• Login
  • Register
Selasa, 1 Juli 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Kolom Publik

Benarkah Jilbab Menjadi Standar Kesalehan Perempuan?

Bagi saya, jilbab bukan menjadi standar kesalehan perempuan. Karena standar kesalehan perempuan hanya terletak pada ketakwaan dia kepada Allah Swt.

Muhibbatul Hasanah Muhibbatul Hasanah
24/08/2023
in Publik
0
Jilbab Perempuan

Jilbab Perempuan

867
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Jika merujuk pandangan keagamaan tentang makna jilbab, maka sebagian dari mereka memiliki pandangan bahwa jilbab adalah salah satu identitas perempuan yang baik, salehah dan berakhlak (berbudi luhur).

Namun, dari pandangan tersebut, apakah ada jaminan pasti bahwa perempuan berjilbab adalah pasti seorang perempuan yang baik, saleh dan berakhlak mulia?.

Demikian pula sebaliknya, apakah perempuan yang tidak berjilbab adalah pasti perempuan yang berakhlak rendah, bukan perempuan saleh dan tidak bermoral?.

Realitas sosial seperti itu, saya kira telah memperlihatkan kepada kita bahwa bisa jadi banyak perempuan yang tak berjilbab justru lebih saleh dari perempuan yang berjilbab.

Bahkan pada masa lalu, di bumi pertiwi ini, ibu-ibu dan para istri ulama besar hanya mengenakan kerudung dengan membiarkan sebagian rambut dan leher tetap terbuka.

Baca Juga:

Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Women as The Second Choice: Perempuan Sebagai Subyek Utuh, Mengapa Hanya Menjadi Opsi?

Fikih yang Berkeadilan: Mengafirmasi Seksualitas Perempuan

Para suami mereka yang ulama itu tidak pula memasalahkannya. Tetapi tidak juga menolak kenyataan bahwa banyak pula perempuan-perempuan yang berjilbab berakhlak mulia dan salehah. Ini sesuatu yang relatif.

Pandangan Ulama Syiria

Saya kira menarik sekali pandangan Dr. Muhammad al-Habasy, direktur Pusat Kajian Islam Damaskus, Syiria ini. Ia mengatakan:

“Seorang perempuan dapat memilih pakaiannya sendiri untuk berbagai keperluan dan keadaan. Akan terapi, ia bertanggungjawab atas pilihannya itu di hadapan masyarakatnya dan di hadapan Allah. Ia punya hak sosial dengan tetap menjaga kesopanan dan kehormaran dirinya.”

“Akan tetapi mewajibkannya untuk semua perempuan dalam segala situasi atas nama agama, sebagaimana yang berkembang di sejumlah Negara Islam dewasa ini adalah tidak realistis dan menyalahi petunjuk Nabi dan keluwesan dan keluasan fikih Islam.”

Oleh sebab itu, apakah yang paling penting bagi kesalehan seseorang perempuan?. Apakah dengan mengenakan jilbab atau tidak.

Jika merujuk banyak teks keagamaan: al-Qur’an dan hadits nabi, kesalehan seseorang justru terletak pada pengendalian hati dan tindakannya. Al-Qur’an menyatakan:

“Sesungguhnya yang palaing terhormat di hadapan Allah adalah orang yang paling bertakwa”.

Nabi juga mengatakan: “Allah tidak melihat tubuh dan wajahmu, melainkan kepada hari dan tindakamu.”

Kata-kata nabi ini, menurut saya menunjukkan bahwa kebaikan seseorang tidak dilihat dari aspek legal-formalnya, melainkan pada substansinya.

Al-Qur’an di tempat lain menegaskan lagi: “Dan pakaian takwa itulah yang terbaik”.

Pandangan Para Ulama

Bahkan, sebagian para ulama menafsirkan “pakaian takwa” secara beragama. Ibn Juraij memaknai takwa sebagai Iman.

Sementara itu, Ibnu Abbas mengatakan bahwa takwa adalah amal saleh (kerja/perbuatan yang baik) dan wajah yang ramah.

Sedangkan, Urwah bin Zubai memberikan pandangan bahwa takwa adalah “Khasyyatullah” (takut kepada Allah), menjaga kehormatan diri dan menutup aurat.

Bahkan dalam sebuah hadits Shahih menyebutkan bahwa letak takwa adalah di hati. Nabi mengatakan: “Al-Taqwa Ha Huna”, takwa itu di sini”, sambil meletakkan tangannya di dadanya.

Al-Qur’an juga menyatakan:

“Kebaikan bukanlah karena kamu menghadapkan wajahmu ke timur atau ke barat. Melainkan kebajikan itu ialah jika seseorang percaya kepada Allah.

Hari Kemudian para Malaikat, Kitab Suci dan para Nabi serta mendermakan hartanya berapapun kamu mencintainya, untuk keluarga dekat, anak-anak yatim orang-orang miskin orang-orang dalam perjalanan, peminta-minta dan orang-orang yang terbelenggu perbudakan.

Selanjutnya ia melaksanakan shalat, menunaikan zakat serta selalu teguh menepati janji bila telah mengikat janji, tabah dalam menghadapi ketidak beruntungan, kesusahan, dan dalam masa-masa sulit. Mereka itulah orang-orang yang benar dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”. (QS. al-Baqarah (2:177).

Oleb sebab itu, bagi saya, jilbab bukan menjadi standar kesalehan perempuan. Karena standar kesalehan perempuan hanya terletak pada ketakwaan dia kepada Allah Swt.

Dengan begitu, daripada mencibir perempuan yang mengenakan jilbab dan tidak, lebih baik kita perbaiki nilai ketakwaan kita kepada Allah Swt. []

Tags: BenarkahJilbabkesalehanperempuanStandar
Muhibbatul Hasanah

Muhibbatul Hasanah

Saya adalah mahasantriwa Sarjana Ulama Perempuan Indonesia (SUPI) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon.

Terkait Posts

Pacaran

Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

30 Juni 2025
Pisangan Ciputat

Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

30 Juni 2025
Kesetaraan Disabilitas

Ikhtiar Menyuarakan Kesetaraan Disabilitas

30 Juni 2025
Feminisme di Indonesia

Benarkah Feminisme di Indonesia Berasal dari Barat dan Bertentangan dengan Islam?

28 Juni 2025
Wahabi Lingkungan

Wahabi Lingkungan, Kontroversi yang Mengubah Wajah Perlindungan Alam di Indonesia?

28 Juni 2025
Patung Molly Malone

Ketika Patung Molly Malone Pun Jadi Korban Pelecehan

27 Juni 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Toxic Positivity

    Melampaui Toxic Positivity, Merawat Diri dengan Realistis Ala Judith Herman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bukan Lagi Pinggir Kota yang Sejuk: Pisangan Ciputat dalam Krisis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Pergeseran Narasi Pernikahan di Kalangan Perempuan
  • Mewujudkan Fikih yang Memanusiakan
  • Menjaga Pluralisme Indonesia dari Paham Wahabi
  • Taman Eden yang Diciptakan Baik Adanya: Relasi Setara antara Manusia dan Alam dalam Kitab Kejadian
  • Kekerasan dalam Pacaran Makin Marak: Sudah Saatnya Perempuan Selektif Memilih Pasangan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID