Mubadalah.id – Seri Nabiyyurrahmah#1 Apa sih inti dari ajaran Nabi Muhammad Saw? Apa ya visi dan misi kerasulan Nabi Saw? Atau dalam ungkapan pertanyaan yang lain: jika bisa diringkas, kalimat atau kata apa yang bisa mencerminkan seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw? Jawabannya adalah jalan kasih sayang.
Dalam hadis Abu Hurairah ra (Riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak), Nabi Saw memproklamasikan diri sebagai wujud kasih sayang yang diturunkan Allah Swt kepada umat manusia. Persisnya, diungkapkan bahwa: aku (maksudnya: Nabi Saw) adalah “rahmatun muhdatun”, atau kasih sayang yang dihadiahkan Allah Swt kepada manusia.
“Mereka yang menerima hadiah Allah Swt ini akan bahagia, dan mereka yang menolaknya akan sengsara”, kata Mulla Ali al-Qari (w. 1014 H/1606 M) dalam Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Masabih.
Ungkapan “rahmatan muhdatun” ini serupa dengan misi kerasulan Nabi Muhammad Saw yang ditegaskan al-Qur’an sebagai rahmatan lil ‘alamin, atau rahmat dan kasih sayang bagi semesta alam. “Tidak sekali-kali Kami utus engkau, kecuali sebagai (untuk menebar) kasih sayang kepada semesta alam”. (QS. Al-Anbiya, 21: 107).
Kata “muhdatun” dalam teks hadis tersebut, juga bisa berarti jalan yang dilempangkan. Sehingga, misi kerasulan Nabi Muhammad Saw bisa disebut sebagai kasih sayang yang dilempangkan sebagai jalan untuk umat manusia (lihat derivasi kata “h-d-y” dalam Ibn al-Atsir: Lisan al-‘Arab, juz 15, hal. 353-360).
Bisa dikatakan: Nabi Saw adalah jalan kasih sayang. Sehingga, bagi mereka yang ingin memperoleh kasih sayang, maka Nabi Saw adalah jalan dan teladan mereka. Atau bagi mereka yang ingin meneladani Nabi Saw, maka teladani dan jalani sifat dan perilaku kasih sayang beliau.
Dalam hadis Miswar bin Makhramah ra, Nabi Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Swt mengutusku untuk menbar kasih sayang kepad semua manusia, maka sampaikanlah ajaran kasih sayang itu dariku, agar kalian semua disayangi Allah” (Riwayat Tabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir).
Salah satu teladan Nabi Saw dalam hal kasih sayang, adalah sikap lemah lembut kepada semua orang. Hadis Jabir bin Abdillah ra, Nabi Saw bersabda: “Allah tidak mengutusku untuk menjadi keras pada orang dan menyusahkan, tetapi untuk menjadi guru yang memberi tahu, dan yang memudahkan” (Sahih Muslim, no. hadis: 3763).
Sementara hadis Anas bin Malik ra, Nabi Saw bersabda: “Permudahlah (urusan orang-orang) dan jangan bikin susah (mereka), sampaikan kabar yang menggembirakan (optimis), jangan menebar kabar yang menakutkan (pesimis)” (Sahih Bukhari, no. hadis: 69). Dalam ungkapan lain: “Permudah (mereka), jangan persulit, dan tenangkan (mereka), jangan (bikin mereka) gundah” (Sahih Bukhari, no. hadis: 6193).
Dus, inti ajaran Nabi Muhammad Saw adalah kasih sayang. Kasih sayang juga merupakan visi, misi, dan ringkasan dari seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad Saw. Barangsiapa yang ingin meneladani Nabi Saw dan mengamalkan inti ajaranya, maka jadikanlah kasih sayang sebagai pondasi seluruh perilaku dalam hidupnya.
Implementasinya, kasih sayang harus menjadi pondasi bagi relasi intra personal dan antar personal seseorang, baik dalam relasi rumah tangga dan keluarga, maupun relasi sosial secara umum. Ia juga harus menjadi dasar bagi fatwa-fatwa keagamaan, terutama yang bersifat publik, dan kebijakan-kebijakan hukum yang mengatur seluruh masyarakat. Wallaahu al-musta’aan.
Baca artikel berikutnya: seri nabiyyurahmah#2