Kamis, 1 Januari 2026
  • Login
  • Register
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
    Laras Faizati

    Kritik Laras Faizati Menjadi Suara Etika Kepedulian Perempuan

    Natal

    Makna Natal Perspektif Mubadalah: Feminis Maria Serta Makna Reproduksi dan Ketubuhan

    Kekerasan di Kampus

    IMM Ciputat Dorong Peran Mahasiswa Perkuat Sistem Pelaporan Kekerasan di Kampus

    Kekerasan di Kampus

    Peringati Hari Ibu: PSIPP ITB Ahmad Dahlan dan Gen Z Perkuat Pencegahan Kekerasan Berbasis Gender di Kampus

    KUPI yang

    KUPI Jadi Ruang Konsolidasi Para Ulama Perempuan

    gerakan peradaban

    Peran Ulama Perempuan KUPI dalam Membangun Gerakan Peradaban

    Kemiskinan Perempuan

    KUPI Dorong Peran Ulama Perempuan Merespons Kemiskinan Struktural dan Krisis Lingkungan

    Kekerasan Seksual

    Forum Halaqah Kubra KUPI Bahas Kekerasan Seksual, KDRT, dan KBGO terhadap Perempuan

    Gender KUPI

    Julia Suryakusuma Apresiasi Peran KUPI dalam Mendorong Islam Berkeadilan Gender

  • Kolom
    • All
    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
    Banyak Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan

    Bencana

    Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?

    ulama perempuan di Indonesia

    Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan

    Akhir Tahun

    Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    Kekuatan Khas Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    Ulama Perempuan di Keluarga

    Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    Toleransi

    Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    Peran Ulama Perempuan

    Ulama Perempuan Punya Peran Strategis Menyebarkan Islam Moderat

    • Keluarga
    • Personal
    • Publik
  • Khazanah
    • All
    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
    Penciptaan Manusia

    Logika Penciptaan Manusia dari Tanah: Bumi adalah Saudara “Kita” yang Seharusnya Dijaga dan Dirawat

    Mimi Monalisa

    Aku, Mama, dan Mimi Monalisa

    Romantika Asmara

    Romantika Asmara dalam Al-Qur’an: Jalan Hidup dan Menjaga Fitrah

    Binatang

    Animal Stories From The Qur’an: Menyelami Bagaimana Al-Qur’an Merayakan Biodiversitas Binatang

    Ujung Sajadah

    Tangis di Ujung Sajadah

    Surga

    Menyingkap Lemahnya Hadis-hadis Seksualitas tentang Kenikmatan Surga

    Surga

    Surga dalam Logika Mubadalah

    Kenikmatan Surga

    Kenikmatan Surga adalah Azwāj Muṭahharah

    Surga Perempuan

    Di mana Tempat Perempuan Ketika di Surga?

    • Hikmah
    • Hukum Syariat
    • Pernak-pernik
    • Sastra
  • Rujukan
    • All
    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
    Perempuan Fitnah

    Perempuan Fitnah Laki-laki? Menimbang Ulang dalam Perspektif Mubadalah

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Menjadi Insan Bertakwa dan Mewujudkan Masyarakat Berkeadaban di Hari Kemenangan

    Idul Fitri

    Teks Khutbah Idul Fitri 1446 H: Merayakan Kemenangan dengan Syukur, Solidaritas, dan Kepedulian

    Membayar Zakat Fitrah

    Masihkah Kita Membayar Zakat Fitrah dengan Beras 2,5 Kg atau Uang Seharganya?

    Ibu menyusui tidak puasa apa hukumnya?

    Ibu Menyusui Tidak Puasa Apa Hukumnya?

    kerja domestik adalah tanggung jawab suami dan istri

    5 Dalil Kerja Domestik adalah Tanggung Jawab Suami dan Istri

    Menghindari Zina

    Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

    Makna Ghaddul Bashar

    Makna Ghaddul Bashar, Benarkah Menundukkan Mata Secara Fisik?

    Makna Isti'faf

    Makna Isti’faf, Benarkah hanya Menjauhi Zina?

