• Login
  • Register
Rabu, 21 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Khazanah Pernak-pernik

Dewi Suhita, Ratu Majapahit : Sosok di Balik Tegarnya Karakter Alina Suhita

Ketenangan Dewi Suhita dalam menghadapi kericuhan Perang Peregreg, menjadi motivasi utama Alina Suhita dalam menjalani kehidupan rumah tangganya dengan Gus Biru.

Siti Nisrofah Siti Nisrofah
02/06/2023
in Pernak-pernik
0
Dewi Suhita

Dewi Suhita

3.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Akhir-akhir ini dunia perfilman masih ramai dengan cerita “Hati Suhita” yang diperankan oleh Nadya Arina (Alina Suhita), Omar Daniel (Gus Biru), dan Anggika Bolsterli (Ratna Rengganis). Para artis berhasil membawakan cerita dengan apik hingga memainkan emosi penonton. Pantas saja, film ini berhasil menduduki rating di level 9,5. Suksesnya film “Hati Suhita” tidak lepas dari peran Ning Khilma Anis selaku penulis Novel “Hati Suhita.”

Film yang diangkat dari cerita novel hampir tidak pernah gagal menarik perhatian penonton. Hebatnya lagi novel karya Ning Khilma Anis ini mencapai angka penjualan yang spektakuler, yaitu 90.000 exemplar. Angka yang sangat fantastis. Dalam wawancaranya, Ning Khilma mengungkapkan bahwa sastra dapat menembus berbagai kalangan, sehingga pesan yang penulis harapkan dapat tersampaikan secara lebih mudah.

Banyak adegan menarik dalam film tersebut, namun ada satu bagian yang mengingatkan saya terhadap kisah perjuangan seorang ratu terakhir dari kerajaan besar Majapahit. Alina Suhita mengatakan bahwa nama yang kakeknya berikan itu mengandung harapan besar, agar cucunya tumbuh menjadi perempuan yang kuat dan hebat seperti Ratu Dewi Suhita.

Kisah Ratu Suhita dari Kerajaan Majapahit

Seperti biasa, literatur tentang perjalanan hidup tokoh perempuan hebat zaman lampau sangat langka. Banyak sejarawan yang mengatakan bahwa kisah atau biografi Ratu Dewi Suhita dari Majapahit masih menjadi misteri. Namun semua sepakat, bahwa Ratu Suhita adalah ratu terakhir pada kepemimpinan Majapahit.

Saking misterinya, siapa orang tua Ratu Dewi Suhita memiliki banyak versi pendapat. Ada yang mengatakan bahwa Ratu Suhita adalah anak dari Wikramawardhana dan Kusumawardhani (Putri Raja Hayam Wuruk dengan istri sahnya). Pendapat lain mengatakan bahwa Ratu Suhita adalah putri Wikramawardhana dengan istri selirnya yaitu Bhre Daha (putri dari Bhre Wirabhumi).

Baca Juga:

Perjodohan dalam Novel: Memotret Kisah, Menyemai Ibrah

Bernuansa Islami, Begini Tips Menulis Ala Ning Khilma Anis

Alina Suhita dan Jiwa Kepemimpinan Perempuan

Khilma Anis Menggagas Dakwah melalui Novel dan Film “Hati Suhita”

Pada saat itu, kondisi Majapahit sedang tidak baik-baik saja. Karena adanya perselisahan antara Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi semenjak wafatnya Raja Hayam Wuruk. Keduanya merasa lebih pantas untuk melanjutkan kepemimpinan Raja Hayam Wuruk. Akibatnya, terjadilah Perang Paregreg dengan tokoh utamanya Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi.

Terlepas dari keruwetan silsilah keluarga utama Raja Hayam Wuruk, estafet kepemimpinan terus berjalan walaupun ditempuh dengan jalur kekerasan. Dampak dari Perang Paregreg terus dirasakan sampai ke anak cucu Wikramawardhana dan Bhre Wirabhumi. Hingga masa kepemimpinan Ratu Suhita pada tahun 1429 kondisi mulai membaik dan mereda.

