• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Bagaimana Cara Melakukan Pengelolaan Sampah di Pengungsian?

Pentingnya upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan masuk ke dalam setiap tahap siklus bencana. Bagaimana agar isu lingkungan harus masuk mulai dari pra bencana

Ai Rosita Ai Rosita
31/01/2023
in Publik
0
Pengelolaan Sampah

Pengelolaan Sampah

1.2k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Persoalan sampah tak akan pernah selesai untuk kita bicarakan, selama manusia hidup sampah akan tetap kita hasilkan. Namun bagaimana caranya agar kita bijak melakukan pengelolaan sampah yang kita hasilkan setiap harinya. Membuang sampah pada tempatnya seolah tidak cukup, karena tempat pembuangan akhir atau TPA tentu memiliki batas kapasitas. Seperti halnya TPA Bantargebang yang kini tumpukan sampahnya sudah seperti gedung 16 lantai.

Belum lagi ketika terjadi bencana, sampah di pengungsian menjadi persoalan tersendiri. Selain sampah sisa makanan, sampah plastik dan kemasan lainnya dari dapur umum atau dari bantuan yang datang menyisakan persoalan tersendiri. Bertambah sampah pakaian bekas yang sering banyak kita temukan di lokasi pengungsian. Tempat pengungsian seolah menjadi tempat untuk membuang baju bekas yang sudah tidak terpakai lagi.

Pada Sabtu (28/1) Nusahima atau Nusantara Hijau Mandiri lembaga yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan yang fokus pada isu penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan dan perubahan iklim menyelenggarakan webinar dengan tema pengelolaan sampah. Direktur Nusahima Ibu Yayah Ruchyati menyampaikan tujuan diselenggarakan webinar ini untuk membentuk kesepahaman bersama terkait bagaimana pengelolaan sampah di pengungsian.

Karena pengungsi yang tinggal di pengungsian juga membutuhkan tempat yang nyaman meski dengan fasilitas terbatas. Narasumber pada webinar tersebut Ibu Fitria Ariyani yang aktif sebagai pendamping Green Islamic Boarding School juga ketua Yayasan Rumah Edukasi Lingkungan. Dalam paparannya narasumber mengambil studi kasus bencana gempa Cianjur.

Dampak Sampah di Pengungsian

Tumpukan sampah di lokasi bencana tentu saja memiliki dampak langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung yang mereka rasakan aroma dari sampah itu sendiri yang akan mengganggu kenyamanan para pengungsi dan tentu saja akan menjadi sarang penyakit. Dampak tidak langsung akan mengakibatkan rusaknya sanitasi, polusi udara akibat pembakaran sampah, air tanah tercemar, pendangkalan tanah jika sampah itu terbawa hujan dan masuk ke sungai tentu air sungai akan tersumbat dan dapat menimbulkan bencana baru seperti banjir.

Baca Juga:

Peran Negara Dalam Pelestarian Lingkungan Hidup

Tamasya “Wisata” Kota Sampah dan Pandangan Kritis Seyyed Hossein Nasr

Jangan Rusak Lingkungan!

Pesan Al-Qur’an: Jangan Merusak Lingkungan

Pentingnya upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan masuk ke dalam setiap tahap siklus bencana. Bagaimana agar isu lingkungan harus masuk mulai dari pra bencana. Pada tahap ini penting untuk terus melakukan sosialisasi, edukasi dan mitigasi agar dapat membentuk relawan bersih sampah. Terkadang ketika bencana datang, jarang yang memikirkan tentang sampah. Sarana dan prasarana yang tentu saja minim di pengungsian di tambah adanya tumpukan sampah akan semakin mengganggu kenyamanan para pengungsi di tempat pengungsian.

Jenis-jenis sampah yang ada di pengungsian selain sampah sisa makanan juga banyak sampah pakaian. Lokasi bencana kerap menjadi tempat untuk membuang baju. Alih-alih donasi baju layak pakai, banyak di antara donatur yang memberikan baju tak layak pakai di pengungsian dan menjadi permasalahan tersendiri. Akhirnya pakaian tak layak menjadi tumpukan sampah.

Perlu adanya edukasi kepada para donatur, jika akan memberikan donasi pakaian setidaknya terlebih dahulu mereka sortir. Karena pengungsi juga  manusia yang membutuhkan pakaian yang layak. Perlu kebijaksanaan dari para donatur. Bahwa tempat pengungsian bukan tempat untuk membuang pakaian bekas.

Pengelolaan Sampah Masuk dalam Materi Mitigasi Bencana

Itulah pentingnya persoalan lingkungan harus ada dalam setiap siklus bencana. Meskipun di area pengungsian memiliki fasilitas yang terbatas, tetap kita harus melakukan edukasi kepada para relawan maupun pengungsi tentang pemilahan sampah, ajak para pengungsi dan relawan untuk melakukan pemilahan sampah. Sediakan fasilitas tempat sampah terpilah supaya sampah yang memiliki nilai ekonomis dapat dijual sebagai program livelihood para pengungsi. Buat lubang biopori di sekitar dapur umum, agar sisa-sisa makanan atau potongan sayuran dapat langsung dimasukkan ke dalam lubang biopori.

Untuk pakaian tidak layak, dapat dimanfaatkan dibuat menjadi keset misalnya. Relawan dapat menjalin kerjasama dengan para pengrajin keset untuk memberikan pelatihan pada pengungsi orang dewasa. Banyak relawan yang datang ke lokasi bencana hanya fokus melakukan trauma healing untuk menghibur anak-anak. Padahal orang dewasa juga tentu saja membutuhkan aktivitas yang dapat menghibur mereka di kala mereka masih mengalami trauma pasca mengalami kejadian bencana.

Hal tersebut bukan tidak mungkin untuk dilakukan, karena telah ada praktiknya seperti yang disampaikan oleh peserta dari BPBD Kabupaten Lumajang. Ketika terjadi bencana Semeru, ada relawan mandiri yang fokus pada lingkungan dan mereka mengajari pengungsi terutama ibu-ibu membuat kerajinan dengan memanfaatkan pakaian tidak layak yang menumpuk di pengungsian.

Dari webinar tersebut dapat kita simpulkan bahwa perlu penanganan pengelolaan sampah secara komprehensif. Perlu adanya koordinasi dan kolaborasi dari berbagai pihak. Baik dengan pemerintah, swasta dan berbagai Lembaga kemanusiaan. Karena persoalan lingkungan dan tumpukkan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan bentuk relawan lingkungan. Yakni untuk memberikan edukasi dan mendampingi pengungsi untuk melakukan pemilahan sampah di pengungsian dan memberikan pelatihan tentang pemanfaatan sampah di pengungsian. []

 

Tags: Bank SampahLingkunganMitigasi BencanaPengelolaan SampahPengungsiaan
Ai Rosita

Ai Rosita

Ibu dua orang anak, selain menjadi Ibu rumah tangga juga aktif sebagai trainer Bank Sampah Nusantara LPBI NU

Terkait Posts

Inses

Grup Facebook Fantasi Sedarah: Wabah dan Ancaman Inses di Dalam Keluarga

17 Mei 2025
Dialog Antar Agama

Merangkul yang Terasingkan: Memaknai GEDSI dalam terang Dialog Antar Agama

17 Mei 2025
Inses

Inses Bukan Aib Keluarga, Tapi Kejahatan yang Harus Diungkap

17 Mei 2025
Kashmir

Kashmir: Tanah yang Disengketakan, Perempuan yang Dilupakan

16 Mei 2025
Nakba Day

Nakba Day; Kiamat di Palestina

15 Mei 2025
Nenek SA

Dari Kasus Nenek SA: Hukum Tak Lagi Melindungi yang Lemah

15 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version