    • Ayat Quran
    • Hadits
    • Metodologi
    • Mubapedia
  • Tokoh
    • All
    • Profil
    Kebudayaan

    Pidato Kebudayaan dalam Ulang Tahun Fahmina Institute Ke 25

    Fazlur Rahman

    Fazlur Rahman: Memahami Spirit Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Al-Qur’an

    Idulfitri

    Khutbah Idulfitri: Mulai Kehidupan Baru di Bulan Syawal

    Sa'adah

    Sa’adah: Sosok Pendamping Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak  

    Tahun Baru 2025

    Do’a Tahun Baru 2025

    Umi Nyai Sintho' Nabilah Asrori

    Umi Nyai Sintho’ Nabilah Asrori : Ulama Perempuan yang Mengajar Santri Sepuh

    Rabi'ah Al-'Adawiyah

    Sufi Perempuan: Rabi’ah Al-‘Adawiyah

    Ning Imaz

    Ning Imaz Fatimatuz Zahra: Ulama Perempuan Muda Berdakwah Melalui Medsos

    Siti Hanifah Soehaimi

    Siti Hanifah Soehaimi: Penyelamat Foto Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato yang Sempat Hilang

  • Monumen
  • Zawiyah
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Cara Paling Sederhana Meneladani Gus Dur: Menulis dan Menyukai Sepakbola

Meneladani sosok Gus Dur, tokoh besar bangsa ini, bisa dilakukan dengan banyak cara. Kalau saya, mencoba aktif menulis dan menonton sepakbola, seperti yang pernah Gus Dur lakukan dulu.

Khairul Anwar Khairul Anwar
1 Januari 2023
in Pernak-pernik, Rekomendasi
3
Meneladani Gus Dur

Meneladani Gus Dur

863
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah sosok yang dikagumi banyak orang. Bukan saja karena ia pernah menjadi orang nomor satu negeri ini, tapi lebih kepada bagaimana cara kita meneladani Gus Dur, dengan bagaimana ia bersikap memperlakukan manusia selayaknya manusia.

Banyak yang meneladani Gus Dur karena pemikirannya yang luas, karena kewaliannya, karena gaya hidupnya yang sederhana, dan banyak faktor lagi. Gus Dur memang tokoh yang, meskipun raganya sudah tiada, namanya masih tetap terdengar di mana-mana. Bahkan kampus tempat saya menimba ilmu menggunakan nama KH. Abdurrahman Wahid. Ajib!

Gus Dur dan Menulis

Gus Dur seperti yang saya singgung di awal, adalah pejuang kemanusiaan, yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mengayomi masyarakat. Selain sikapnya yang sangat peduli terhadap kaum minoritas, Gus Dur ini juga sosok yang menyukai dunia literasi. Kecintaannya kepada dunia literasi, lebih spesifik membaca dan menulis, telah ia mulai sejak kecil.

Tulisan-tulisan Gus Dur telah banyak termuat di media-media nasional, seperti Tempo dan Kompas. Dalam tulisannya, cucu pendiri NU itu menyoroti berbagai isu yang sedang terjadi, mulai dari politik, agama, kebudayaan dan isu-isu sosial lainnya.

Menurut mendiang Syu’bah Asa, redaktur tempo era itu, Gus Dur adalah penulis yang kelewat rajin. Saking rajinnya, belum sampai satu naskahnya terbit, ia sudah setor naskah lagi. Asal ada ide, Gus Dur menulis. Tempo pun memberikan perhatian khusus kepada Gus Dur. Kala itu Tempo menyediakan satu set meja-kursi dan sebuah mesin ketik khusus untuk suami dari Sinta Nuriyah ini.

Gus Dur dan Sepakbola

Banyak hal ditulis oleh Gus Dur, termasuk isu sepakbola. Nah, ngomongin tentang Gus Dur dan sepak bola bukan mengingat apa yang telah Gus Dur lakukan untuk sepak bola (Indonesia), tapi mengenai seorang individu yang benar-benar gemar sepak bola sebagai suatu permainan.

Permainan sebelas lawan sebelas ini memang Gus Dur minati sejak ia masih kecil. Bahkan bersama ayahnya, KH Wahid Hasyim, Gus Dur beberapa kali bermain bola di belakang rumahnya. Hingga ketika ia beranjak dewasa, Gus Dur mulai menulis segala hal tentang sepakbola.

