Mubaadalahnews.com,- Mewujudkan keluarga sakinah tentu memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang cukup luas bagi pasangan suami-istri (pasutri). Dalam mengarungi perjalanan berumah tangga, mereka pasti akan menghadapi pelbagai persoalan dan konflik keluarga. Berikut penjelasan Bimwin bangun fondasi keluarga sakinah.
Namun dinamika kehidupan keluarga itu bisa dikelola dengan baik. Sehingga pasutri semakin memperkokoh fondasi keluarga sakinah. Kesungguhan bersama dalam mengatasi konflik diharapkan bisa menjadi keluarga yang harmonis, sehat dan saling memberikan kebahagiaan.
Untuk menciptakan Keluarga Sakinah, Subdit Bina Keluarga Sakinah (KS) Direktorat Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan KS Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melakukan sebuah terobosan baru, yaitu Bimbingan perkawinan (Bimwin).
Kasubdit Bina KS Direktorat Bina KUA dan KS Dirjen Bimas Islam Kemenag RI, M. Adib Machrus mengatakan, Bimwin merupakan salah satu bagian program Pusat Layanan Keluarga (Pusaka) Sakinah bernama Berkah (belajar rahasia nikah) yang bertujuan untuk membangun fondasi keluarga sakinah.
“Bimwin ini calon pasutri berhak dapat layanan relasi yang sehat, diberikan pemahaman tujuan nikah dan pengelolaan keuangan keluarga,” kata Adib Machrus ketika ditemui Mubaadalahnews di Jakarta, belum lama ini.
Ia menjelaskan, tujuan diadakannya Bimwin di beberapa KUA, hal itu sebagai salah satu upaya pemerintah melalui Kemenag RI untuk menurunkan angka perceraian bagi pasutri di masa yang akan datang.
Kasus perceraian diibaratkan gunung es, karena tren perceraian terus alami peningkatan setiap tahunnya. Untuk itu, pihaknya menelusuri kenapa orang-orang menginginkan cerai, karena itu dapat mengancam bonus demografi Indonesia di masa yang akan datang.
Hasil penelitian kerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI ditemukan ternayata benar angka perceraian meningkat. Bahkan dalam satu hari, ada sekitar seribu orang bercerai.
Maka dari itu, pihaknya bersama beberapa stakeholder lainnya merancang bagaimana pasutri bisa melalui masa hidupnya, termasuk mengelola dan mengatasi problem keluarga.
Setiap pasutri punya dua misi, yakni membangun relasi pasutri dan ketahanan keluarga. Menurutnya, dua misi ini sangat penting bagi pasutri untuk mencapai keluarga sakinah dan mewujudkan itu berat dan penuh tantangan.
“Bagaimana tidak, orang berbeda harus bekerjasama, bergaul. Nah, dengan diberikan pembekalan dan keterampilan dari Bimwin ini diharapkan pasutri bisa saling membantu dan menghormati satu sama lain,” tuturnya.
Tak hanya itu, Adib juga mengharapkan pasutri juga bisa mengatasi problem keluarga, seperti kawin anak, narkoba, tawuran, kenakalan remaja, dan lainnya. Hal itu agar ke depan keluarga Indonesia bisa melahirkan keturunan yang berkualitas.
“Bimwin ini bukan hanya menekan angka perceraian, tetapi bisa menyelesaikan persoalan di masyarakat, melalui pintu keluarga,” pungkasnya. (WIN)