• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Hikmah

Belajar Tabah Dari Zakaria Sarsak: Bocah 12 Tahun yang Menjadi Relawan Kesehatan di RS Al-Aqsa Gaza

Dari kisah Sarsak dan ribuan anak Gaza yang kurang beruntung lainnya, semoga kita bisa belajar agar lebih menghargai hidup dan kehidupan

Kamariah Kamariah
09/04/2024
in Hikmah
0
Zakaria Sarsak

Zakaria Sarsak

703
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Bagaimana kabarnya sahabat salingers, menjelang akhir Ramadan, di mana banyak doa dilontarkan, banyak harap dilangitkan serta banyak mimpi disampaikan kepada Sang Pemilik langit dan bumi. Telah tertulis janji dalam kitab-Nya yang mulia, tentang malam lailatul qadar di 10 malam terakhir, yakni malam yang lebih baik dari seribu bulan.

Lalu, dari banyaknya doa yang telah kau hantarkan ke langit, masih sempat kah kau menyebut saudara-saudara kita di Palestina? Agar segera mendapatkan kemerdekaannya. Atau malah kau lalai dari menyebut mereka? Saking banyaknya anganmu terhadap dunia? Sedangkan saudara kita di Palestina, tengah membayar mahal kehormatan kaum muslim sedunia dengan darah dan air mata.

Tindakan genosida yang telah Israel lakukan adalah bentuk nyata kebiadaban mereka. Anak-anak, perempuan, para sepuh, rakyat biasa, semua ikut menjadi korban. Gaza seolah telah berubah menjadi kuburan masal. Mayat bergelimpangan, suara tangis ada dimana-mana, jerit ketakuan seolah menjadi kidung dan nyanyian mereka. MASIH adakah tempat aman untuk mereka di dunia ini? Anak-anak terpaksa menanggalkan masa bahagianya, terpaksa dewasa oleh keadaan.

Dalam artikel kali ini, kami akan membahas tentang seorang bocah 12 tahun, yang bernama Zakaria Sarsak, agar kita belajar tabah dari perjalanan hidupnya, menjadi relawan di RS Al-Aqsa Gaza.

Alasan Menjadi Relawan di Usia Muda

Beredar sebuah video yang memperlihatkan Sarsak tengah bolak-balik di rumah sakit Al-Aqsa Gaza, saat mendapatkan pertanyaan alasan mengapa dia mau menjadi relawan di usia yang sangat muda, sungguh jawaban yang keluar dari lisan mulianya adalah jawaban yang menampar sampai ke ulu hati.

Baca Juga:

Nakba Day; Kiamat di Palestina

Pesan dan Harapan Perdamaian dalam Perayaan Dua Paskah di Tanah Suci Palestina

Evakuasi Warga Palestina, Antara Solidaritas dan Potensi Kehilangan Identitas

Lailatul Qadar, sebagai Momentum Muhasabah Diri

Melansir, kumparan.com. berikut ulasannya.

Ia mengungkapkan alasannya menjadi relawan karena ingin membantu sesama warga Gaza yang terluka.
“Ketika kami pergi untuk menyelamatkan orang-orang yang terluka akibat serangan yang terjadi, saya merasa sedih, khususnya kepada anak-anak. Jadi, kami membawa semua yang terluka ke RS Al-Aqsa,” tuturnya.

Sarsak juga membantu membawa para jenazah ke ambulan, meskipun usianya terbilang masih bocah, namun nyalinya tidak perlu diragukan lagi.

“Saya membantu para dokter di dalam [rumah sakit]. Saya memasukkan obat ke dalam jarum suntik, saya membawa orang yang terluka ke radiologi. Dan saya membawa orang-orang yang terluka ke poli,” jelasnya.

Menjadi Tabah karena Keadaan

Dari Zakaria Sarsak ini, seharusnya kita belajar bahwasanya kadangkala keadan sulitlah yang membuat kita semakin kuat. Adakalanya dalam posisi terdesak, tersimpan power alami dalam diri kita sebagai manusia untuk lebih tabah lagi melawan rasa takut. Dari warga Gaza kita bisa melihat, kesabaran, ketabahan, sekaligus keikhlasan menyatu dalam satu ruang sendu yang mereka juga bingung kapan akan berakhir.

Sudah tidak ada lagi tawa seru anak-anak bermain bersama. Tak ada pula, salam hangat para kepala rumah tangga, pulang bekerja membawa nafkah keluarga. Apalagi aroma masakan sedap para ibu rumah tangga. Semuanya sudah tergantikan dengan ketar-ketir ketabahan berharap cemas, masih adakah waktuku besok?

Pelajaran yang Bisa diambil

RS Al-Aqsa merupakan salah satu dari sedikit rumah sakit yang beroperasi dan masih merawat pasien yang selamat dari serangan udara Israel. Akibat serangan Israel yang ingin menguasai Jalur Gaza, hingga kini sudah lebih dari 32 ribu warga Palestina tewas dan melukai lebih dari 75 ribu orang.

Dari kisah Sarsak dan ribuan anak Gaza yang kurang beruntung lainnya, semoga kita bisa belajar agar lebih menghargai hidup dan kehidupan. Agar lebih tenang dalam menilai permasalahan. Barangkali Allah ingin membuat kita lebih matang dan tabah dengan situasi sulit yang menimpa.

Selamat menjalankan ibadah puasa salingers, jangan lupa selipkan doa terbaik untuk saudara-saudara kita di Palestina. []

 

Tags: GazaIsraelLailatul QadarPalestinaramadanZakaria Sarsak
Kamariah

Kamariah

Terkait Posts

Bersyukur

Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

19 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Peluang Ulama Perempuan

Peluang Ulama Perempuan Indonesia dalam Menanamkan Islam Moderat

16 Mei 2025
Nusyuz

Membaca Ulang Ayat Nusyuz dalam Perspektif Mubadalah

16 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Kekerasan Seksual Sedarah

    Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KUPI Resmi Deklarasikan Mei sebagai Bulan Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Memanusiakan Manusia Dengan Bersyukur dalam Pandangan Imam Fakhrur Razi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon
  • Nyai Nur Channah: Ulama Wali Ma’rifatullah
  • Rieke Diah Pitaloka: Bulan Mei Tonggak Kebangkitan Ulama Perempuan Indonesia
  • Menolak Sunyi: Kekerasan Seksual Sedarah dan Tanggung Jawab Kita Bersama
  • KUPI Dorong Masyarakat Dokumentasikan dan Narasikan Peran Ulama Perempuan di Akar Rumput

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version