Mubadalah.id – Hmm, anak muda, kalian sering galau? Siapa sih yang enggak? Apalagi di masa-masa belajar, lulus sekolah, atau setelah lulus kuliah, di mana pilihan hidup terasa seperti teka-teki yang sulit terpecahkan. Mau ngelanjutin studi, nyari pekerjaan, atau mungkin nyari passion baru? Semua itu sering kali bikin kita bingung dan stres.
Maka, penting bagi kita untuk menyadari bahwa perasaan galau ini bukan hal sepele. Jika kita biarkan, kebingungan ini bisa berujung pada stres berkepanjangan dan kehilangan motivasi. Dengan memahami dan mengelola perasaan ini, kita bisa menghindari dampak negatifnya dan melangkah lebih percaya diri menuju masa depan yang cerah.
Galau Dapat Berdampak Serius
Sering kali kita mendengar kata ‘galau’, baik dari musik, media sosial, maupun percakapan sehari-hari. Perasaan ini muncul ketika kita merasa gelisah, sedih, atau bingung, dan hampir semua orang, terutama remaja yang mencari jati diri, pasti pernah mengalaminya.
Biasanya, mereka menghadapi tekanan dari berbagai sumber, seperti akademik, lingkungan, dan media sosial, yang membuat perasaan galau semakin meningkat. Jika tidak mengelola tekanan ini dengan baik, kegalauan bisa berujung pada masalah serius yang mengancam kesehatan mental. Bahkan mendorong mereka mengambil keputusan ekstrem hingga mengorbankan nyawa.
Berdasarkan laporan dari Into The Light Indonesia, sepanjang 2024 tercatat 826 kasus bunuh diri. Di antara penyebabnya, yaitu tekanan psikologis dari berbagai sumber, stigma sosial yang membuat keluarga korban enggan melapor, serta kesehatan mental yang buruk seperti depresi dan kecemasan.
Banyak remaja yang kehilangan pegangan hidup akibat kurangnya pemahaman agama serta menghadapi masalah pribadi seperti putus cinta atau kegagalan akademik. Data menunjukkan bahwa angka kasus bunuh diri di kalangan remaja terus meningkat. Sehingga perlu adanya dukungan dan perhatian terhadap kesehatan mental mereka.
Dalam situasi sulit seperti ini, kita juga harus menemukan cara positif untuk menghadapinya. Dengan berpikir positif, kita dapat melihat setiap masalah dari perspektif yang lebih baik. Di mana pada gilirannya akan membawa keajaiban dan peluang baru dalam hidup.
Nah, artikel kali ini akan mencoba memberikan solusi menarik untuk mengatasi rasa galau itu! Yuk, kita bahas tentang Law of Attraction dan bagaimana enam langkah dari Pak Fahruddin Faiz dapat membantumu mengubah kegundahan menjadi peluang!
Enam Langkah Law of Attraction dari Pak Fahruddin Faiz
Dr. Fahruddin Faiz, M.Ag., adalah Dosen Aqidah Filsafat Islam di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan aktif dalam Kajian Filsafat di Masjid Jenderal Soedirman Yogyakarta sejak 2013. Beliau, yang populer dengan pemikiran filsafat Islamnya, banyak digemari karena cara penyampaiannya yang mendalam dan mudah kita pahami. Selain itu terkenal luas di media sosial melalui MJS Channel.
Dengan latar belakang akademis yang kuat, beliau menggunakan pendekatan unik yang membuat filsafat lebih praktis dan mudah kita pahami. Dalam salah satu video, beliau membagikan enam langkah tentang Law of Attraction yang beliau susun dari berbagai sumber, yaitu:
Pertama, mintalah apa yang engkau inginkan. Dalam agama, meminta diwujudkan melalui do’a. Jika seseorang tidak berani meminta atau bermimpi, bagaimana ia bisa meraih impian yang lebih besar? Maka, mintalah apa pun yang engkau inginkan.
Kedua, percayalah bahwa apa yang engkau inginkan akan terjadi. Keyakinan adalah kunci. eyakinan adalah kunci utama. Seringkali kita berdoa setengah hati dan kurang yakin. Meskipun tampak sepele, hal ini ternyata cukup sulit dilakukan. Maka, mantapkan hati dan hindari pesimisme.
Ketiga, siapkan dirimu menerima kesuksesan. Salah satu tanda keyakinan bahwa doa akan terkabul adalah kesiapan. Maka, persiapkan diri, baik secara lahir maupun batin, untuk menerima anugerah tersebut. Ibarat sebuah wadah, jika kita ingin meminta air, pastikan kita menyiapkan mangkok atau ember yang cukup besar untuk menampungnya.
Semua Karena Cinta
Keempat, visualisasikan keberhasilanmu. Hidupkan dalam pikiran, imajinasi, dan batin kita seolah-olah doa itu sudah terkabul. Bayangkan keberhasilan kita dengan detail, rasakan kegembiraannya, dan biarkan visi itu memotivasi langkah-langkah kita menuju tujuan. Setiap detik visualisasi akan semakin mendekatkan kita pada kenyataan.
Kelima, bersyukurlah atas apa yang kita miliki saat ini. Orang yang menerima keadaan hari ini adalah mereka yang siap menerima anugerah selanjutnya. Jika kita tidak bisa menerima situasi saat ini, kita tidak akan memperoleh anugerah berikutnya. Maka, jadilah pribadi yang senantiasa bersyukur dan mengurangi keluhan.
Keenam, rencanakan dan usahakan langkah-langkah untuk mewujudkan keinginanmu. Orang yang fokus pada keinginannya tidak akan berdiam diri. Mereka akan mengambil langkah nyata untuk mewujudkan cita-cita dan siap menerima hasilnya.
Misalnya, ketika kita menanam pohon, kita akan merawatnya dengan penuh perhatian, memberi air dan cahaya yang cukup, agar pohon itu tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang diinginkan.
Begitu pula, jika kita mencintai Allah, kita tidak perlu diperingatkan setiap hari, tidak perlu diancam dengan neraka, atau diiming-imingi dengan surga. Cinta itu akan mendorong kita untuk melakukan segala aktivitas dan ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan semua itu akan terjadi secara otomatis.
Bangun Vibrasi Positif dan Temukan Harapan dalam Hidup
Dengan mengikuti enam langkah dalam Law of Attraction, yaitu: mintalah apa yang engkau inginkan, percayalah bahwa apa yang engkau inginkan akan terwujud, persiapkan dirimu untuk menerima apa yang engkau inginkan, visualisasikan, syukurilah kondisi saat ini, dan upayakan sejauh kemampuanmu untuk mewujudkan keinginanmu. Maka, Allah dan alam semesta akan mengubah keadaan dan mewujudkan keinginanmu.
Salah satu kunci dari langkah-langkah tersebut adalah membangun vibrasi positif. Beberapa contoh vibrasi positif yang perlu kita tanamkan dalam hidup kita adalah kegembiraan, cinta, kebahagiaan, keceriaan, apresiasi, dan rasa syukur. Getaran-getaran positif ini akan membawa dampak baik bagi kehidupan kita.
Namun, jika hidup terasa sumpek, mungkin kita sendiri yang menciptakan vibrasi negatif, seperti rasa marah, cemas, takut, atau kebencian. Perasaan-perasaan ini hanya akan menghambat kita, membuat hidup terasa lebih berat, dan menarik hal-hal yang tidak kita inginkan.
Dalam penjelasannya, Pak Fahruddin menegaskan pentingnya membangun vibrasi positif dalam diri kita. Saat ini, kita sering terjebak dalam vibrasi negatif, yang mungkin disebabkan oleh pikiran kita yang terfokus pada hal-hal negatif, atau bahkan karena terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang penuh dengan negativitas.
Mari kita latihan untuk membersihkan pikiran-pikiran negatif tersebut. Allah menginginkan kehidupan kita penuh kebahagiaan, maka marilah kita hidup dengan bahagia. Caranya adalah dengan menghadirkan kebahagiaan itu dalam diri kita terlebih dahulu, dengan menunjukkan rasa syukur terhadap segala anugerah yang telah Allah berikan. Sikap syukur ini akan memunculkan energi positif dalam diri kita dan membawa dampak baik bagi kehidupan kita.
Hey Anak Muda, Jangan Galau Lagi!
Hemat penulis, berpikir positif dan membangun vibrasi positif sangat penting untuk menghadapi kegalauan dan tantangan hidup. Dengan mengikuti enam langkah dari Pak Fahruddin Faiz, Insya Allah kita bisa mengubah cara pandang dan menarik keajaiban.
Mari kita fokus pada hal-hal baik, bersyukur, dan berusaha mewujudkan impian dengan keyakinan. Sehingga hasilnya adalah terciptanya ruang untuk kebahagiaan dan kesuksesan.
IIngatlah, Allah selalu mendengarkan doa kita dan ingin memberikan yang terbaik untuk kita. Allah memberikan sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Sebagaimana dalam sebuah hadis qudsi riwayat Abu Hurairah r.a., dari Nabi Saw:
…..يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي
”Sesungguhnya Allah berfirman, “Aku menurut prasangka hamba-Ku..” (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, yuk, hadapi setiap kesulitan dengan sikap positif! Dengan begitu, kita akan menemukan kekuatan dalam diri untuk melewati rintangan dan meraih impian dengan penuh keyakinan. []