• Login
  • Register
Sabtu, 1 April 2023
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Aktual

Menitipkan Harapan pada Kamala Harris, Wakil Presiden Perempuan Pertama Amerika

“While I may be the first woman in this office, I will not be the last."

Hasna Azmi Fadhilah Hasna Azmi Fadhilah
09/11/2020
in Aktual, Rekomendasi
0
185
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“While I may be the first woman in this office, I will not be the last, because every little girl watching tonight sees that this is a country of possibilities.”

Tidak ada yang pernah menyangka, gadis kecil yang dulu harus berdesak-desakkan untuk naik bus ke sekolah di California itu kini mencetak sejarah besar. Dalam pidato kemenangannya, Kamala seakan memecahkan stigma bahwa dunia politik Amerika bukanlah untuk perempuan. Utamanya setelah Hillary Clinton kalah dari Donald Trump dalam pemilihan presiden periode lalu.

Banyak orang yang masih meyakini bahwa perpolitikan Amerika masih dipegang erat elit-elit konservatif yang tidak memungkinkan seorang perempuan, apalagi dari golongan minoritas bisa terpilih. Namun realita menunjukkan hal yang berbeda. Mayoritas rakyat Amerika yang sudah jemu akan narasi-narasi memecah belah dari Trump kemudian bersatu untuk memberikan amanah kepada kandidat yang berjanji untuk menyatukan Negeri Paman Sam.

Harris, yang kerap diragukan karena latar belakangnya: putri imigran Jamaika dan India, menunjukkan bahwa sudah saatnya perempuan untuk mengatakan ‘tidak’ pada semua keraguan yang ditujukan pada mereka. Dan, ia membuktikan tersebut pada dunia. Ia mencengangkan ratusan juta orang warganya dengan melenggang ke gedung putih setelah meraih 290 suara electoral bersama Joe Biden.

‘Momala’, begitu ia dipanggil oleh anak-anak Harris pernikahan pertama suaminya, Emhoff, telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin bila kita punya impian besar dan bekerja keras untuk mewujudkan hal itu. Sejak awal merintis karier, ia sudah terbiasa akan ketidaksetujuan banyak orang terhadap cita-citanya.

Daftar Isi

  • Baca Juga:
  • Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023
  • Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas
  • Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan
  • Siapa Orang Moderat Itu?

Baca Juga:

Nilai Inklusif dalam Perayaan Nyepi 2023

Refleksi: Sulitnya Menjadi Kaum Minoritas

Membincang Perempuan Pemimpin, dan Pemimpin Perempuan

Siapa Orang Moderat Itu?

Dalam video QnA singkat pada bio instagramnya, ia menceritakan jika ia sering mendapatkan saran untuk mundur dalam berbagai kompetisi yang ia ikuti, baik dalam kariernya sebagai jaksa, hingga dunia politik. Namun ia tak pernah menyerah.

Ia selalu mengatakan ‘tidak’ pada semua orang yang meragukan kapasitasnya, “You know, I have in my career been told many times, ‘It’s not your time. It’s not your turn. And let me just tell you, I eat ‘no’ for breakfast, so I would recommend the same. It’s a hearty breakfast.”

Ketangguhan Kamala itu tidaklah ia dapatkan secara instan. Didikan ibunya yang luar biasa membentuknya menjadi pribadi yang ulet dan cerdas. Semenjak kecil, ibunya yang juga mengidap kanker payudara mengajarkan padanya bahwa duduk santai dan terus menggerutu, tak akan memecahkan masalah. Bila mau persoalan selesai, kita semua harus bergerak mencari solusi.

Nasihat itu lah yang terus terngiang di kepala Kamala dan adiknya, Maya Harris. Tak heran, sejak kecil ia selalu dilibatkan dalam aktivisme yang dilakukan kedua orangtuanya. Bahkan beberapa kali mereka diikutkan dalam protes menuntut keadilan sosial. Ia ingat betul, dulu tak segan-segan ibunya membawa mereka dalam kereta dorong agar mereka familiar dengan pergerakan massa.

Dalam biografinya, Kamala Harris menambahkan bahwa hal tersebut tak terlepas dari kesadaran yang ditanamkan dari keluarga besarnya. Mereka semua menyadari bahwa dunia belum sepenuhnya memberikan keadilan pada semua orang. Dari sana lah, ia dan Maya Harris diajarkan untuk memahami betapa pentingnya esensi sejarah hingga politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Dari ibunya pula, mereka banyak mendapat inspirasi untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi banyak orang. Selain gigih mendorong semangat murid-muridnya yang berasal dari beragam latar belakang, Shyamala Gopalan Harris semasa hidupnya terus mengingatkan Kamala bahwa melayani rakyat merupakan tugas mulia, dan memperjuangkan keadilan bagi siapapun harus dilakukan sepanjang hayat sebagai bentuk tanggung jawab bersama.

Sebelas tahun setelah ibunya tiada, legasi perempuan India tersebut tetap tertanam kuat dalam diri Kamala. Bahkan, ia berkomitmen bahwa semua nilai-nilai positif yang ditanamkan ibunya takkan pernah ia lupakan, dan akan ia perjuangkan dengan sepenuh hati.

Kini, dengan jabatan wakil presiden negara adidaya, Kamala telah menginspirasi ratusan juta anak perempuan di berbagai belahan dunia bahwa tidak ada yang tak bisa diwujudkan oleh seorang perempuan. “Meski nanti akan banyak orang yang menyangsikan mimpi-mimpi yang kita punya,” dengan tegas Kamala berpesan agar kita tidak membiarkan orang menghentikan ambisi kita, “tapi kita lah yang harus memperlihatkan siapa kita sebenarnya.”

Dan, sejak saat kepercayaan rakyat Amerika dilabuhkan padanya, kita tentu berekspektasi agar Kamila tidak saja bergerak memperjuangkan kesejahteraan di Negeri Paman Sam, namun juga mampu membantu meredam konflik-konflik di berbagai belahan dunia yang disebabkan oleh kebijakan luar negeri pendahulunya, termasuk konflik Israel-Palestina yang masih menyisakan PR besar bagi administrasi Biden-Harris.

Terlebih, waktu kampanye tempo lalu Kamala tampak belum berpihak secara penuh pada korban-korban perang, utamanya di Gaza yang sangat menderita karena opresi pemerintah Israel yang semena-mena. Oleh karenanya, kita semua berharap kepemimpinan perempuan seperti Kamala akan memberikan warna berbeda untuk  mewujudkan perdamaian dalam jangka panjang, bukan justru menorehkan luka yang semakin mendalam bagi mereka yang termarjinalkan. []

Tags: Amerika SerikatKamala Harrispemimpin perempuanPerdamaianPerempuan Inspiratif
Hasna Azmi Fadhilah

Hasna Azmi Fadhilah

Belajar dan mengajar tentang politik dan isu-isu perempuan

Terkait Posts

Sepak Bola Indonesia

Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

1 April 2023
Agama Perempuan Separuh Lelaki

Pantas Saja, Agama Perempuan Separuh Lelaki

31 Maret 2023
Kontroversi Gus Dur

Kontroversi Gus Dur di Masa Lalu

30 Maret 2023
Ruang Anak Muda

Berikan Ruang Anak Muda Dalam Membangun Kotanya

29 Maret 2023
Puasa Dalam Perspektif Psikologi

Puasa Dalam Perspektif Psikologi dan Pentingnya Pengendalian Diri

28 Maret 2023
Flexing Ibadah

Flexing Ibadah selama Ramadan, Bolehkah?

28 Maret 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Melestarikan Tradisi Nyadran

    Gerakan Perempuan Melestarikan Tradisi Nyadran

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hadis Relasi Rumah Tangga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Kemerdekaan Indonesia Bukti dari Keberkahan Ramadan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Kasus KDRT: Praktik Mikul Dhuwur Mendem Jero yang Salah Tempat
  • Nabi Muhammad Saw Biasa Melakukan Kerja-kerja Rumah Tangga
  • Kiprah Nyai Khairiyah Hasyim Asy’ari: Ulama Perempuan yang terlupakan
  • Pekerjaan Rumah Tangga Bisa Dikerjakan Bersama, Suami dan Istri
  • Antara Israel, Gus Dur, dan Sepak Bola Indonesia

Komentar Terbaru

  • Profil Gender: Angka tak Bisa Dibiarkan Begitu Saja pada Pesan untuk Ibu dari Chimamanda
  • Perempuan Boleh Berolahraga, Bukan Cuma Laki-laki Kok! pada Laki-laki dan Perempuan Sama-sama Miliki Potensi Sumber Fitnah
  • Mangkuk Minum Nabi, Tumbler dan Alam pada Perspektif Mubadalah Menjadi Bagian Dari Kerja-kerja Kemaslahatan
  • Petasan, Kebahagiaan Semu yang Sering Membawa Petaka pada Maqashid Syari’ah Jadi Prinsip Ciptakan Kemaslahatan Manusia
  • Berbagi Pengalaman Ustazah Pondok: Pentingnya Komunikasi pada Belajar dari Peran Kiai dan Pondok Pesantren Yang Adil Gender
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist