: Inspirasi Kesalingan dari Al-Qur’an

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    Desakralisasi Ilmu Pengetahuan

    2R: Ruang Riung

    2R: Ruang Riung, Forum Internasional untuk Kolaborasi, Inklusi, dan Refleksi

    Tidak Menikah

    Tidak Menikah, Gak Apa-apa, Kan?

    Melawan Kekerasan Seksual

    Tanggung Jawab Kolektif dalam Melawan Kekerasan Seksual

    Menjadi Difabel

    Kita Semua Bisa Menjadi Difabel

    Terminasi

    Terminasi : Sebab Minimnya Kelahiran Down Syndrome di Islandia

    Yosef dan Maria

    Yosef dan Maria: Belajar dari Dua Tokoh yang Saling Menguatkan dalam Hidup Berkeluarga

  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Taat dan Berbakti

    Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti

    berbuat Baik

    Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik

    Dalam Rumah Tangga

    Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    Berbuat Baik Kepada Perempuan

    Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    Kesehatan Mental

    Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    Ukuran Kesalehan

    Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

    Keadilan sebagai

    Keluarga sebagai Ruang Pendidikan Keadilan dan Kasih Sayang

    Keluarga sebagai

    Keluarga sebagai Sekolah Pertama Menanamkan Nilai-nilai Kemanusiaan

    Ayat dua banding satu

    Menafsir Ulang Ayat Dua Banding Satu dalam Warisan dan Persaksian

  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Film

Bon Appétit, Your Majesty: Ketika Dapur Jadi Cermin Kuasa dan Kesetaraan

Ji-yeong tidak datang untuk merebut kuasa dari koki laki-laki, tapi untuk menunjukkan bahwa keahlian tidak punya jenis kelamin.

Luqyana Chaerunnisa Luqyana Chaerunnisa
12 Oktober 2025
in Film
0
Bon Appétit

Bon Appétit

50
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Beberapa minggu terakhir, dunia maya seolah berubah jadi dapur besar: penuh tawa, parodi, dan potongan adegan dari Bon Appetit, Your Majesty. Di antara semua video, satu adegan yang paling viral adalah ketika Raja Yi Heon (Lee Chae Min) perlahan mencicipi masakan buatan Chef Yeon Ji-yeong (Im Yoon-ah). Tangannya gemetar, matanya terbelalak, lalu ia mendongak dramatis seolah baru saja menemukan wahyu rasa.

Netizen langsung berpesta meme. Ada yang menambahkan efek api, slow motion, hingga remix suara sendok jatuh ke mangkuk dengan ekspresi yang nyaris religius.

Di TikTok dan Reels tren “POV: sebelum dan sesudah nonton Bon Appétit” bertebaran, menampilkan wajah datar sebelum menonton, lalu berubah kaget, tersipu, atau pura-pura jadi raja yang “terlena rasa”. Tagar seperti #BonAppetitEffect dan #BonAppetitChallenge membanjiri linimasa, menjadikan drama ini bukan sekadar tontonan, tapi fenomena budaya.

Namun, di balik riuhnya parodi dan efek transisi lucu, ada cermin yang lebih serius yakni bagaimana dapur, baik di masa Joseon maupun hari ini masih jadi ruang yang memperlihatkan siapa yang punya kuasa, dan siapa yang harus membuktikan diri untuk terakui.

Dari Dapur Modern ke Istana Joseon

Drama ini bermula saat Yeon Ji-yeong, seorang chef Korea yang sukses di dunia modern. Ia baru saja menerima penghargaan bintang tiga Michelin, puncak pengakuan kuliner. Ketika sebuah insiden misterius membuatnya terlempar ke era Joseon. Di sanalah takdir mempertemukannya dengan sang raja, dalam sebuah tragedi yang justru membuka jalan baru.

Untuk pertama kalinya, sang raja mencicipi bibimbap buatan Ji-yeong, rasa sederhana yang menggugah kenangan masa kecil tentang masakan mendiang ibunya, satu-satunya perempuan yang ia hormati. Sejak itu, Ji-yeong dibawa ke istana dan diangkat menjadi kepala koki karena racikannya yang memikat.

Tapi dapur istana tak seindah aroma masakannya. Ia harus menghadapi pandangan sinis para koki senior yang mayoritas laki-laki. Pujian datang, tapi selalu diiringi gumaman meremehkan: “Perempuan tak mungkin mencipta rasa sehebat ini.”

Ketika Memasak Adalah Cinta, Tapi Bukan Kekuasaan

Saat era Joseon, perempuan memang akrab dengan dapur, namun hanya dalam ranah domestik. Memasak untuk keluarga adalah kewajiban, bukan kebanggaan. Sedangkan posisi Master Chef istana, dengan segala kehormatan dan upah besar, selalu diserahkan pada laki-laki. Dapur bukan sekadar tempat mengolah makanan, melainkan arena kuasa dan di situlah perempuan kerap tak diizinkan berdiri.

