Mubadalah.id – Sebuah kutipan yang amat sederhana dan penuh makna mengawali film “Wonder Woman” 1984. Adegan pertama dalam film tersebut, penonton akan melihat sebuah adegan memukau, sebuah sayembara para perempuan pahlawan yang mengenakan baju-baju kerajaan di masa silam, yang diikuti oleh para perempuan. Mereka melewati berbagai rintangan dengan adu ketangkasan, melewati laut, hutan, dengan mengendarai kuda.
Namun di tengah jalan, seorang gadis kecil, salah satu peserta sayembara kehilangan jejak, ia tertinggal dengan kawan-kawannya. Akhirnya, yang dilakukannya adalah, gadis tersebut melewati jalan tikus untuk sampai pada finish. Bukanlah sebuah kemenangan yang diperoleh, sebab gadis kecil itu tidak bisa melanjutkan sampai finish lantaran tidak jujur.
Dengan latar belakang sebuah kisah masa silam. Sosok Diana, begitu sebutan perempuan pahlawan yang menjadi tokoh utama dalam film “Wonder Woman 1984”. Perempuan pahlawan tangguh yang diperankan oleh Gal Gadot bukan main, aksinya yang begitu memukau dalam memerankan sosok perempuan penyelamat dalam aksi heroik.
Sebagai bagian dari kepribadiannya, ia tidak senang dengan kehidupan masa sekarang, ia menghindari untuk terkenal, menghindari untuk menonton TV, ia hanya fokus terhadap pekerjaannya yakni, kurator artefak kuno, hari-harinya dilalui untuk meneliti berbagai benda kuno peninggalan.
Bagi penulis, film ini tidak hanya mengingatkan pada masa lalu yang bisa dilihat dari berbagai artefak kuno. Diana berjuang melawan dua kejahatan besar Max Lord yang diperankan oleh Pedro Pascal dan The Cheetah/Bar Baraa (Kristen Wiig). Suatu waktu, Diana dengan Bar Baraa melihat sebuah benda (artefak kuno) dengan tulisan Yunani, yang berisikan tentang mengucapkan permintaan yang diinginkan.
Tulisan tersebut bukanlah sebuah kebohongan, sebab seluruh permintaan yang dipanjatkan, pasti terkabulkan. Termasuk ketika Diana memohon agar kekasihanya, Steve yang sudah meninggal bisa hadir kembali. Meski demikian, kehadiran Steve bukanlah akhir dari sebuah cerita, sebab ia berhadapan dengan dua kekuatan jahat yakni Bar Baraa dan Max lord.
Barbaraa menginginkan dirinya untuk menjadi cantik dan kuat serta menjadi perempuan pahlawan seperti Diana, hingga akhirnya ambisinya semakin kuat untuk menjadi orang yang berbeda dan tidak ingin dibandingkan dengan siapapun. Kekuatannya memang luar biasa, tidak tertandingi dengan siapapun.
Sedangkan Max Lord, berambisi untuk menjadi orang nomor 1 di dunia, bisnisnya berkembang dalam sekejap, dia melakukan konsolidasi dengan berbagai Negara, termasuk Amerika Serikat. Dia juga menguasai berbagai tambang minyak, kehadiran sebuah batu kuno dimanfaatkan olehnya untuk memenuhi seluruh ambisi menjadi kekuatan jahat yang justru memberikan kesengsaraan terhadap masyarakat dunia. mulai dari kekeringan, peperangan dimana-dimana, pertempuran darah dimana-dimana, hingga terjadi kekacauaan luar biasa.
Akhirnya, dunialah yang sekarang hancur akibat sebuah ambisi yang tidak pernah selesai dimiliki oleh Max Lord dan Bar Baraaa. Keduanya adalah kekuatan jahat yang harus diberantas oleh seorang Diana dalam menyelamatkan dunia.
Namun, ada yang harus dikorbankan untuk melenyapkan kekuatan jahat dan menyelamatkan dunia, yaitu melepaskan Steve. Seorang laki-laki yang dicintainya setengah mati, bahkan dalam kisahnya, Diana berjuang bersama Steve untuk pergi ke berbagai Negara, termasuk Amerika Serikat untuk melihat berbagai kejahatan yang dilakukan oleh Max Lord yang tidak pernah usai.
Meski demikian, usaha yang dilakukan bersama Steve belum sebanding dengan apapun jika ia tidak melepaskan Steve dengan penuh kerelaan. Akhirnya, demi menyelamatkan dunia kembali seperti semula. Diana merelakan dan meninggalkan Steve. Meski demikian, merelakan Steve bukanlah akhir dari perjuangan yang dilakukan.
Diana berjuang sendiri untuk melawan dua kejahatan tersebut. Bukanlah sebuah kemudahan untuk melawan dua kejahatan besar. Atas dasar ambisi yang besar di dalam diri keduanya, Diana mencoba untuk berdialog, memberikan kesadaran bagi keduanya, baik kepada Bar Baraa, meskipun sempat dengan cara kasar. Pun hal tersebut juga dilakukan kepada Max Lord agar bisa mencabut seluruh permintaan, ambisi yang ada di dalamnya.
Sosok Diana adalah perempuan pahlawan yang tangguh yang berusaha melepaskan egonya sendiri untuk menyelamatkan orang banyak. Sebuah keinginan terkadang harus disingkirkan untuk kepentingan orang banyak. Pada waktu tertentu, mendahulukan orang banyak lebih baik dibandingkan mementingkan keinginan/ego diri sendiri. []