Mubadalah.id – Tidak sengaja saya melihat sebuah video ceramah Ustaz Evie Effendi dalam chanell Youtube Net Biro Jawa Barat mengenai Feminisme dalam Islam yang diunggah pada tahun 2017 lalu. Pembahasan ceramah Ustaz Evie sedikit menyinggung perihal ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan.
Menurutnya penciptaan perempuan lebih mudah dan cepat dibandingkan penciptaan laki-laki yang lebih spesial karena harus membentuk dan mengukirnya. Maka salah satu ciri-ciri tanda kiamat adalah populasi perempuan lebih banyak dibanding laki-laki yaitu 50: 1. Sehinngga beliau menyimpulkan perempuan tidak bisa menuntut kesetaraan gender dengan laki-laki karena dalam ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan saja sudah berbeda.
Benarkah demikian? jika misalkan ayat tentang penciptaan perempuan dan laki-laki terbukti melalui proses yang sama, maka artinya perempuan bisa menuntut kesetaraan gender dengan laki-laki dong? hehe. Memang betul perempuan dan laki-laki diciptakan dengan bentuk fisik yang berbeda, tapi bukan berarti harus menerima perlakuan berbeda dalam peran sosial.
Salah satu teman saya juga mengunggah foto pernikahnnya di Facebook dengan caption puitis yang diakhiri dengan pernyataan bahwa dia sudah menemukan tulang rusuknya yang hilang. Dia meyakini perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki.
Benarkah demikian? Lalu bagaimana dengan laki-laki yang berpoligami dan istrinya 4? tulang rusuknya abis dong. Jika benar seperti itu, berarti penciptaan perempuan sangat bergantung pada laki-laki, jika laki-laki tidak ada, ya perempuan tidak akan ada juga.
Pembahasan mengenai asal-usul dan ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan sangat menarik dibahas, apakah benar perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki? dan penciptaan perempuan lebih mudah prosesnya dibandingkan laki-laki? mari kita kupas tuntas mengenai asal usul penciptaan perempuan dan laki-laki.
Faqihudin Abdul Kodir, seorang feminis Islam dalam bukunya “Qira’ah Mubadalah”, beliau menjelaskan bahwa asumsi “Siti Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam” itu terdapat di bibel, asumsi ini sangat popular di kalangan masyarakan dan sangat melekat sedemikain rupa. Sehingga sangat mempengaruhi tafsir terhadap ayat al-Qur’an yang sebenarnya tidak membicarakan perihal itu.
Hal serupa juga dikatakan oleh Amina Wadud seorang filsuf Muslim asal Amerika dalam bukunya yang berjudul “Wanita di dalam Al-Qur’an”. Menurut Amina, penafsir salah satunya Al-Zamakhsyari bersandar dari pernyataan bibel yang menyebutkan Hawa As. disarikan dari (min) tulang rusuk Nabi Adam.
Gimana masih mau ngomong perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki? lantas bagaimana ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan sebenarnya yang tercantum dalam Al-Qur’an? Faqihudin Abdul Kodir dalam bukunya Qiroah Mubadalah, menyatakan bahwa Imam besar Masjid Istiqlal, K.H. Nasaruddin Umar, menganalisis ayat-ayat penciptaan manusia dari berbagai sumber tafsir klasik dan modern, dan membaginya dalam tiga pengelompokan.
Pembagian ini menegaskan bahwa banyak sekali ayat al-Qur’an tentang penciptaan manusia, yang sama sekali tidak membedakan asal usul penciptaan perempuan dan laki-laki. Pertama, ayat-ayat tentang penciptaan segala sesuatu (termasuk manusia) dari unsur air yaitu QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 30; QS. Al-An’aam [6]: 99; QS. An- Nuur [24]: 45; dan QS. Al- Furqaan [25]: 54. Ayat-ayat ini menunjukan bahwa manusia sebagaiman bagian alam yang lain memiliki unsur air didalamnya, sehingga tidak mungkin hidup tanpa unsur tersebut.
Kedua, ayat-ayat yang berbicara mengenai penciptaan manusia dari unsur tanah. Diantara ayat ini ada yang menggunakan ungkapan “penciptaan manusia” (al-insan, seperti QS. Ar-rahmaan [55]: 14; QS. Al-Hijr [15]: 26 dan 28-29; serta QS. Al-Mu’minuun [23]: 12) ada yang dengan ungkapan “penciptaan kalian semua” (kum, seerti QS. Nuh [71]: 17; QS. Thaahaa [20]: 55), ada juga ungakapan “Mereka” (hum,seperti QS. Ash-shaaffaat [37]: 11).
Dari ketiga ungkapan ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan, ini yang paling jelas adalah ungkapan “al-ihsan”, yang berarti manusia, di mana mencakup perempuan dan laki-laki. Tetapi, ungkapan “kum” dan “hum” yang secara literal struktur bahasa unruk laki-laki , dengan kaidah taghlib menurut para ulama tafsir juga mencakup arti perempuan. Artinya, manusia laki-laki dan perempuan diciptakan dari dan mengandung unsur tanah.
Ketiga, tentang ayat-ayat penciptaan laki-laki dan perempuan, yang berbicara mengenai penciptaan reproduksi manusia, yaitu melalui sperma yang bertemu ovum, lalu menempel di dinding Rahim, kemudian berproses menjadi segumpal daging dan menjelma menjadi tulang yang terbungkus daging.
Lalu terbentuklah tubuh bayi manusia yang utuh. Yaitu dalam QS. Al-Qiyamah [75]: 37; QS. Al-Insaan [76]: 2; QS as-Sajdah [32]: 8; dan QS. Al-Mu’minuum [23]: 14. Dalam semua ayat tersebut secara tegas dan jelas menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki diciptakan melalui proses biologis yang sama.
Dari ketiga kelompok ayat tersebut, bisa ditegaskan bahwa asal-usul dan ayat tentang penciptaan laki-laki dan perempuan adalah sama. Sebab, semua ayat tersebut berbicara mengenai model-model penciptaan manusia secara umum, tidak mengkhususkan kepada laki-laki dan tidak menafikan perempuan.
Jadi saya fikir pendapat yang menyatakan perempuan tercipta dari tulang rusuk laki-laki dan perempuan diciptakan dengan proses yang lebih mudah itu adalah mitos, karena faktanya perempuan dan laki-laki diciptakan dalam proses yang sama. []