Ironinya, bayangan itu masih membekas hingga hari ini. Laporan Korean Women’s Development Institute (KWDI) tahun 2021 menyoroti masih kuatnya hambatan struktural yang perempuan hadapi di dunia kuliner. Penyebabnya klasik yakni jam kerja panjang, budaya kerja maskulin, dan tekanan sosial yang menuntut perempuan lebih realistis.

Di panggung global pun tak jauh berbeda. Dari ratusan restoran yang mendapat penghargaan Michelin Star, hanya segelintir yang terpimpin perempuan. Dominique Crenn, satu-satunya chef perempuan di AS yang meraih tiga bintang Michelin, pernah menegaskan, “Saya bukan female chef. Saya seorang chef.” Pernyataan itu terasa sederhana, tapi sesungguhnya menggugat: mengapa perempuan harus selalu kita beri label, seolah keahliannya bukan hal yang wajar?

Dapur Sebagai Ruang Perlawanan

Dalam Bon Appetit, Your Majesty, Ji-yeong tak pernah digambarkan lemah. Ia berpendirian, berani menantang protokol, dan tak gentar ketika pejabat istana merendahkannya. Dapur baginya bukan sekadar tempat memasak, tapi ruang untuk menegakkan martabat.

Kiai Faqihuddin Abdul Kodir dalam bukunya Qiraah Mubadalah membantu kita membaca ulang perjuangan Ji-yeong bahwa keadilan gender bukan tentang siapa yang berkuasa, melainkan bagaimana relasi itu saling meneguhkan.

Ji-yeong tidak datang untuk merebut kuasa dari koki laki-laki, tapi untuk menunjukkan bahwa keahlian tidak punya jenis kelamin. Ia mengubah dapur menjadi ruang kolaborasi, tempat rasa dan penghormatan bertemu tanpa hierarki.

Rasa yang Membongkar Kuasa

Pada akhirnya, perjalanan Ji-yeong bukan sekadar nostalgia lintas waktu, melainkan cermin bagi kita hari ini. Dapur dalam drama ini adalah metafora dari ruang sosial. Tempat di mana perempuan masih sering bekerja keras, tapi jarang kita puji. Di mana kreativitasnya terhidangkan, tapi nama mereka jarang tertulis di menu.

Bon Appetit, Your Majesty mengingatkan bahwa perubahan sosial tak selalu datang lewat revolusi besar. Kadang ia dimulai dari sendok kayu yang dipegang dengan percaya diri. Dari satu perempuan yang berani menantang resep lama dunia.

Maka, setiap kali seorang perempuan berdiri di dapur, baik di rumah, restoran, atau istana dan menolak diam ketika rasanya diremehkan, di sanalah keadilan mulai dimasak. Sebab dalam dunia yang masih menakar kemampuan dari jenis kelamin, kemampuan mencipta rasa adalah bentuk perlawanan paling halus, namun paling kuat. []

Tags: Bon AppétitChefDrama KoreaKuasaKulinerstigmaYour Majesty
Luqyana Chaerunnisa

Luqyana Chaerunnisa

Mahasiswi Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bisa dihubungi melalui Instagram @luqyanachaerunnisa

Terkait Posts

Perempuan Menikah
Personal

Perempuan Menikah dan Pertanyaan yang Tak Pernah Usai

8 Oktober 2025
Keluarga Disabilitas
Personal

Bisakah Kesalingan Mulai dari Rumah? Belajar dari Keluarga Disabilitas

25 September 2025
Drama Korea
Personal

Tradisi Kissing dan Living Together ala Drama Korea dalam Perspektif Islam

26 September 2025
Stigma Patriarki
Publik

Perempuan Juga Layak Memimpin: Membongkar Stigma Patriarki dalam Budaya

9 September 2025
Love Untangled
Film

Love Untangled: Haruskah Menjadi Cantik untuk Dicintai?

6 September 2025
Beyond The Bar
Film

Membaca Drama Korea Beyond The Bar Episode 3 Melalui QS. Luqman

2 September 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Tafsir Tepuk Sakinah

    Tafsir Tepuk Sakinah: Inspirasi Kesalingan dari Al-Qur’an

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Islam Memerintahkan Laki-Laki untuk Berbuat Baik kepada Perempuan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rasulullah Pun Pernah Down: Sebuah Ibrah untuk Kesehatan Mental

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kesalehan Itu Dimulai dari Rumah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Bukan Hanya Istri, Suami Pun Harus Taat dan Berbakti
  • Suami dan Istri Harus Saling Berbuat Baik
  • Bon Appétit, Your Majesty: Ketika Dapur Jadi Cermin Kuasa dan Kesetaraan
  • Budaya Ro’an, Tabarrukan dan Sistem Pendidikan Pesantren
  • Menerapkan Prinsip Keadilan Hakiki dalam Rumah Tangga

Komentar Terbaru

  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID