Mubadalah.id – Medan pertama untuk mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam adalah di dalam keluarga dan rumah tangga. Rumah adalah sekolah pertama bagi seorang anak, yang akan melihat bagaimana ayahnya memiliki relasi, sikap, dan perilaku terhadap ibunya.
Begitu pun relasi sang ibu dengan ayah. Relasi antara kedua orang tua ini akan diserap seorang anak, membekas, dan mempengaruhi cara ia berpikir dan bertindak hingga menginjak usia dewasa dan kemudian menjadi pasangan suami dan istri atau ayah dan ibu.
Dan demikianlah daur pembelajaran terus berputar dan turun temurun melalui keluarga. Jika yang diterima dan diserap anak adalah baik.
Maka menurut Dr. Faqihuddin Abdul Kodir dalam Buku Qiraah Mubadalah kebaikanlah yang akan ia semaikan di kehidupannya nanti saat dewasa. Untuk dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa, dan penduduk global dunia. Begitu pun sebaliknya.
Karena itu, langkah pertama dari kehidupan keluarga yang harus kita pastikan adalah moral dan perilaku seseorang terhadap keluarganya. Perilaku mulia seseorang terhadap keluarganya adala standar moral tertinggi dalam Islam.
Kutipan di atas menegaskan hal ini, dengan mendahulukan laki-laki sebagai orang yang secar sosial memiliki pengaruh dan sekaligus tanggung jawab. Hal ini agar pengaruh dan tanggung jawab yang laki-laki miliki benar-benar mereka gunakan untuk kebaikan keluarga.
Sebab, tidak menutup kemungkinan, ada laki-laki, atau bahkan banyak, yang menggunakan kewenangan ini justru untuk menegasikan kemanusiaan perempuan, menguasai mereka, dan memutus mereka dari segala manfaat dan maslahat kehidupan.
Termasuk yang ada di ranah domestik keluarga, maupun ranah publik. Karena itu, perintah berbuat baik kepada keluarga berlaku juga kepada para laki-laki, sebagai suami atas istri, atau ayah atas anak-anaknya. []