Ratu Suhita Memimpin Majapahit

Bersama suaminya Ratnapangkaja, Ratu Suhita memimpin Majapahit dengan cukup baik. Mereka berdua memimpin majapahit cukup lama. Selama kepemimpinannya, Ratu Suhita menghidupkan kembal kearifan lokal yang sempat terabaikan selama masa ricuh Perang Paregreg.

Seorang sejarawan mengatakan bahwa pemerintahan Ratu Suhita tertandai dengan berkuasanya kembali anasir-anasir Indonesia (Nusantara). Mengingat Majapahit adalah kerajaan Hindu-Budha maka Ratu Suhita mendirikan berbagai tempat pemujaan di lereng-lereng gunung dan bangunan candi tersusun seperti punden berundak. Peninggalan tersebut masih ada hingga sekarang seperti di lereng Gunung Penanggungan, Gunung Lawu, dan sebagainya.

Ratu Suhita wafat pada pada tahun 1447 menyusul suaminya yang meninggal dunia lebih awal tepat 10 tahun sebelumnya. Lantaran pasangan ini tidak dikaruniai anak maka kepemimpinan mereka serahkan kepada adik Ratu Suhita yang bernama Kertawijaya.

Alina Suhita, peran utama dalam film “Hati Suhita” menganggap bahwa kuatnya Ratu Suhita dalam mengatasi kondisi ricuh Majapahit karena Perang Paregreg memotivasi diri dia untuk tetap berdiri tegak dalam medan perangnya. Yaitu bahtera rumah tangganya dengan Gus Biru yang berdasarkan atas perjodohan.

Falsafah Jawa “Mikul Dhuwur Mendem Jero”

Alina Suhita begitu menjunjung tinggi falsafah Jawa Mikul Dhuwur Mendem Jeru yang mengandung makna bahwa sebagai anak memiliki kewajiban untuk mengangkat tinggi derajat orang tua, dan menutup rapat aib keluarga. Suasana seperti itulah yang tergambarkan Alina Suhita dalam menjalani kehidupan pernikahannya.

Nyatanya, falsafah jawa tersebut masih sangat relevan untuk kita pakai hingga saat ini. Meyakini bahwa sifat tanah adalah menetralkan, maka masalah yang kita kubur (mendem jero) mengandung harapan agar segera menemui titik terang, dan kembali bersifat netral seperti asalnya.

Jika Ratu Suhita Majapahit menyusun candi-candi sebagai tempat pemujaan untuk menenangkan sekaligus meneguhkan keyakinan pada Tuhannya, maka Alina Suhita menyusun keyakinan bahwa pernikahannya dengan Gus Birru adalah amanah yang harus ia pertahankan.

Film “Hati Suhita” mengandung makna yang cukup besar terhadap kepemimpinan dan kemampuan perempuan dalam mengelola emosi. Narasi indah yang Alina Suhita ucapkan sekaligus sebagai penutup film ini sangat dalam maknanya. Yaitu “Mushaf di tanganku, suami di pangkuanku, Pesantren Al-Anwar di pikiranku, orang tua di hatiku, dan benih Gus Birru ada di rahimku”. Ini membuktikan bahwa, kesabaran dan keikhlasan memiliki buah yang begitu manis. []

Tags: Dewi SuhitaFilm Hati SuhitaKerajaan NusantaraKhilma AnisRatu Majapahit
Siti Nisrofah

Siti Nisrofah

Hanya orang biasa :')

Terkait Posts

KB

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

20 Mei 2025
KB

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

20 Mei 2025
KB dalam Islam

KB dalam Pandangan Islam

20 Mei 2025
Pemukulan

Menghindari Pemukulan saat Nusyuz

18 Mei 2025
Gizi Ibu Hamil

Memperhatikan Gizi Ibu Hamil

17 Mei 2025
Pola Relasi Suami Istri

Pola Relasi Suami-Istri Ideal Menurut Al-Qur’an

17 Mei 2025
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Islam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Mengenal Jejak Aeshnina Azzahra Aqila Seorang Aktivis Lingkungan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version