• Login
  • Register
Selasa, 20 Mei 2025
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
Dukung kami dengan donasi melalui
Bank Syariah Indonesia 7004-0536-58
a.n. Yayasan Fahmina
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
No Result
View All Result
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
Keadilan dan Kesetaraan Gender - Mubadalah
No Result
View All Result
Home Rujukan Hadits

Jalan Kasih Sayang

Faqih Abdul Kodir Faqih Abdul Kodir
08/05/2019
in Hadits
0
843
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Mubadalah.id – Seri Nabiyyurrahmah#1 Apa sih inti dari ajaran Nabi Muhammad Saw? Apa ya visi dan misi kerasulan Nabi Saw? Atau dalam ungkapan pertanyaan yang lain: jika bisa diringkas, kalimat atau kata apa yang bisa mencerminkan seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw? Jawabannya adalah jalan kasih sayang.

Dalam hadis Abu Hurairah ra (Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak), Nabi Saw memproklamasikan diri sebagai wujud kasih sayang yang diturunkan Allah Swt kepada umat manusia. Persisnya, diungkapkan bahwa: aku (maksudnya: Nabi Saw) adalah “rahmatun muhdatun”, atau kasih sayang yang dihadiahkan Allah Swt kepada manusia.

“Mereka yang menerima hadiah Allah Swt ini akan bahagia, dan mereka yang menolaknya akan sengsara”, kata Mulla Ali al-Qari (w. 1014 H/1606 M) dalam Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Masabih.

Ungkapan “rahmatan muhdatun” ini serupa dengan misi kerasulan Nabi Muhammad Saw yang ditegaskan al-Qur’an sebagai rahmatan lil ‘alamin, atau rahmat dan kasih sayang bagi semesta alam. “Tidak sekali-kali Kami utus engkau, kecuali sebagai (untuk menebar) kasih sayang kepada semesta alam”. (QS. Al-Anbiya, 21: 107).

Kata “muhdatun” dalam teks hadis tersebut, juga bisa berarti jalan yang dilempangkan. Sehingga, misi kerasulan Nabi Muhammad Saw bisa disebut sebagai kasih sayang yang dilempangkan sebagai jalan untuk umat manusia (lihat derivasi kata “h-d-y” dalam Ibn al-Atsir: Lisan al-‘Arab, juz 15, hal. 353-360).

Baca Juga:

Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan

KB dalam Pandangan Riffat Hassan

Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

Bisa dikatakan: Nabi Saw adalah jalan kasih sayang. Sehingga, bagi mereka yang ingin memperoleh kasih sayang, maka Nabi Saw adalah jalan dan teladan mereka. Atau bagi mereka yang ingin meneladani Nabi Saw, maka teladani dan jalani sifat dan perilaku kasih sayang beliau.

Dalam hadis Miswar bin Makhramah ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt mengutusku untuk menbar kasih sayang kepad semua manusia, maka sampaikanlah ajaran kasih sayang itu dariku, agar kalian semua disayangi Allah” (Riwayat Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).

Salah satu teladan Nabi Saw dalam hal kasih sayang, adalah sikap lemah lembut kepada semua orang. Hadis Jabir bin Abdillah ra, Nabi Saw bersabda: “Allah tidak mengutusku untuk menjadi keras pada orang dan menyusahkan, tetapi untuk menjadi guru yang memberi tahu, dan yang memudahkan” (Sahih Muslim, no. hadis: 3763).

Sementara hadis Anas bin Malik ra, Nabi Saw bersabda: “Permudahlah (urusan orang-orang) dan jangan bikin susah (mereka), sampaikan kabar yang menggembirakan (optimis), jangan menebar kabar yang menakutkan (pesimis)” (Sahih Bukhari, no. hadis: 69). Dalam ungkapan lain: “Permudah (mereka), jangan persulit, dan tenangkan (mereka), jangan (bikin mereka) gundah” (Sahih Bukhari, no. hadis: 6193).

Dus, inti ajaran Nabi Muhammad Saw adalah kasih sayang. Kasih sayang juga merupakan visi, misi, dan ringkasan dari seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Barangsiapa yang ingin meneladani Nabi Saw dan mengamalkan inti ajaranya, maka jadikanlah kasih sayang sebagai pondasi seluruh perilaku dalam hidupnya.

Implementasinya, kasih sayang harus menjadi pondasi bagi relasi intra personal dan antar personal seseorang, baik dalam relasi rumah tangga dan keluarga, maupun relasi sosial secara umum. Ia juga harus menjadi dasar bagi fatwa-fatwa keagamaan, terutama yang bersifat publik, dan kebijakan-kebijakan hukum yang mengatur seluruh masyarakat. Wallaahu al-musta’aan.

Baca artikel berikutnya: seri nabiyyurahmah#2

Faqih Abdul Kodir

Faqih Abdul Kodir

Founder Mubadalah.id dan Ketua LP2M UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon

Terkait Posts

Menghindari Zina

Jika Ingin Menghindari Zina, Jangan dengan Pernikahan yang Toxic

17 Januari 2024
Laki-laki dan Perempuan Berduaan

Benarkah Ada Setan di Antara Laki-laki dan Perempuan yang Berduaan?

27 Desember 2023
Gagasan Mubadalah

Melacak Gagasan Mubadalah dalam Hadits Telaah Faqihuddin Abdul Kodir

19 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Nabi Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (6): Ketika Nabi Berdiri Menyambut Kedatangan Perempuan

10 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah Perempuan

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (5): Mengapa Harus Menghormati Perempuan?

2 Oktober 2023
Al-Sittīn Al-‘Adliyah

Ngaji Al-Sittīn Al-‘Adliyah (4): Antara Idealitas dan Realitas Berinteraksi Sama Istri

25 September 2023
Please login to join discussion
No Result
View All Result

TERPOPULER

  • Bangga Punya Ulama Perempuan

    Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Rieke Diah Pitaloka Soroti Krisis Bangsa dan Serukan Kebangkitan Ulama Perempuan dari Cirebon

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

TERBARU

  • Peran Aisyiyah dalam Memperjuangkan Kesetaraan dan Kemanusiaan Perempuan
  • KB dalam Pandangan Riffat Hassan
  • Ironi Peluang Kerja bagi Penyandang Disabilitas: Kesenjangan Menjadi Tantangan Bersama
  • KB Menurut Pandangan Fazlur Rahman
  • Saya Bangga Punya Ulama Perempuan!

Komentar Terbaru

  • Asma binti Hamad dan Hilangnya Harapan Hidup pada Mengapa Tuhan Tak Bergeming dalam Pembantaian di Palestina?
  • Usaha, Privilege, dan Kehendak Tuhan pada Mengenalkan Palestina pada Anak
  • Salsabila Septi pada Memaknai Perjalanan Hidup di Usia 25 tahun; Antara Kegagalan, Kesalahan dan Optimisme
  • Zahra Amin pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Nolimits313 pada Perbincangan Soal Jilbab
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontributor
  • Kirim Tulisan
Kontak kami:
[email protected]

© 2023 MUBADALAH.ID

Selamat Datang!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Home
  • Aktual
  • Kolom
  • Khazanah
  • Rujukan
  • Tokoh
  • Monumen
  • Zawiyah
  • Kolom Buya Husein
  • Login
  • Sign Up

© 2023 MUBADALAH.ID

Go to mobile version