Tak dapat kita pungkiri, Gus Dur gemar mempelajari, menganalisis, membedah permainan serta kekuatan dan kelemahan tim-tim sepakbola berikut strateginya. Tokoh yang pernah menjabat sebagai ketua umum PBNU ini adalah penggemar sepakbola yang benar-benar tertarik pada hal-hal teknis dari permainan paling beken seantero jagat ini. Kecintaan Gus Dur terhadap sepakbola inilah yang membedakan Gus Dur dengan presiden lainnya yang pernah memimpin republik ini.

Kumpulan-kumpulan tulisan Gus Dur tentang sepakbola bahkan terdokumentasikan dengan rapi dalam sebuah buku. Nah, bagi kalian, kalau ingin bernostalgia dengan Gus Dur sebagai pengamat sepakbola, silahkan baca buku ‘Gus Dur dan Sepakbola: Kumpulan Kolom Gus Dur tentang Sepakbola’ yang diterbitkan penerbit Imtiyaz pada 2014 di Surabaya. Buku ini merupakan kumpulan artikel Gus Dur saat mengulas turnamen Euro 1988, 1992 hingga 1996, maupun saat membahas World Cup 1982, 1986, 1990, 1994, hingga 1998.

Meneladani Gus Dur dengan Menulis dan Menyukai Sepakbola

Banyak cara bisa kita lakukan untuk meneladani Gus Dur. Saya, sebagai seorang yang lahir di kalangan NU, tentu sangat bahagia punya tokoh sekaliber Gus Dur yang ternyata hobi menulis dan juga menyukai sepakbola. Tidak hanya menyukainya saja, seperti penonton biasa, tapi Gus Dur jago menganalisis pertandingan sepakbola itu sendiri.

Saya kira, cara paling sederhana untuk meneladani Gus Dur adalah dengan menulis dan menyukai sepakbola. Dua hal ini identik banget sama Gus Dur. Ini hanya pendapat saya saja. Tentu, saya tidak akan memaksa orang untuk menulis atau menyukai sepakbola, agar disebut telah meneladani Gus Dur. Pasalnya, setiap individu punya identitas dan karakter masing-masing.

Jika ada seseorang tidak menulis dan tidak menyukai sepakbola, bukan berarti ia tak meneladani Gus Dur. Bisa jadi, mereka punya cara lain untuk mengekspresikan dirinya sebagai pengagum sosok Gus Dur.

Gus Dur sendiri adalah tokoh yang multidimensi, dengan memiliki banyak kelebihan dan kesukaan. Dia gemar dalam belajar, sederhana, berani, humoris, berjiwa sosial tinggi, dan lain sebagainya. Kita mungkin tak akan pernah bisa sepenuhnya seratus persen mengikuti apa-apa yang pernah Gus Dur lakukan.

Pengagum Gus Dur

K.H Mustofa Bisri, saat penutupan Temu Nasional (Tunas) Jaringan Gusdurian di  Asrama Haji Surabaya, 16 Agustus 2022, menyebutkan bahwa seorang pengikut Gus Dur perlu meneladani beberapa hal yang dilakukan sahabat karibnya itu. Pertama, rahmah atau kasih sayang. Kedua, kemanusiaan. Ketiga, rajin membaca dan belajar. Keempat, istiqamah. Kelima, berani.

Pengagum Gus Dur, menurut saya, dapat mengimplementasikan kelima hal tersebut, tapi bisa juga hanya salah satu atau salah dua. Seperti yang saya bilang tadi, akan sangat sulit meniru bahkan menyamai sikap dan juga akhlak Gus Dur sepenuhnya. Kita hanya bisa melakukan secuil dari segala hal yang ada pada benak Gus Dur. Istiqomah menulis dan menonton sepakbola, misalnya.

Istiqamah menulis, menurut saya adalah bagian dari pembelajaran. Dari menulis kita akhirnya mau tak mau harus membaca. Dan ini Gus Dur banget. Saya yang kualitas tulisannya sangat di bawah Gus Dur, hanya bisa mencoba untuk rutin menulis. Minimal satu minggu satu tulisan berbentuk esai atau opini. Tentu ini tidak mudah. Tapi, saya coba untuk terus melakukannya.

Selain menulis, sepakbola adalah sebuah hal yang saya gemari, meski bukan sebagai pemain. Sejak kecil saya memang menikmati tontonan olahraga ini baik di layar kaca atau di stadion. Perpaduan suka menulis dan suka sepakbola itulah yang pada akhirnya membuat saya dapat melahirkan tulisan-tulisan bertema sepakbola, mirip seperti apa yang dilakukan Gus Dur dulu. Bedanya, jika Gus Dur menulis sepakbola dari banyak perspektif dan analisisnya sangat tajam, saya tidak.

Begitulah cara sederhana saya meneladani sosok Gus Dur. Saya bukan orang yang berjiwa sosial tinggi atau orang yang hobi membela hak-hak kaum minoritas. Saya hanya mencoba rutin menulis, apa pun itu. Dan tak lupa, saya tetap menonton sepakbola sebagai bagian dari kehidupan yang fana ini.

By the way, bicara tentang Gus Dur saya jadi teringat kalau bulan ini adalah haul Gus Dur yang ke-13. Sebaiknya mari kita beri hadiah Al-fatihah untuk tokoh panutan kita semua. Al-fatihah. []

 

Tags: 9 Nilai Gus Durbulan gus durhaul gus durmenulisSepakbolateladan gus dur
Khairul Anwar

Khairul Anwar

Dosen, penulis, dan aktivis media tinggal di Pekalongan. Saat ini aktif di ISNU, LTNNU Kab. Pekalongan, GP Ansor, Gusdurian serta kontributor NU Online Jateng. Bisa diajak ngopi via ig @anwarkhairul17

Terkait Posts

Haul Gus Dur
Publik

Membaca Nilai Asasi Agama dari Peringatan Haul Gus Dur dan Natal

29 Desember 2025
Isu Disabilitas
Aktual

Zahra Amin: Mari Menulis dan Membumikan Isu Disabilitas

25 Oktober 2025
Gus Dur dengan Rakyat Papua
Publik

Melihat Matahari Terbit di Timur Indonesia: Dialog Gus Dur dengan Rakyat Papua

12 September 2025
Indonesia Rumah Bersama
Pernak-pernik

Gus Dur Mengajarkan Indonesia Rumah Bersama

4 September 2025
Sejarah Ulama Perempuan
Aktual

Menulis Ulang Sejarah Ulama Perempuan: Samia Kotele Usung Penelitian Relasional, Bukan Ekstraktif

6 Juli 2025
Menulis
Pernak-pernik

Menulis, Sebuah Pilihan Bagi Kita yang Bukan Anak Raja atau Anak Ulama Besar

21 Februari 2025

Comments 3

  1. Ping-balik: Imam As-Syafi’i dan Teladan Relasi Sosial Lintas Akidah - kabarwarga.com
  2. Ping-balik: Tiga Kado Istimewa Hari Santri Nasional 2019 - Mubadalah
  3. Ping-balik: Refleksi Menulis: Upaya Pembebasan Diri Menciptakan Keadilan

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Pancasila di Kota Salatiga

    Melihat Pancasila di Kota Salatiga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Toleransi dan Pluralisme: Mengapa Keduanya Tidak Sama?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulama Perempuan Miliki Peran Kunci di Keluarga dan Ruang Publik

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Ulama Perempuan Banyak Jalankan Fungsi Keulamaan, Namun Minim Pengakuan
  • Bencana dan Refleksi 2025: Bagaimana Pemenuhan Akses Informasi Kebencanaan bagi Penyandang Disabilitas?
  • Eksistensi Ulama Perempuan di Indonesia Kian Menguat Meski Masih Terpinggirkan
  • Renungan Akhir Tahun: Anak Muda dan Ilusi Kebebasan
  • Ulama Perempuan Miliki Kekuatan Khas dalam Kepemimpinan Keagamaan

Komentar Terbaru

  • dul pada Mitokondria: Kerja Sunyi Perempuan yang Menghidupkan
  • Refleksi Hari Pahlawan: Tiga Rahim Penyangga Dunia pada Menolak Gelar Pahlawan: Catatan Hijroatul Maghfiroh atas Dosa Ekologis Soeharto
  • M. Khoirul Imamil M pada Amalan Muharram: Melampaui “Revenue” Individual
  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
redaksi@mubadalah.id

© 2025 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Account
  • Home
  • Khazanah
  • Kirim Tulisan
  • Kolom Buya Husein
  • Kontributor
  • Monumen
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • Rujukan
  • Tentang Mubadalah
  • Zawiyah
  • Login
  • Sign Up

© 2025 MUBADALAH.ID